Selasa, 15 Maret 2011

Dia itu keponakan ku !



    Vita adalah cewek tomboy yang suka bertingkah sesukanya. Walau gitu, ia tercatat sebagai siswa dengan perinkat satu di kelasnya. Karna sifat malasnya dan suka seenaknya itu. Vita tak banyak memiliki teman. Dan hanya si May seorang siswi cantik, riang dan anak orang tajir itu saja yang mau berteman dengannya.
Sayangnya tahun ini meraka tak sekelas.
   Pagi suda meninggi. Dari luar kamar Vita.
  "Vita... ! Sayang. Suda siang. Sekolah. Cepat !" suara mamanya meninggi di luar kamar.
"Iya Ma, siap...!" Vita teriak balik.
Dengan mata masih agak rapat. Vita pun beranjak dari ranjangnya dan lalu kekamar mandi, ia pun lalu langsung menyemplung di bak kamar mandi.
 "Dingin !"

   Depan meja kakan.
 "Vita duduk. Sarapan dulu," printah Mamanya.
 "Suda telat ma ?" Vita bergaya agak panik. Dan tampa permisi Vita dengan cekat menyahut roti yg akan di santap mamanya.
 "Sorry ma !" ucapnya sambil ia langsung hengkang.
    Tak sampai dua langka. Vita balik badan. "Rivan mana ?"
 "Ia suda berangkat duluan!"
 "Sukurlah, selamat ?"
 "Sukur apa ?"
 "Nggak apa2. Brangkat dulu ma !" pamitnya.
 "Hati2 di jalan !"
 "Iya... End sorry rotinya... "

     Keluar dari rumah. Vita langsung mensetater mobilnya.
Mobil Vita berjalan kesekolah. Masuk, parkiran dan Vita pun langsung kekantin. Cari menu tambahan.
Mumpung belum waktunya masuk. Bel belum bernyanyi.
   Salah satu meja di kantin.
 "Hay Vit, " safah May.
 "Hay balik," ucapnya sambil nyosor semangku bakso.
 "Vit, tau nggak ?"
 "Nggak tau !" sahutnya ketus.
 "Ada siswa baru ! Dia itu ganteng banget . Baru datang dari Inggris ," ucapnya bersemangat.
 "Emangnya punya urusan apa denganku !"
 "Udalah, nggak asyik, " May cemberut.
  Bersamaan itu, bel masuk pun berbunyi.

   Di kelas.
     Para siswa suda menempati bangkunya masing2. Pak wakepsek Bintarno pun muncul bersama seorang siswa. Pak Bintarno lalu berbisik pada ibu guru Karin wali kelas 2. Wakepsek itu pun lalu keluar.
  "Anak2 perkenalkan. Mulai hari ini Rivan akan jadi baru kalian .
     Suasana seketika gadu, ribut terutama para cewek ketikah Rivan di perkenalkan.
 "Tenang! " teriak bu Karin sambil memukul meja dengan penggaris.
 "Rivan sekarang silakan duduk dengan Ziko."
 "Baik bu, permisi !".
     Rivan pun menujuh ke bangkunya.
    Di bangku yang di duduki Rivan pas bersebrangan dengan bangku Vita.
 "Hay tante !" bisiknya samar2 tapi terdengar jelas oleh Vita.
    Seketika itu tampa ampun. Vita lansung nginjak kakinya Rivan dengan maksut agar Rivan tak mengulangi kata itu di kelas.

    Suasana seketika gadu lagi oleh teriakan kecil Rivan. Cewek di kelas hampir semuanya memandan tajam Vita. Cewek2 ini sepertinya tak rela Rivan yg jadi idola baru di kelas ini mendapatkan barusan di pertamanya.
 "Suda2. Diam !" sekalih lagi suara bu Karin meninggi.
    Keadaan pun seketika kondusip.
 Ulangan pun di mulai.

    Waktu istirahat tiba.
     Di lorong kelas. Vita berjalan sendiri menujuh ke kantin. Rivan tiba2 muncul dan mengagetkan Vita.
 "Hay tante, ikut dong !"
    Stttt... Vita membuat tanda di bibirnya. Supaya Rivan diam.
 "Apa ?"
   Vita lalu clingak clinguk.
 "Tante mau kemana ?"
"Van !. Kau masih ingatkan apa yang ku pinta? " tegasnya.
"Iya! " ucapnya ringan. "Tapi nggak apa2 kan nggak ada yg dengar ?"
 "Oke! Dan jangan ikuti aku !"
    Rivan menggaruk kepalanya. Bersamaan dengan Vita menjau. Ziko pun muncul dan langsung mengandeng Rivan pergi.

   Di kantin.
    Vita coba memejamkan matanya di salah satu tempat dudukan. Di saat mata Vita benar2 rapat. Mimi tiba2 datang dan membuat Vita hampir terjungkal kaget !
 "May.....!"
 "Ah....," Vita teriak kaget.
 "Sorry de ?"
 "Apaan si !"
 "Tadi kalian berduaan sama Rivan kan ?"
 "Bukan urusan mu !"
 "Sepertinya kalian suda saling kenal, " terkanya.
      Vita hanya diam aja.
 "Rivan itu tampan dan dari luar negeri pula !"
   Vita sibuk sendiri tak memperhatikan.
 "Hem. Jangan2 kau suda jadian sama ...?" tangan May menunjuk ke muka Vita.
"Dia itu keponakan ku tau!" Vita keceplosan dan langsung menutup bibirnya.
     May tertawa terbahak2 seperti orang gila. Tangan May lalu meraba jidat Vita dan memeriksanya.
 "Nggak panas. Baru jatu di mana !. Saraf ya ?"
     Vita kemudian bangkit dan berlalu saja dari kantin.
"Vita tunggu? " May lalu mengejar Vita yg berjalan cepat.

   Pulang sekolah.
     Di lorong kelas. Vita berjalan seorang diri. Rivan datan dan lalu menjejerinya.
 "Tante! " safanya.
    Vita diam tak menggubris. Ia hanya tersenyum.
 "Pulang dulu ya !" pamitnya dan Rivan lalu berlari keluar.
     Kemudian. May pun muncul dari samping Vita dan menjejerinya.
 "Pasti sedang merencanakan kencan ya?" tuduhnya.
 "Dia itu keponakan ku....! " kali ini suara Vita terdengar tegas.
 "Masih saraf ya. Tenang aku punya obatnya di jamin manjur? "
 "Ini beneran !"
 "Beneran dari Hongkong. Nggak mungkin tau, " May tak percaya.
      Vita mengambil nafas. "Begini dengarkan. Setahun lebih setelah mama end papa menikah. Kak Rivianto lahir. Dan 25 tahun kemudian. Kakak menika dan setahun lebih berikutnya setelah itu Rivan pun lahir. Bersamaan itu mama sedang hamil 5 bulan untuk ke dua kalinya. Itu aku ! Paham!"
    May terdiam menyimak. "Benarkah ?" May butuh kepastian.
   "Benar........... "
  Setelah cerita barusan di kumandangkan. Teman2 Vita yg mendengarkan cerita barusan. Vita kemudian di kerubutin seperti semut dan semuanya mengatakan kata yg sama.
  "Tante. Tante !"
   Vita langsung melepaskan diri dari kerumunan. Ia pun kemudian kabur keluar. Di luar Hp Vita berdering.
Dari May.
"Hallo ! Tante. Bisa jadi mak comblang nggak ?"

"Ogah................ !"

    End

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More