This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 27 Agustus 2012

Cerpen ; Realita-exsen. blogspot.com



     1_Di bumi lokal desaku.
      2_Koi continued.
        3_Cerita yang kelewatan.
          4_Cinta, ikhlas.
            5_Dia Anisa.
        6_Hajat mendesak.
    7_jangan salahkan aku.
   8_Mantra setan.
  9_Nyamuk super.
     10_3 cerpen Agos.
        11_Rahasia Karin.
          12_Bis Akerat.
            13_The Jec hidy.
               14_Otak kosong.
                 15_3mens 1car.
                    16_Drama cuek.
      17_Black coat.
  18_Ekspedisi tidur.
            19_Little kid bengal.
        20_Adventur of kertas.
   21_Mikhail vs Dragon.
      22_Hali : Aku tak gila.
        23_Dia itu keponakan ku.
          24_Wanted warning.
            25_Arwa + Na.
              26_Dunia nggak boleh berakir.
                 27_Salah kemping.
                    28_Judul extrim.
                        29_kaplet Factorx.
                           30_Ukuran 80b.
               31_The lost Herbal city : Atas tiang.
             32_The lost Herbal city : Surat kaleng.
           33_The lost Herbal city : Hologramer.
   34_May elizabetd victoria caroline zhandradica.
      35_Fosibel hole.
          36_Jilbap Vita.
               37_Hati merah.
                   38_Si cantik yang hidup lagi.
                    39_Yang kemarin itu.
                    40_Nanto tau.
                    41_Sayap Riana.
                    42_Cuma tanya.
  43_Kenangan terakhir ; Terror error.
  44_Kenangan terakhir ; Fatvirus.
  45_Kenangan terakhir ; Tugas besar.
  46_Kenangan terakhir ; Bos Satto.
  47_Kenangan terakhir ; Bunga plam.
  48_Kenangan terakhir ; Injak bumi B1.
  49_Kenangan terakhir ; Injak bumi B2.
  50_Kenangan terakhir ; Injak bumi B3.
  51_Kenangan terakhir ; Spirit.
          52_Jentik malaria.
              53_Monster have.
                54_Serpihan bintang.
                  55_Peledak kematian.
                    56_Raja bom iblis.
                       57_Kristal pelangi.
                         58_Chronicle Wati.
                                                  59_Ular Adon.
                                               60_Kantin pak Usman.
                                             61_Zerry rist thomson.
                                           62_Wati nurfaidah.
                                         63_Rista alice syarendra.
                                       64_Mona panik.
                                     65_Paham, tau end sinting.
                                  66_Kejelasan seribu tahun.
                                67_Duel hidup mati.
                             68_Ujian special.
                           69_Profesor Cmong.
                         70_Libur ke Bali.
                       71_Pesta berakhir.
                     72_Percobaan sinting.
                  73_Selamatkan Wati.
                74_Pesan antabranta.
             75_Markas PPKN.
          76_Fighting terakhir.
             77_Pendekar Atas awan.
           78_Anak petir.
            79_Hantu ikut sekolah.
                   80_Identitas pelayan vol 1.
                   81_Identitas Pelayan vol 2.
                 82_Identitas Pelayan vol 3. 
            83_Gadis angin.
        84_Pengelihatan Elita.
      85_Bertemu teman.
   86_Kebun dunia buah.
87_Satria Beneran.
    88_Yang terpilih.
      89_Raja kepiting.
       90_Abad millenium.
        91_Bukan titisan dewa.
          92_Pencarian Hamdan.
           93_Dari masa depan.
             94_Lived fruit.
               96_Surprise.
            97_Indra terakhir.
         98_Paduka Otpic.
     99_Sentuan GEN.
  100 _ 2012 - Dan berakhirnya sebuah cerita !!!
 
                                              101 %. Cerpen; Realita-exsen.blogspot.com

                                                                              end,

2012 - dan berakhirnya cerita

       Tanggal 17 maret 1983 . Hari itu tela terjadi sebuah peristiwa besar. Keluarga Suniy ke datangan seorang pria paling tampan di dunia? Namanya Otpic! Menurut sesepu keluarga Suniy, anak yg terlahir tersebut akan menjadi orang hebat! Dan akan membuat bangga keluarga.
        Waktu berjalan dengan sangat cepat. Saat ini suda tanggal 12, bulan 12 dan tahun 2012 . Menurut Ramalan dari bangsa Maya mengatakan. Hari ini adalah hari terakhir. Menurut Otpic itu memang benar. 12,12, 2012 memang suda hari terakhir dari bangsa Maya tersebut.
         Tapi buka hari terakhir dari tanah air yg di injak oleh Otpic saat ini! Otpic yakin. Sebagai seorang warga negara Indonesia. Otpic bangga menjadi penduduk di negara terkaya di dunia. Dan Otpic yakin di tahun2 ke depan nantinya. Negeri ini akan menjadi negara paling hebat di dunia?
          Usia Otpic saat ini suda 29 th. Dengan mata terpejam. Saat ini Otpic bersemedi di ujung dermaga. Ia mencoba merenungi hidupnya. Pasangan hati suda ada. Harta berlimpa juga suda punya. Teman dan sahabatnya setia di sampingnya. Kurang apa lagi! Ibadah, Alhamdulillah bisa tepat waktu?
          Di ujung dermaga itu. Otpic gunda pada apa yg ia mau, apa yg ia punya. Dan apa yg Otpic miliki. Jelas ini semua tidak akan abadi. Setela dia mati. Semua yg di milikinya akan menjadi urusan di dunia. Dan itu pasti!
            Kebimbangan hatinya itu tak bisa di jawabnya. Tak bisa di mengertinya. Dan tak bisa di pahaminya. Otpic benar2 bingung pada dirinya. Ke kesusahan hatinya. Kegalauan jiwanya. Bunuh diri bukan jalan akhir. Di sekitarnya masih banyak kenikmatan yg perlu ia sambut. Si Dia juga menunggu tuk di jamah!
          Masih di tempanya Otpic berdiri. Hari itu, siang itu. Pas jam 12 siang. Usai bakda dhuhur. Sinar mentari tak begitu panas. Alam terasa teduh! Suasana menyenangkan, tapi tidak di hatinya. Di bawah naungan topinya itu. Otpic merasa hari ini akan terjadi sesuatu. Dan Otpic tak tau itu apa!
 
   Siluet tres.............................................
     Sebuah pesawat ufo terbang renda. Ufo itu pun terjatu, mendapat darurat pas di hadapannya. Otpic bingung. Mau apa pesawat ufo itu di marih dan harus di apakan?
      Dari pesawat itu. Pintunya pun terbuka. Sesosok mahkluk berwarna hijau dan berambut corbes keluar. Dalam keadaan lemah, mahkluk itu pun menghampiri Otpic. Otpic masih bingung apa tindakan yg akan di lakukannya. Ini sebuah pengalaman luar biasa yg mungkin hanya dia satu2nya. Alien itu pun memberinya sesuatu? Walau Otpic tak bicara. Sepertinya, alien itu tau yg tak terpikirkan Otpic.
      Mahkluk alien itu pun meninggal. Jasadnya tiba2 mengering dan lalu mencair, beruba menjadi pupuk cair. Sebenarnya itu apa. Fenomena barusan. Otpic pun berdiri, ia langsung kabut lari menggidik ketakutan. Sambil membawah sebuah kotak pemberian dari alien barusan mencair itu.
      Kotak itu dalam pelariannya. Di bukanya dan berisikan sebuah kelereng bercahaya!
Lintasan lorong waktu. Otpic pun terhisap ke dalamnya. Masa depan yg ingin di ketahuinya. Terlihat nyata di rasanya...
     Siluet tres......................
     Berakhir!

