Jumat, 18 Mei 2012

Chronicle Wati




        Malam ini Wati terbangun dari tidurnya. Ia pun keluar rumah, menghirup udara malam. Di luar, Wati merasakan hawa dingin dan ia yakin, itu bukanlah udara malam. Perasaan Wati pun merasa tidak enak. Keganjilan memang terasa di malam ini.
      Rembulan memerah malam ini. Sesuatu yg sangat besar akan terjadi, seperti yg perna terjadi ratusan tahun lalu. Bulan merah itu tertanda energi negativ dari sebuah hutan tela meledak. Di mana, di dalam hutan itu ada sebuah bangunan pra sejarah yg sangat angker. Dengan satu pintu raksasa, dan di topang dengan lima pilar yg menusuk bangunan tersebut.
       Pagi menjelang. Pagi2 sekali berita meletusnya gunung merapi malam tadi, jadi buah bibir masyarakat. Pagi ini Wati ikut prihatin pada korban yg tertimpa letusan gunung tersebut.
       Seminggu setela letusan itu. Suasana duka masih terasa. Di samping kabar letusan tersebut. Kabar tentang munculnya monster baru2 ini santer terdengar. Di kabarkan juga sekelompok prajurit yg tak di ketahui asal kesatuannya. Datang dan langsung meringkus para monster2 itu, setela penangkapan tersebut para prajurit2 itu pergi entah kemana?
       Dengan kabar yg terakir itu, Wati nggak peduli. Pagi ini Wati berangkat ke sekolah dengan mengendarai sepedanya. Di dekat spbu Arthur. Wati menghentikan sepedanya di samping seorang siswi berpostur gemuk, namanya Anisa.
  "Hai! Pagi, terima kasih ya kemarin!" sapa Wati. Anisa bersekolah di sma yg sama dengannya. Anisa anak kelas 2a, sedangkan Wati anak kelas 2b.
  "Sip! Sesama anak sma imprest, harus saling bantu," balasnya.
      Tit tit... Sebuah suara skuter berkumandang terdengar. "Pagi, gemuk...," sapa Sinta langsung pada teman sebangku nya itu.
  "Pagi juga, krempeng!" sahutnya.
  "Nis pulang sekolah nanti kerumah ku ya?" ajaknya.
  "Ngapain!" judesnya.
  "Ada de..."
  "Oke! Dengan satu sarat...."
  "Semua sarat bisa di penui. Pokoknya beres, kecuali..." Sinta pun meringis. "Taulah..." Sinta pun segera menyalakan skuternya kembali, dan Anisa di tinggal begitu saja.
  "Oya Nis, aku duluan ya," Wati juga ikut2an pergi.
  "Hi...! Awas ya kalian," suara Anisa pun berkumandang.
      Wati kembali mengayu sepedanya dengan santai. Di pertigaan jalan itu, Wati berpapasan dengan seorang pemuda ganteng blasteran amerikah. Namanya Zerry. Mereka tak saling bicara, hanya menyapa dengan melambaikan tangan.
      Di belakangnya, sebuah angkot langsung nyelonong tiba dan hampir saja menyerepet Wati.
"Hoe teman sekampung! Sorry..." ujar seorang siswa yg berlagak jadi kernet angkot itu. Tentu, Dia adalah  Adon teman sekelasnya. Yg di kenal sebagai biang kerok keonaran di sekolah.
      Wati bernapas lega, setela lolos dari ulah Adon barusan. Ia pun minggir dan turun dari sepedanya. Mobil bmw pun melintas di sampingnya. Di dalam mobil itu, jelas terlihat seorang cewek yg akan bakal jadi teman berantemnya yg sangat seru dan tak ada matinya. Rista...

     Saat Wati akan mengayuh sepedanya lagi. Sejengkal di depan sana, sma imfrest suda terlihat di depan mata. Seseorang lalu memanggilnya.
  "Wati, tunggu...," Nima teman sebangkunya itu pun datang dari arah belakang.
  "Hai, pagi," Wati kembali turun dari sepedanya.
  "Kau taukan berita tentang monster yg kemarin itu?" jelas Nima.
  "Ia! Tapi, sudalah? Jangan di bahas. Ayo," ujarnya.
  "Tunggu..."
       Wati pun langsung saja menujuh ke sekolah sambil menggandeng sepedanya. Dan Nima pun mengikutinya dari belakang. Saat Wati akan memasuki gerbang sekolah, Areon dan Nelly datang dengan mengendarai skuternya Areon.
      Setela memarkir sepedannya dekat pos satpam sekolah. Nima yg ada di belakang Wati, tersandung dan menabrak Mona. Mereka pun bertengkar kecil. Igih kemudian datang dan lalu memisahkan dua cewek tersebut. Setelah di pisahkan Igih, keduanya lalu pergi ke kelasnya masing2.
  "Nim, bentar ya. Aku ke kantin dulu. Ada urusan bentar."
  "Urusa apa? Bentar lagi uda masuk," jawab Nima.
  "Iya."
      Wati kemudian segera ke kantin. Saat berjalan menuju kantin itu, Wati tiba2 bertabrakan dengan seorang wanita, sepertinya ia siswi baru di sma ini.
  "Maaf, maaf!"
  "Kau tak apa2kan," balas Wati.
  "Oya! Perkenalkan aku Yuniky milkina. Siswi baru, panggil aja Unik."
     Wati pun tersenyum manakalah nama itu di dengarnya barusan.
  "Aneh ya..., namanya?" tambahnya.
  "Bukan aneh, Unik?"
  "Iya? E,e..."
  "Uda, permisi!" Wati pun pamit dan melanjutkan ke kantinnya. Di kantin, ia pun bertemu dengan seseorang siswa.
  "Hai!" siswa cowok itu melambaikan tangannya. Dan Wati pun kemudian duduk di depan siswa tersebut.
  "Siapa kau? Kau bukan siswa sinikan," tanya Wati.
  "Perkenalkan aku Otpic..."
  "Langsung saja. Kenapa kau ngirim surat itu ke rumah."
  "Tenanglah, aku cuma ingin memberi taumu saja. Sebentar lagi akan ada peristiwa besar dan kau akan ada di dalamnya."

    "Apa maksut mu?"
  "Beberapa hari lagi peristiwa yg menghebohkan ini akan terjadi. Dan semua orang yg kau temui hari ini, di cerpen ini.  Kecuali cewek yg namanya aneh itu. Aku nggak tau, kenapa ia bisa nyangkut di tempat ini. Yg jelas semuanya akan terlibat. Jadi waspadalah dan hati2..." setela berkata seperti itu, Otpic pun menghilang seketika seperti hantu.
      Wati terperanjat memandang. Bel masuk pun berbunyi. Wati kemudian langsung lari ke kelasnya.


 
T

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More