Selasa, 22 Mei 2012

Ujian special


    Pagi ini ujian khusus special. Akan di mulai. Semua siswa kelas dua, semuanya tela hadir di kelasnya masing2.
    Oleh para guru. Anak2 kelas satu, semua di liburkan. Dan kelasnya di pakai buat ujian. Sedangkan anak kelas tiga. Tetap masuk, tapi mereka di larang memasuki kelas atau berada di sekitar kelas yg di gunakan buat ujian.
    Para siswa yg mengikuti ujian. Semua di periksa tidak boleh membawah apa pun kecuali pensil dan penghapus serta rautan pensil. Pensil boleh membawah sebanyak sesuka murid.
     Di kelas 2b. Adon seperti biasa, ia melakukan ritual menjahilin lebih dulu untuk meningkatkan semangatnya. Dan yg jadi korbannya kali ini adalah Nima. Sontak setela lembar ujian di bagikan, Nima kelabakan, pensilnya yg hanya satu2 itu hilang.
  "Baiklah! Apa kalian suda siap semua?" ujar pak Aswan yg jadi pengawas di kelas ini.
  "Maaf pak! Pensilku hilang."
   "Hilang! Bagai mana itu bisa terjadi?"
  "Tadi di meja saya pak! Setela saya membagikan lembar soal ke belang. Pensil saya suda nggak ada?"
  "Kau punya pensil yg lain?" tanya pak Aswan.
  "Tidak pak!"
  "Siapa yg bawah pensilnya Nima," semua diam tak ada yg jawab.
     Wati yg duduk di belakang pun maju. "Ini pakailah! Aku masih punya dua lagi."
  "Makasih ya."
    Pensil itu belum di raut dan Nima pun meminta ijin keluar sebentar dan meraut pensilnya.
    Di luar kelas saat Nima meraut pensil. Areon mencoba menyelinap masuk. Sepertinya ia ingin melihat Nelly yg juga mengikuti ujian di kelas 2b ini.
  "Nelly! Nelly, Nelly semangat," bisiknya di dekat jendela.
     Pak Aswan pun tau, ada Areon yg mengintip di jendela. Pak Aswan yg seorang wali kelas 3a itu kemudian menyuru seorang guru untuk membawa Areon siswa 3a itu menjau dari tempat ujian.
  "Suda pak," ucap Nima. Pak Aswan pun mengangguk.
  "Suda siap semua? Ujian di mulai!"
     Jam wekker penanda ujian pun di nyalakan oleh pak Aswan. Ujian berjalan dengan kidmat.
    Tiga jam berlalu. Jam wekker pun berbunyi. Tertanda ujian selesai. Lembar jawaban segera di kumpulkan.
    Pak Aswan pun lalu memberitau. Besok libur dan nilai ujian akan di beri taukan pada hari senin depan. Selesai pemberitauan. Segera para siswa langsung berlarian keluar.

    Di depan kelas.
  "Akhirnya selesai juga. Capek rasanya!" Nima menekuk2 jarinya.
  "Pulang yuk!" ajak Wati.
  "Terima kasih ya?" ucap Adon tiba2 sambil memperlihatkan pensilnya. Sesuda itu Adon pun lari keluar.
  "Itu! Itu kan pensilku! Jadi dia yg mengambil!" Nima langsung mengejar Adon.
  "Adon... Mati kau!" suara Nima menggema.
  "Nima tunggu!"
 "Hai Wat. Mau ikut liburan nggak," ujar Zerry spontan tiba2.
  "Kita liburannya nggak berduaan? Kok. Adon, Igih, Seno dan beberapa teman lain juga mau ikut. Kita bisa ramai2 di sana, Rista dan Mona juga ada!"
  "Makasih ya, aku nggak ikut. Di rumah ada banyak kerjaan? Maaf ya," Wati pun berlari mengejar Nima.
  "Hay Zerry! Kan masih ada aku. Kita bisa foto berduaan kan," ujar Rista yg baru muncul.
      Zerry pun berlalu tak peduli. "Sampai ketemu nanti sore!"
  "Da......," Mona pun melambaikan tangannya.


T

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More