 

Sentuan GEN

       Kawah putih sore itu. Suasana pengunjung suda mulai sepih. Di tempat itu hanya tinggal beberapa pengunjung saja, di antaranya adalah seorang pemuda bernama Otpic.
       Otpic! Ia hanya seorang pemuda biasa. Ia bersekolah di smu panen jaya Labuhan dan baru kelas 3b. Di tempat wisata kawah putih itu. Otpic sedang liburan sekolah seorang diri. Sore semakin larut para pengunjung hanya tinggal Otpic seorang. Otpic pun duduk di pinggir danau tersebut.
      Di pinggir danau itu. Otpic melihat sesuatu yg mengapung di tengah2 danau. Di lihat2 benda itu mengarus ke tepian pas ke arahnya. Sampai di tepi, Otpic pun memungut benda tersebut. Sebuah bola kristal!
       Di tangan Otpic, bola kristal itu tiba2 bercahaya. Otpic kaget, bola kristal itu pun di jatukan. Dari bola tersebut, silauan cahaya membumbung tinggi membentuk sebuah mahkluk menyerupai manusia, tapi bukan manusia. Lebih mirip jin gembrot.
   "Siapa yg tela berani membangunkan ku!" ujar dari si gembrot itu.
      Otpic terdiam tak bisa berkata apa. Tubuhnya membeku sendiri tak bisa di gerakan. Otpic pun tergeletak begitu saja. Pingsan!
 
    Lintasan waktu!
     Bau masakan tercium sangat lezat. Hidung Otpic bergelora oleh bau itu. Matanya pun di bukanya. Otpic tela terduduk bersandar sofa. Mukanya menole ke kanan kiri, ia bingung di mana ini.
  "E! Kau suda bangun. Sebutkan apa tiga permintaan mu itu?"
  "Siapa kau?"
  "Tadi kau yg membangunkan aku! Sekarang apa mau mu!" si gemuk itu mendekatkan wajahnya sambil menjulurkan lidahnya.
     Otpic terdiam lagi, nggak tau apa yg di maksud si gembrot ini. Sekilas, tiga permintaan...
  "Cepatlah! Katakan. Apa mau mu. Semua akan ku kabulkan. Kecuali tiga hal. Itu di luar jangkauanku!  Mematikan orang, membuat jatuh cinta dan menjadikan mu seperti tuhan!" tuturnya sambil menyantap ayam bakar.
     Tanpa ragu! Otpic pun berkata. "Aku ingin bisa mengendalikan Gen sebebas, sesuka dan semau aku?"
  "Mengendalikan Gen? Apa itu?"
  "Kau baca saja pikiran ku. Kau bisa melakukannya kan!"
  "kau pikir aku ini siapa?" si gembrot itu membusungkan dadanya. Si gembrot itu pun lalu memegang kepala  Otpic dan menerawang pemikirannya. "Oh... Seperti itu!"
  "Lakukanlah cepat!"
      Tubuh si gembrot itu lalu bersinar, ia kemudian merasuk ke dalam tubuhnya Otpic. Sesaat Otpic pun kerasukan. Si gembrot itu lalu keluar kembali.
  "Lalu apa permintaan mu yg ke dua. Katakan lah?"
  "Yg ke dua? Hai mahkluk jelek. Itu suda tiga permintaan. Kau bodoh ya?" ujar Otpic memberi tau.
  "Tiga?!"
  "Ia tiga! Pertama yg ku minta. Ke dua aku meminta mu melihat pikiran ku. Dan yg terakhir, lakukanlah cepat. Itu suda tiga permintaan, dasar bodoh!"
  "Iya? Iya2 terima kasih ya?" si gembrot itu pun menghilang dan lalu kembali ke bola kristal itu.
     Otpic pun memungut bola kristal itu lagi. Otpic pun melemparkannya ke semak2 hutan. Sofa yg di duduki  Otpic suda menghilang bersamaan dengan menghilangnya si gembrot itu.
  "Pergi sana. Dasar mahkluk bodoh! Sekarang aku suda dapat apa yg ku mau. Akan ku pakai untuk apa ya?"
       Mentari suda mulai naik dari ufuk horison pagi ini. Di bis yg menuju ke surabaya itu. Otpic duduk tenang di kursi belakang bis tersebut. Di depannya dua cewek seusianya sedang mengobrolkan sesuatu. Otpic tertarik dan menyimak obrolang tersebut.
         Kemarin Otpic telah menguji coba kemampuan pengendali Gen miliknya pada beberapa orang. Percobaan sukses! Tapi beberapa orang yg menjadi korban percobaan Otpic. Tak bisa menerimanya dan cenderung malah terkaget2 panik.
         Contohnya! Pagi itu di sebuah restoran jalanan. Selesai Otpic makan. Otpic pun iseng mengumpulkan Gen penumbu pada ujung jarinya. Otpic pun menyentukan jarinya pada seorang gadis berjilbab putih yg sedang menyantap sarapan pagi bersama beberapa temannya. Setela di sentuh Otpic. Tiba2 payudara cewek berjilbab tersebut. Membesar sepuluh kali lipat. Bajunya pun seketika robek! Kepanikan terjadi.
Melihat kejadian itu Otpic pergi begitu saja, ia tak ingin ikut larut dalam kepanikan di restoran itu. Dan untuk menutupi jejaknya Otpic pun lalu memanjangkan rambutnya seketika tampa di sentunya.
         Tak sampai di situ. Setela dari restoran itu. Otpic pun mencegat angkot di pinggir jalan. Di sampingnya seeorang cewek gemuk datang juga ikut menunggu angkot datang.
         Angkot pun muncul. Setelah berhenti cewek gemuk itu langsung menyerobot masuk. Karna tubuhnya besar. Cewek itu pun susa masuk ke dalam. Otpic tak sabar. Otpic pun mengumpulkan kembali energinya.  Gen penyusutan di kumpulkan di ujung jari. Cewek gendut itu pun di bikin Otpic langsing seketika! Kepanikan lagi2 terjadi. Baju bagian bawah yg berukuran besar itu pun melorot di dalam angkot.
          Otpic nggak jadi naik angkot tersebut. Otpic pun menyingkir dari antara keriuan penumpang dan si korban.
        Kembali ke dalam bis tersebut. Otpic benar2 menyimak obrolan ke dua cewek itu. Pikiran iseng Otpic pun kambu. Otpic berencana akan membuat fisik ke dua cewek itu melar memanjang. Dan ke hebohan apa yg akan terjadi.
       Otpic mulai menyatukan kekuatan Gennya lagi. Otpic pun bersiap menyentu ke dua cewek tersebut. Sejengkal lagi ulah Otpic akan sukses, tiba2 bis berhenti mendadak dan Otpic pun di tarik seseorang kesamping. Otpic pun ikut terjatu bersama dengan orang yg menariknya tersebut. Ujung jari yg berisi Gen itu, menyentu dirinya sendiri dengan tenaga kelebihan. Tubuh Otpic pun seketika pun memanjang dan menemui ruangan dalam bis itu. Cubitan tangan, gigitan bibir dan pukulan di kepala Otpic seketika di layangkan para penumpang bis. Karna panik, Otpic pun lupa untuk menyusutkan dirinya kembali.
  "Ampun... Maaf tak sengaja, sorry!"
         Rasa sakit terus menjalar di sekujur tubunya. Cubitan demi cubitan di terimanya.
'Ini hukuman untuk ke isengan mu Otpic'
 

end
 

Paduka Otpic


      Otpic, pemuda ceking itu barusan menyelesaikan kerjaan rumahnya. Jam tela menunjukan pukul 5 sore. Otpic pun berdiri dari semedinya selama setengah harian itu di depan meja belajar. Besok ujian nasional akan di laksanakan.
       Otpic lelah, Pikirannya pun melayang. Otpic dengan tanpa aba2 langsung menjatukan badannya ke sofa. Mata pun terpejam. Otpic pulas tertidur!
        Sebuah istana kerajaan di negara antabranta. Istana itu terlihat sangat modern, mega dan indah. Otpic yg jadi raja di Kerajaan Antabranta tersebut. Kerajaan ini terletak di 39 drajat lintang selatan, dan berada di 80 drajat bujur timur.
        Pertemuan kerajaan waktu setempat.
       Pertemuan kabinet negara. Di hari itu seluru menteri dan pejabat setingkat. Semua hadir di tempat pertemuan kabinet itu, kecuali satu menteri!
  "Silakan duduk. Rapat kabinet di mulai. Menteri negara luar dalam. Silakan laporannya!"
  "Siap paduka. Tidak banyak perkembangan yg perlu di laporkan. Politik di luar, saat ini stabil."
  "Menteri tukang pembangunan. Bagaimana keadaan terakhir proyek pembangunan perumahan rakyat di daerah perbatasan!" lanjut sang Paduka Otpic.
  "Lapor paduka! Semua berjalan sesuai yg di rencanakan. Saat ini tim pekerja sedang terus mengerjakan sesuai jadwal."
  "Menteri wisata hiburan! Bagaimana perkembangan wisata bahari kita di kepulauan segitiga sama sisi?"
  "Lapor Paduka. Saat ini Departemen wisata hiburan sedang melakukan pemetaan wilaya wisata. Dan saat ini tempat wisata yg kita tangani. Tela di buat iklan promosi. Nantinya, iklan tersebut akan di siarkan ke stasiun wisata dunia. Untuk menarik wisatawan manca negara."
  "Bagus! Menteri pendidikan master's. Bagaiman dengan laporan mu!"
  "Ujian nasional sebentar lagi akan di laksanakan serentak. Seluru soal saat ini sedang ditrisbusi ke semua wijaya kadipaten. Dan sebulan lagi ujian nasional akan di laksanaka."
  "Menteri jawara olahraga. Silakan, beri laporanmu!"
  "Hormat perkasa Paduka! Seluru kontingen yg akan berlaga di olimpiade london. Semuanya tela di godok di sentra pelatihan nasional. Pada saatnya tiba nanti. Kami akan siap menghadapi dunia. Dan bendera Negeri Antabranta kita akan berkibar di puncak dunia!"
  "Bagus. Salam perkasa!"
  "Salam perkasa!" sahut menteri Jawara olahraga.
  "Menteri jalan raya dan tranportasi nasional. Bagaimana dengan proyek selebaran jalan di jalur tengah dan timur."
  "Siap paduka. Saat ini semua proyek sedang di jalankan. Dan jalur timur sedikit lagi rampung. Kami juga tela memetakan jalur antermatif dan mulai bulan depan akan di lakukan perbaikan. Dengan begitu. Akan siap di pakai pada acara mudik tahunan yg akan berlangsung lima bulan lagi itu.
  "Bagus! Aku suka dengan kerja kalian. Menteri Uang negara. Bagaimana dengan pendanaannya."
  "Seluru dana yg di butuhkan untuk pembangunan nasional! Semua siap di cairkan."
  "Menteri Reaktor arc. Bagaimana dengan ketahanan energi nasional!"
  "Lapor paduka. Para ilmuan kita tela berhasil membuat reaktor arc dalam bentuk mini. Ke depannya kita akan memiliki ketahanan energi rama lingkungan. Dan negara kita akan jadi produsen energi di masa depan kelak."
  "Fantastis! Dirjen intel pengawasan. Silakan!"
  "Siap siaga paduka. Kami suda menempatkan intel pengawasan di seluru proyek pembangunan dan juga pada bagian pengiriman. Kami juga tela berkoordinasi dengan departemen Uang negara. Kami suda dapatkan data2 tentang pencairan dana tersebut. Bila ada pelencengan sedikit saja yg tidak sesuai dengan data. Maka kami akan anggap itu sebagai korupsi! Dan kami siap untuk menindak oknum tersebut."
  "Bagus! Amati terus, jangan lengan dan tergiur dengan uang. Laksanakan tugas kalian dengan sebaik2nya!"
  "Hormat siaga paduka!" lanjut jendral Dirjen intel pengawasan itu.
  "Dirjen kantip negara. Bagaimana dengan keamanan nasional saat ini!"
  "Keamanan nasional relatif stabil paduka. Program operasi jalan raya. Operasi pelenyap narkoba. Operasi pemburu terror. Dan operasi ilegal semua tela di jalankan dengan baik paduka."
  "Dirjen terapi hiburan. Perkembang apa yg suda kalian buat!"
  "Yo'i paduka. Seminggu sekali kami tela laksanakan program penyegar otak di seluru kadipaten dan instansi2 pemerintah. Dengan ini kami mengharapkan para pejabat pemerintah. Tidak stres untuk tugas2 berikutnya. Dan mereka bisa berpikir jernih untuk kemakmuran masyarakat."
  "Yo'i laksanakan. Dirjen khusus dunia gaib. Bagaimana pengamana disana!"
          Seorang yg berbusana berbeda sendiri. Hitam dan tak terlihat wajahnya itu. Tiba2 muncul secara misterius di depan sang paduka Otpic. "Seluru arwa gentayangan tela di tertibkan. Mereka hanya akan muncul di tempat2 angker dan di rumah2 yg bila dalam empat puluh hari tidak di huni manusia barang sedetik pun. Para jin semua tela di atur. Mereka akan ikut melancarkan arus mudik nanti. Sehingga tidak akan ada lagi kecelakaan seperti di tahun2 kemarin. Laporan selesai!"
  "Bagus, oke! Apa ada laporan yg lain."
  "Paduka! kami mau menambakan sesuatu," ujar seorang cewek seksi yg sedari tadi memainkan dadanya itu.
  "Iya. Dirjen terapi hiburan. Katakan, laporan apa yg akan kau sampaikan."
  "Tim pemanasan global, siap ikut memanaskan dada paduka. A... Kami juga suda menempatkan tim2 di titik lintasan jalur pemudik. Dan kami suda siap bekerja mulai hari ini. A...!"
  "Bravo! Laksanakan tugas kalian baik2. Oke rapat kabinet di tutup. Bubar jalan!"

  _Otpic bangun... Otpic bangun... Bangun... bangun..._ Sebuah suara mengema di telinga paduka Otpic.
  "Pic, bangun... Suda mahgribni. Mandi sana biar seger!"
Otpic tetap tergeletak dengan mimpi indahnya. Lelehan air terjun pun menetes dari siung mulutnya. Lelehan itu pun mencemari sofa.
  "Ih..., suda waktunya. Ini orang harus segera di mandiin, uda mahgrib ini," ujar cewek cakep itu yg juga menjadi penghuni di rumah keluarga Suniy ini.
          Air segayung pun menetes dari angkasa. Air itu langsung mengguyur muka Otpic.
"Hua.......e! Apa2 si. Ngganggu kenikmatan orang aja. Ha........!" teriakan Otpic pun menggema di seantero alam gaib...
 
SMiLe....


 

Indra terakhir



      Waktu itu Otpic yg baru pulang sekolah dari smp Untrenk Labuhan. Tela mengalami kecelakaan di perempatan jalan menuju ke rumahnya. Kecelakaan itu membuat Otpic mengalami kebutaan. Otpic terpaksa harus putus sekolah.
      Ujian nasional tinggal beberapa waktu lagi. Atas dorongan guru dan teman2 sekelasnya. Otpic akhirnya mengikuti ujian nasional tersebut.
      Waktu ujian di mulai. Semua soal ujian di bacakan oleh wali kelasnya. Dan Otpic hanya tinggal menjawab. Selesai ujian, Otpic pun di nyatakan lulus ujian nasional.
      Tiga tahun tela berlalu. Otpic tak bisa melanjutkan sekolahnya. Di daerah tempat tinggalnya desa Labuhan tidak ada sekolah luar biasa (SLB) yg mau menampung orang seperti Otpic. Otpic terpaksa hanya tinggal di rumah, belajar menapaki hidup, bersenang2 ria di antara kegelapan matanya.
      Setela tiga tahun pas. Hari yg sama, waktu yg sama. Di perempatan jalan itu. Otpic dengan di tuntun tongkatnya. Tiba2 sekali lagi, Otpic di tabrak sebuah sepeda motor. Otpic terjungkal, terlindas motor tersebut. Massa yg menyaksikan kejadian barusan segera melarikan Otpic ke rumah sakit. Beruntung nyawanya bisa di selamatkan. Ia tak mengalami cendera serius.
       Di rumah sakit itu. Terjadi kejadian tak terjelaskan. Mata Otpic yg di vonis cacat seumur hidup. Otpic tiba2 bisa melihat kembali. Kejadian itu bikin dokter yg menangani Otpic tiga tahun lalu dan sekarang ini, bingung tak tau harus bilang apa. Ini sebuah keajaiban!
      Otpic hanya tinggal beberapa hari di rumah sakit. Dan di hari ke tiga, Otpic di ijinkan pulang. Otpic pun di minta untuk menjaga matanya baik2. Keluar rumah sakit, Otpic mengenakan kacamata hitam. Selama seminggu ini Otpic terus memakai kacamatanya.
      Hari ke delapan paska dari rumah sakit. Di tempat biasa selama tiga tahun ini, ia menghabiskan kesendiriannya. Alun-alun desa. Siang itu, sambil memejankan mata Otpic pun akhirnya melepaskan kacamatanya tersebut. Secara pelan2 Otpic membuka pun matanya. Pandangan pertama di tujukan pada sebuah rumah tak jau di depannya.
      Otpic tiba2 menutup kembali matanya, ia terkejut karna melihat sesuatu yg luar biasa. Otpic bisa menerawang rumah itu dan melihat semua penghuni yg ada di dalamnya. Otpic segera menutup matanya. Karna ia mendapati seorang cewek lagi mandi di dalam rumah tersebut. Setela kembali memakai kacamata. Otpic pun kembali seperti biasa.
      Otpic tak bisa percaya, ia pun mengulangi hal yg sama pada rumah yg lain. Dan Otpic bisa menerawang lagi setela kacamata hitamnya di buka. Otpic merasa takjub dan bingung serta, apa ini sebuah anugrah atau kutukan. Dan bagai mana cara ia nanti akan menangani masalah ini.
      Otpic senang bingung dan bahagia, tapi ia juga harus menanggung ini selamanya. Otpic harus selalu pakai kacamata. Agar matanya itu tak menanggung banyak dosa lebih lama.
 
End

Senin, 13 Agustus 2012

Surprise



       Lantunan musik ringstone samar2 terdengar oleh Yumi yg sedang duduk di halte bis malam ini. Yumi baru pulang dari kampusnya. Di halte itu Yumi duduk seorang diri. Ia melihat kanan kiri mencoba memastikan, apakah ada orang lain selain dirinya di sekitar halte bis.
         Suasana malam ini sepi sekali. Hp Yumi ketinggalan di rumah siang tadi. Jam segini biasanya bis suda datang. Dan malam ini, sepertinya bis yg di tunggunya itu, Telat? Ngga biasanya!
         Suara ringstone itu kembali terdengar. Kali ini suaranya semakin keras. Yumi kembali menengok kanan kiri. Tetap sama, tak ada sosok orang berseliweran. Bahkan angin sekali pun tidak terendus sama sekali.  Yumi mulai merasakan takut. Bulu kuduknya pun berdiri. Yumi tak berani beranjak, ia harus menunggu bis datang dan segera pulang kerumah.
         Suara ringstone itu pun berhenti. Sesosok orang terlihat berjalan ke halte ini. Perasaan Yumi bergejolak campur aduk. Antara takut dan harus menunggu bis.
        Orang itu pun semakin mendekat. Sesampainya di halte, ia hanya lewat dan berhenti di tempat yg tak jau dari Yumi duduk. Lelaki berjangket hitam itu, sepertinya juga sedang menunggu bis datang.
         Tak lama setelanya. Seorang anak penjual asongan datang dan duduk di samping Yumi. Dengan adanya anak tersebut, Yumi bisa sedikit tenang. Sepasang siswa siswi smu juga hadir dan menunggu bis di halte ini. Seorang kakek tua pun muncul dari samping kiri Yumi. Yumi berdiri dan mempersilakan kakek tua itu duduk.
  "Silahkan, kek!" Yumi pun berdiri dan kakek tua itu duduk.
  "Terima kasih dek. Permisi." Yumi tak curiga.
         Di halte itu semakin banyak yg datang. Terlihat, ada ibu2 gemuk dan tante2 seksi baynol. Dua orang preman pun ada. Dan seorang cowok yg terlihat keren juga hadir.
       Malam ini, di halte ini. Tak biasanya ada orang sebanyak ini. Yumi mulai merasa sesuatu gelagat yg nggak beres? Dari pandangan Yumi. Wajah orang2 tersebut terlihat pucat semua.
  "Hai cewek! Kenalan dong," cowok yg barusan datang itu pun menyapa.
        Bulu kuduk Yumi mulai berdiri lagi. "Hai juga!"
  "Aku Doni!"
  "Yumi!"
  "Baru pulang dari kampus ya."
  "I i... iya!" groginya.
  "Selamat malam semua. Selamat datang pada penjemputan terakhir. Sebentar lagi bisnya akan datang. Apa suda berkumpul semua?" ujar seorang yg terlihat paling akhir itu datangnya.
  "Apa maksudnya?" suara Yumi mengeras. Yumi tak mengerti.
  "Sebentar lagi kita akan ke sana. Di sana tempatnya sangat menyenangkan. Apa kau belum di beri tau?"
  "Ha? Di beritau. Siapa?" bulu kuduk Yumi semakin menjerit, Perasaan Yumi semakin tak karuan.
  "Itu petugas penjemputan? Aku akan menjagamu tenang saja ya," bisik Doni.
         Yumi mulai panik. Bis pun datang. Orang2 ini lalu mengerubungi, mengelilingi Yumi. Yumi terduduk ketakutan. Entah perasaan dari mana. Yumi menyadari satu hal. Tak mungkin, kapan kejadiannya? Yumi merasa, apakah, ia juga suda almarhum?

    Bis pun berhenti. Yumi tertunduk ketakutan.
  "Yumi...! Ayo suda saatnya kita berangkat...," orang2 itu memanggil namanya dan terus mengajaknya.  "Yumi...."
    Suara cekikikan menggelayut terdengar. Suara cekikikan yg lain juga menyusul dan saling sahut menyahut. Dalam keadaan terduduk ketakutan itu. Tiba2 kepala Yumi tersiram air.
  "Surprise...," teriak bareng2 orang tersebut.
       Dalam keadaan ketakutan dan berlinangan air mata itu. Yumi mendongak dan siraman air semakin deras mengguyurnya.
  "Surprise...," teriakan berlanjut.
  "Happy berday to you... Happy berday, happy berday, happy berday to you... Selamat ulang tahun Yumi!" kue cake dengan lilin angka itu pun di sodorkan ke Yumi.
  "Dasar orang gila!" Yumi mencak2. Teriaknya.
       Lilin ulang tahunnya pun di tiup. Teriakan selamat pun mengiringi Yumi yg setengah bahagia karna ulah keluarga dan teman2 kuliannya itu.
      Tanpa heboh lagi. Yumi pun langsung mengoleskan kue tersebut ke semua teman2nya yg bisa di jangkaunya. Anita sahabat karibnya itu, yg membawah kue tersebut. Di kejarnya sampai ke tengah jalan dengan kue yg tersisa.
  "Rasakan ini. Anita...!" Yumi berteriak bahagia.
      Anita yg kabur itu pun berlari sampai ke tengah2 jalan, ia coba berkelit dari kejaran Yumi. Di tengah2 jalan itu. Tiba2, sebuah sepeda motor berjalan dengan kencangnya langsung menghantam Yumi. Yumi pun tewas seketika dengan tubuh berlumuran dara, mengenaskan.
    Teriakan, kesedian, cemas dan panik membahana seketika. Semua orang pun berlari ke tengah2 jalan.  Duka seketika menyelimuti malam itu di antara kebahagian Yumi sesaat. Isak tangis pun tumpa ruah. Sepeda motor yg menabrak Yumi. Suda hilang tak di ketahui jejaknya. Jerit tangis bersahut2an, memilukan!
     Di halte bis itu. Doni masih tetap berdiri di tempat, tak meresfon pada kecelakaan Yumi. Doni pun lalu mendekat.
  "Yumi! Apa kau suda siap?" tanyanya.
        Yumi tak bisa berkata apa2. Ia pilu memandang jasadnya sendiri. Yumi sedih melihat keluarga dan teman2nya.
  "Dunia kita suda berbeda. Ikhlaskan saja! Dan tenangkanlah jiwa mu. Aku akan mendampingi mu."
      Yumi pun menganguk. "Iya!"
  "Kau suda siap!" ujar Doni lanjut.
      Yumi mengangguk lagi. "Siap?"
  "Sebenarnya aku lah petugas penjemput mu itu. Dan ngomong2 tadi akting mereka keren juga ya?"
  "Enggak juga. Mala bikin sewot?" wajah Yumi sumringa.
  "He... Lucu!"
         Tubuh Yumi pun di selimuti cahaya putih. Tangan Yumi kemudian di pegang Doni. Ke duanya lalu menghilang...
      Kejadian barusan sekelebat itu di saksikan oleh Anita! Di antara isak tangis kerabat dan teman2 Yumi.

 
YUMI....

Lived fruit



      Siang itu sebuah paket di antar oleh pak pos ke rumah keluarga Hassan. Paket itu berbentuk kotak besar, berukuran 1 meter. Tinggi x lebar x panjangnya sama.
      Dengan rasa penasaran. Keluarga Hassan yg terdiri dari ayah ; Hasan, ibu ; Fatima, anak pertama ; Velly, si kembar ; Gani dan Nisa, dan si bungsu ; Sivia itu pun membuka kotak tampa nama dan alamat pengirim tersebut. Hanya ada alamat keluarga Hassan.
      Hasan pun membuka kotak paket tersebut. "Apa itu?"
  "Baunya seperti buah pi," jawab Fatima istrinya.
  "Cukup besar untuk berenam!" tamba Nisa.
  "Hi.... Asyik!" lanjut Sivia.
       Velly kemudian mengangkat buah tersebut. Dan Nisa pun membantu mengangkat. Di meja, buah tersebut di letakkan. Buah yg bentuknya menyerupai semangka itu. Berwarna kuning dengan benjolan2 merah sebesar kelereng. Buah itu pun di itari dan di pandangi oleh Hasan sekeluarga.
     Dari dapur, Sivia datang dengan membawah sebuah pisau daging besar.
  "E? Mau apa kau," tutur Gani.
  "Kita makan bersama aja buahnya!" ujar Sivia setela menaru pisau tersebut di dekat buah itu.
  "Iya juga kita makan bersama aja. Dari pada di lihatin terus," tamba Nisa.
  "Kita kan belum tau ini buah apa? Siapa pemiliknya. Mungkin pak posnya itu sedang salah alamat," komentar Mami.
  "Alamatnya suda jelas mi ke sini. Rumah kita!" jawab papi lalu, ia berdiri mengambil cangkir kopinya yg di taro tadi.
    Velly pun mengankat pisau tersebut. Suda jelas. Buah ini di kirim ke rumah kita. Kita sukuri aja.
    Buah itu pun di belahnya. Bentuknya mirip melon tak berbijih. Daging buahnya berwarna pelangi. Velly pun memotongnya jadi enam bagian. Sivia dengan hati riang langsung melahap buah tersebut.
  "Rasanya manis!" ujarnya dengan mulut penuh.
  "Eh... Kalau makan tak boleh bicara," sahut mami.
  "Enak!" Gani menganguk.
     Mami dan Nisa pun mengambil bagiannya. "Untuk papi mana?"
  "Ini pi!"
  "Terima kasih sayang," ucapnya sambil tersenyum.
        Semua dengan senang hati memakan buah tersebut. Sivia yg paling dulu menghabiskan buah itu. Di susul Nisa dan Gani bersamaan. Papi pun juga suda menghabiskan bagiannya. Selanjutnya Velly dan yg terakir mami.
  "Uh? Ini apa ya," papi mengambil secarik kertas dari dalam kotak tersebut. Surat itu berisikan.
  "Assalamualaikum. Ini kakek, itu untuk kalian. Selamat menikmati. Buah itu namanya buah Lived fruit. Buah itu ku ambil dari pulau green land. Itu oleh2 dari kakek. Sehat2 selalu ya. Jangan lupa sholat!"
  "Makasih kek...," serentak Velly dan adik2nya.
  "Tumben baik juga orang tua itu?" papi pun senyum.
  "Sit, jangan gitu pi. Nanti kualat loh sama orang tua sendiri...!!"
  "Biarin. Ayah kan nggak ada di sini."
  "Eh pi. Ada catatan tambahan ni!" Fatima pun mendekatkan surat itu untuk jelasnya.
  "Oh ya, satu lagi. Ini bukan buah biasa. Buah ini mengandung power fisik. Bila di makan akan berdampak pada tubuh yg memakannya. Tapi jangan kuatir kalian pasti suka. Selamat menikmati."
     Setela surat itu di baca. Hasan dan keluargannya itu, pingsan tampa sebab!

................, 

Dari massa depan



     Reza adalah cowok paling tampan di kelasnya. Banyak cewek2 yg kepincut manakalah ia berjalan di sekolah. Guru2 di bikin pusing dan kerepotan manakalah para fans Reza itu. Buat kegaduan saat kedatangan Reza.
     Reza memiliki banyak prestasi di sekolah, ia beberapa kali memenangkan kejuaraan atas nama sekolah. Dan beberapa kejuaraan lain atas namanya sendiri. Reza memiliki seorang teman yg paling dekat dengannya. Namanya adalah Dikid, ia berkacamata dan memiliki kapasitas kepintaran setingkat dengannya.   Perbedaannya cuma, Reza jago karate dan judo. Sedangkan Dikid cuma jago dalam mata pelajaran doang.
        Di ruang santai rumah orang tuanya Reza itu. Dikid datang berkunjung.
  "Hai! Rez," sapa Dikid pada temannya itu yg lagi memandangi televisi.
  "Oh?" Reza hanya melihat sesaat, setela itu ia kembali memandangi tv.
  "Seru amat! Acara apa si."
  "Itu, lihatlah!" Reza menunjuk berita di tv.
       Dalam berita tersebut. Seorang profesor mengklaim tela berhasil menciptakan mesin waktu. Saat di tanya dan di wawancarai, ia tak bisa menunjukkan mesin waktu tersebut dan seperti apa bentuknya.
  "Hem. Dia mungkin cuma bikin sensasi. Biar jadi selebritis," sahut Dikid. Ia pun lalu duduk di samping Reza.
  "Dari nada suaranya sepertinya. Profesor itu tidak bohong?" analisanya.
  "Sudalah. Kita main game aja yuk," Dikid pun menyalakan kotak game di depannya.
  "Minggir dikit," Reza pun menyambut stik dan keduanya pun lalu asyik main game tekken itu.
       Pulang sekolah. Reza menaiki motornya dan menyusuri jalan alternatif. Jalur yg pertama kalinya ia lalui. Jalan yg biasa ia pakai, keadaanya baik2 saja, sama sekali tidak terjadi kemacetan. Entah apa tujuan Reza lewat jalur itu.
       Tiba di dekat tikungan. Tiba2 seorang anak melintas. Reza pun membanting stang sepedanya ke kiri.  Mencoba menghindari anak kecil tersebut. Reza pun tak bisa mengendalikan sepedanya. Pagar pembatas jurang di terjangnya. Reza beserta motornya terjun bebas ke jurang tersebut.
          Reza suda pasra akan ajalnya. Sebuah cahaya tiba2 muncul dan mengerubunginya. Reza pun lenyap seketika beriringan dengan meledaknya motornya tersebut.
         Sebuah ruangan putih mengkilat. Reza tersadarkan diri, ia pun melihat profesor yg ada di tv itu, di hadapannya. Dan ia kemudian terpingsan kembali.
         Entah waktu berapa lama. Dan entah apa yg terjadi. Reza pun akhirnya sadar kembali.
     Di atas kasur yg empuk itu. Reza pun terbangun.
  "Di mana ini?" Reza menoleh ke kanan kiri.
  "Ini adalah rumah ku. Villa kuba millenium!" ucapnya jelas.
  "Kau! Profesor itu kan?"
  "Panggil aja aku Ptro."
  "Apa yg terjadi?"
  "Aku tela menyelamatkan mu dari masa lalu. Sepertinya kau harus berterima kasih padaku."
        Di samping Reza terdapat sebuah cermin. Reza pun menengok cermin itu. Sesosok wajah cantik di pandangnya. Tak salah itu adalah wajahnya.
  "Waaa...," Reza teriak kaget. Spontan, anunya pun di periksanya. Dan benar, Reza merasakan ini memang milik seorang cewek!
  "Profesor...."
  "Panggil aja aku Ptro!"
  "Siapa pun kau? Apa yg kau perbuat pada ku!"
  "Oh itu. Tenang saja, aku hanya mencoba temuan terbaru ku. Aku ingin tau apa reaksi mu," ujarnya sambil tersenyum.
  "Profesor gila! Kembalikan aku seperti semula."
  "Sepertinya itu tak mungkin2?"
  "Apa kau bilang?" Reza tak percaya.
  "Maaf cuma bercanda! Kalau kau melepaskan kalung yg kau pakai itu, kau akan kembali menjadi seperti semula," profesor itu pun menunjuk.
       Reza lalu memegang kalung dengan bandul kristal merah itu.
  "Di belakang bandul kristal itu ada kenur pengaitnya. Kau bisa melepaskan!"
       Reza pun membalikkan bandul tersebut. Kaitnya itu pun lalu di lepaskannya. Dan Reza kembali seperti semula.
  "Profesor maaf yg tadi."
  "Tak usah di pikirkan. Kalung itu kau simpan saja. Dan satu lagi, sebaiknya kau pulang."
  "Pulang! Aku! Kecelakaan itu," Reza segera berdiri turun dari panjang.
  "Saat ini tahun 2222 ! Aku menyelamatkan mu dari masa mu."
  " 2222 ! Jadi temuan mu itu?"
  "Ikut aku."
     Tampa banyak pikir Reza pun mengikuti profesor. Sebuah ruangan putih dan hanya ada satu kursi di tengah2 ruangan tersebut. Reza pun di mintanya duduk.
  "Tunggu sebentar," profesor pun pergi.
         Sebuah pintu lift pun keluar dari bawahnya. Dekat pintu masuk tadi. Profesor pun masuk ke tempat itu. Selang beberapa menit. Lift itu kembali naik. Dari situ profesor kembali menghampiri Reza.
  "Ini ada beberapa penemuan ku. Ini untukmu, termasuk kalung itu. Gunakan ini baik2!" profesor pun mundur. Dari bawahnya sebuah stik dengan satu tombol pun keluar dari lantai.
  "Profesor untuk apa ini?" Reza memegang kantong dan mengangkat pemberian profesor itu.
         Profesor Ptro pun memencet tombol tersebut. Dari bawah kursi itu. Muncul sebuah kuba dan langsung menutupi Reza. Asap jingga pun muncul. Reza suda menghilang dan kembali ke jamannya.
  "Reza! Kau harus selamat. Itu semua untuk saat ini!" kata profesor Ptrosianus itu.
     Di dekat motornya yg meledak itu. Reza tergeletak pingsan. Dengan sebuah kantong di tangannya.  Penduduk yg melihat kejadian tersebut. Langsung menolongnya dan membawah Reza kerumah sakit.
         Seminggu suda. Reza suda keluar beberapa hari lalu dari rumah sakit. Ia di nyatakan selamat tak terluka apa. Di kamarnya, Reza pun membuka kantong dari profesor Ptro itu.
  "Gelang cewek untuk apa ini? Hem." Reza pun memakainya. Mendadak ia sepertinya sangat bertenaga. Tangannya pun di letakkan di meja. Dan meja itu pun hancur oleh tekanan tangannya.
  "Ini!" Reza kembali membuka kantung itu. Sebuah sabuk wanita, gelang kaki, kacamata cantik dan sebuah topi merah. Di keluarkannya dari kantong itu. Kalungnya pun juga di ambilnya. Reza mengerti, ia akan jadi apa. Dari kantong itu secarik surat kemudian di baca Reza.
  "Kau pakailah semuanya. Setela itu kau kenakan topi itu. Seluru barang yg ku berikan itu akan menyatu.   Saat kau melepaskan topi itu. Semua akan menghilang dan akan kembali bila kau pakai lagi. Ke hebatan dari benda ini hanya kau yg bisa mengunakannya. Jadi lah super hero..."
  "Dasar profesor Gila...!"
 
end
 

Pencarian Hamdan



      Kilat menyambar2 di atas reruntuhan kota Machu. Kota yg tela hancur puluhan tahun silam. Cuaca mendung, siang ini gelap sekali, hujan pun mulai menetes dari langit. Di antara reruntuhan bangunan balai kota. Dua orang itu, sedang mencari sesuatu di tempat reruntuan tersebut.
       Kilat masih terus menyambar. Orang itu bernama Hamdan, ia di kenal sebagai seorang kesatria tak bermonster. Dalam setiap pertempuran, ia hanya mengunakan kemampuanya sendiri. Memakai pedang, beladiri dan tenaga dalam yg hampir tidak di miliki para kesatria sekarang. Yg satunya lagi, Ami, seorang cewek cantik berambut panjang. Yg ingin mengikuti Hamdan kemana pun perginya.
Para kesatria saat ini. Semua menggunakan monster sebagai alat pertempuran. sebagian melatih para monsternya agar lebih kuat dan sebagian menambahkan persenjataan supaya lebih kuat. Bagi Hamdan, monster adalah mahkluk yg berhak menentukan hidup dan pilihannya sendiri. Tak perlu di paksa untuk bertarung demi kepentingan manusia.
      Di reruntuhan itu. Hamdan sedang mencari pedang Balistik, pedang yg konon mampuh memotong berlian. Di kota ini terakir di ketahui keberadaan pedang tersebut. Dan balai kota adalah tempat terpenting di kota. Mungkin di tempat inilah pedang tersebut berada.
  "Kak Hamdan! Di sini...," triak Ami, ia sepertinya menemukan sesuatu.
  "He?" Hamdan pun segera ke tempatnya Ami.
  "Kak, lihatlah! Itu seperti simbol kekuatan dari Hiroglip kakusta?" Ami menunjuk ke sebuah batu berbentuk segitiga di antara reruntuhan patung2 dewa.
  "Iya! Itu memang simbolnya," Hamdan segera menghampiri batu itu dan memandangi aksara yg tertera di atas batu tersebut. Hamdan pun lalu berdiri di atasnya dan memeriksanya lebih dekat. Mungkin di batu tersebut terdapat petunjuk di mana pedang Balistik itu berada. Ami pun ikut berdiri di atas batu itu.
       Di salah satu ujung batu segitiga itu. Ada Sebuah batu kristal bulat merah. Hamdan pun memeriksa kristal itu dan menyentunya. Asap jingga pun keluar dari bawah batu tersebut. Asap itu pun mengerubungi batu itu, Hamdan dan Ami.
     Sebuah dunia hampa. Hamdan dan Ami melayang seperti terbang.
  "Kak? Di mana ini," tanya Ami.
     Hamdan tak menjawab, ia juga tak tau ini tempat apa?
     Sebuah cahaya putih menyilaukan nampak di depan Hamdan dan Ami. Dari cahaya itu muncullah sesosok mahkluk seperti monster. Bentuknya mirip seperti phoenix, bersayap biru api dengan tiga helai ekor yg mirip pedang baja.
  "Siapa kalian, kenapa membangunkan tidurku!"
  "Maaf! Aku Hamdan dan ini Ami. Kami sedang mencari pedang Balistik?"
  "Untuk apa kalian mencari pedang itu," monster itu bertanya.
  "Ada seseorang yg ingin ku tolong dan hanya pedang itu yg bisa melakukannya!" lanjut Hamdan.
  "Pedang yg kau cari itu tidak ada di sini. Pedang itu berada di puncak terang!"
  "Kak akhirnya kita menemukan petunjuk," Ami senang sekali.
  "Puncak terang di mana tempat itu!"
  "Aku tak tau! Dan itu bukanlah urusan ku."
  "Maaf kalau kami menggangu, tapi siapa kau sebenarnya!"
  "Aku Airoenix dari bangsa monster elemen yg di jadikan percobaan oleh pendeta Ahadar."
  "Pendeta Ahadar? Iya! Dia orang pertama yg membuat prokustick. Sebuah alat yg di gunakan untuk menangkap monster dan mengurungnya di dalam alat tersebut. Selanjutnya monster tersebut akan bisa di kendalikan dan di jadikan senjata pertempuran," Hamdan mengoreksi pengetauannya.
  "Dan perlu kalian ketahui, setela kalian memasuki dunia hampa ini. Kalian tak akan bisa keluar selamanya.   Sebelumnya ada sekelompok orang seperti kalian yg terjebak masuk ke dalam dunia hampa ini. Dan mereka semuanya meninggal oleh usia tua."
  "Kak gimana ini? Kita tak mungkin selamanya di sini. Bagai dengan Desa Haeven, paman Bonih!"
  "Maaf! Aku tak dapat membantu kalian. Begini saja. Sebaiknya kalian mampir ke rumah ku," Airoenix pun beruba menjadi sesosok manusia tua berjanggut putih.
         Pak tua itu pun menghilang bersama dengan Hamdan dan Ami. Ke sebuah rumah sederhana di daratan subur, di sebuah pulau yg terlihat indah.
       Di depan rumahnya itu, terlihat monster berkeliaran di sekitar rumahnya.
  "Mereka semua juga monster yg di jadikan percobaan pendeta itu."
  "Tempat ini indah sekali kak. Ini surganya monster. Lebih baik dari pada di luar sana," Ami merasa senang.
  "Benar!"
  "Saat pertama datang kesini. Tempat ini sangat mengerikan. Berbeda dengan sekarang!"
  "Kakek...," Seorang gadis remaja datang menghampiri kakek Airoenix.
  "Suda sana. Ajak Broili ke gerbang timur. Ini! Kakek sedang ada tamu," Airoenix pun memberi bungkusan pada gadis seusia Ami itu.
  "Kakek ketiduran lagi ya," tuduhnya.
  "Suda sana pergilah."
  "Da kakek!" ucapnya dengan riang.
      Sesaat kemudian. "Apakah dia?" tanya Hamdan.
  "Dia cucu dari ketua kelompok yg kuceritakan tadi. Dia manusia sama seperti kalian. Namanya Fully!"
       Hamdan pun tersenyum, Ami agak cemberut.
  "Aku senang kalian datang. Sekarang, ia bisa memiliki teman sesama manusia."
  "Ada satu pertanyaan yg mengganjal di pikiran ku."
  "Katakanlah!" sambut kakek Airoenix.
  "Anda adalah seekor monster. Bisa beruba menjadi manusia. Dan bisa bicara?"
  "Aku tidak tau. Usia monster di dunia manusia. Sama dengan manusia. Tapi di sini usia monster bisa jau lebih lama dan usia manusia tak bisa beruba. Mungki karna suda terlalu lama aku tinggal di dunia ini, aku jadi bisa melakukan semua ini, selain aku. Di tempat ini. Ada tujuh moster yg bisa dan seperti aku."
  "Tapi gimana kak. Kita tak mungkin selamanya di tempat ini," Ami berujar.
        Hamdan diam, kakek itu juga tak tau solusinya.
  "Wao wawawa geg...," seekor monser kecil mirip seperti kelinci bersayap elang. Memberitau sesuatu pada kakek. Airoenik pun terkejut.
  "Kakek ada apa?" tanya Ami.
  "Fully!"
  "Kami ikut kek," lanjut Hamdan.
     Kakek itu pun beruba menjadi monster. Kakek itu lalu mengeluarkan gelembung udara sekepal tangan dari parunya.
  "Hisaplah, kalian akan dapat terbang, setela itu ikuti aku," Kakek itu pun melesat menuju ketempat Fully.
Hamdan dan Ami pun terbang melayang di udara dan mengikuti kakek Airoenix ke tujuan.

 cont........

Bukan titisan dewa



       Raja Petir dan Dewi Angin terlibat perseteruan di alam Mayarah (bukan, alam dunia cuaca).
       Perseteruan mereka membuat dunia Mayarah bergejolak dan membikin dunia cuaca memanas. Penguasa Alam pun turun tangan dan menghukum keduanya karna tela membikin kegemparan tanpa perintah.
Keduanya pun di larang tampil berdua.  Selama seabad. Raja Petir pun protes. Karna yg memulai semua ini adalah Dewi Angin. Dewi Angin juga tak bisa menerima hukuman ini. Bila cuaca berkejolak di bumi tampa mereka berdua bersamaan, akan jadi apa cuaca di alam manusia.
          Penguasa alam membenarkan alasan itu. Hukuman ke duanya pun di serakan pada Bunda Pertiwi. Selaku yg terugikan akibat pertengkaran keduanya. Hukuman pun di jatukan.
          Malam itu halilintar menggelegar bersaut2an di atas desa Rusunawa. Angin berhembus kencang sejadi2nya. Cuaca sangat buruk malam itu. Sepertinya, keduanya lagi kongsleting dua2nya.
            Di sebuah salah satu rumah di desa tersebut. Seorang ibu muda, sedang berjuang melahirkan sang anak pertama. Pas tenggah malam itu. Bayi yg di tunggu2 keluarga tersebut pun lahir. Seorang anak laki2 tampan. Keluarga itu pun sujud sukur atas kelahiran generasi baru itu. Tak sampai di situ, ibu muda itu kembali merasakan sakit. Ibu itu pun berjuang kembali untuk anak keduanya. Selang lima menit, seorang bayi perempuan cantik pun terlahir. Kebahagian keluarga itu lengkap suda.
 
     17 th tela berlalu. Keluarga Haninto sekarang suda pinda ke kota besar.
Sma Ab (Anak Bangsa). Di pagi itu.
  "Pagi anak2!" seru pak Karno sang wali kelas.
  "Pagi pak..." sambut para siswa.
  "Hari ini, kelas kita tela kedatangan teman baru..."
  "Jantan? Apa betina pak!" sahut Aknur langsung menyablak.
  "Aknur! Jaga bicara mu!"
  "Maaf pak. Cuma tanya gitu pak. Kalau lebih jelek dari Putri Diana kan serem juga, gitu pak!" sahutnya ngasal aja.
        Diana dengan tampa babibu langsung lempar cakram tas. Aknur pun di bikin tengkle oleh lemparan sang putri raja itu?
  "Wek, mampus saja luh!"
  "Tenang, nggak papa2!" Aknur masih sempat2nya nyengir sok gentleman.
  "Anak2 tolong diam sebentar!" printahnya. Pak Karno pun keluar.
        Selang sesaat Pak Karno kembali masuk ke dalam dengan seorang siswi yg sangat cantik mengikutinya dari belakang. Para cowok2 pun bersiul meriah.
      Pak Karno pun menyurunya memperkenalkan diri.
  "Aku Sinta Windi Haninto. Panggil aja Sinta!"
  "Maaf pak!"
  "Iya, Aknur!"
  "Oe cewek...! Namanya kok mirip dengan Arjuna Thande Haninto. Kalian joinan ya?"
          Sinta pun tersenyum cantik mendengar pujian tersebut. Para siswa yg lain, semua bersorak membuat gadu kelas. "Hu...."
  "Tenang2 ya. Suda. Sinta sekarang kamu duduk dengan Diana. Silakan!" lanjut pak Karno.
      Di pojokan sana. Ajun nama panggilan kakaknya Sinta itu duduk tak bersemangat satu kelas dengan adik kembarnya, Sinta!
     Di rumah keduanya sering bertengkar. Tak bisa di pisah. Tapi keduanya akan berhenti bila ibunya datang!
     Ajun jadi siswa baru suda seminggu ini. Sinta baru datang sekarang karna harus mengurus sesuatu lebih dulu.

      Sebulan suda Sinta bersekolah di sma tersebut. Selama sebulan itu tak ada yg mengusik bawah keduanya adalah saudara kembar.
        Hari ini sehabis pulang sekolah seperti biasa. Ajun dengan gaya santai, berjalan keluar sekolah. Aknur pun mengiringinya di sampingnya.
       Para cewek dari kelas sebelah itu. Hampir semua, pada celamitan menunggu Ajun di dekat gerbang sekolah. Ajun pun di keroyok cewek2 tersebut sesaat setelah sampai di tempat.
      Sinta bersama Diana. Memandangi kakaknya itu dari kejauan saat cewek2 genit itu mengerubunginya.
Langit tiba2 menjadi gelap. Dan sebuah lubang hitam pun muncul. Ajun dan Sinta merasakan ada sesuatu di lubang itu. Tak beberapa lama sesosok monster hitam legam raksasa, keluar dari lubang tersebut.
       Monster itu seketika mengamuk dan menghancurkan semua yg di lewatinya. Para siswa semuanya panik dan menyelamatkan diri masing2.
       Dari tempat yg nggak terlihat banyak orang, Ajun dan Sinta bertemu. Keduanya pun bergandengan tangan dan akan menyelamatkan diri. Sebuah kilauan energi tiba2 terpancar dari gandengan tangan ke duanya. Energi itu pun membumbung tinggi membentuk sebuah bentuk monster serupa berwujud putih.
        Monster putih itu pun menyerang monster hitam tersebut. Dan terjadilah pergolakan udara. Angin berhamburan membuat semua benda tak bisa diam di tempat. Semua terlempar bergerak2. Petir menyahut2 dan bersuara nyaring, menyakitkan. Perbenturan kedua monster itu. Membuat bumi bergetar seolah terjadi gempa.
      Badai angin dan sambaran petir semakin membahana. Puting beliung itu pun memuncak dan membikin kerusakan lebih para.
      Waktu tiba2 mendadak berhenti. Hanya Ajun dan Sinta saja yg masih bergerak. Keduanya menengok kanan kiri tak tau apa yg sebenarnya terjadi.
       Di tengah2 dua monster yg bergulat itu, sesosok seperti manusia tampil. Orang itu turun melayang ke bawah. Dan berdiri pas di hadapan Ajun dan Sinta.
  "Hukuman kalian suda ku anggap cukup! Kalian boleh kembali bertugas. Tapi sebelumnya, kalian harus menyelesaikan menjadi manusia dulu!" orang itu bicara dengan suara menggelegar.
        Seiring dengan waktu kembali normal. Kedua monster itu tela lenyap. Cuaca tela kondusif. Ajun dan    Sinta tak mengerti apa yg di katakan orang barusan dan kemana orang tersebut perginya.
  "Apa itu tadi, kemana orang itu? Siapa dia!" Sinta sedikit bengong.
        Ajun pun menarik nafasnya. "Sudala! Yg penting semua suda beres?" Ajun pun pergi meninggalkan adiknya.
  "Kak Ajun! Tunggu...," Sinta pun pergi mengikutinya.
       Keadaan sekolah tela rusak pora poranda. Dan hanya beberapa kelas yg terselamatkan. Keadaan di sekitar sekolah juga bernasip sama.
       Di bawah pohon itu. Ajun terduduk memandang beberapa temannya, sibuk membenahi kerusakan. Dari tangan Ajun itu, ia merasakan sebuah sengatan listrik di aliran daranya.
       Sinta juga merasakan hal sama. Setiap ia jalan. Sinta kesulitan menapakkan kakinya. Sinta merasa seperti berjalan di bulan. Ringan!
 
End
 

Abad millenium



      Selesai dari kerja lembur semalem itu. Pagi ini Rado kecapean. Karna ini hari minggu, Rado pun meneruskan molornya.     Jam tujuh creng. Sepasang jam weker itu, berkelahi ribut sesukanya. Dengan mata agak sepet, Rado terpaksa harus bangun. Perut pun ikut2an berdendang ria.
  "Ngapain si kalian ini, ribut amat?" ujar Rado sesukanya pada si perut lapar dan dua cecunguk weker itu.
  "Iya....t!" Rado menekuk2 badannya. Saat kedua tangan di bawah pantat.  "Enak ni baunya!"
     Mata masih sepet. Rado pun segera turun dari ranjangnya. Ia dengan tubuh sempoyongan berjalan menuju bau itu. Dua cecunguk itu di biarkan saja ribut, tak di gubris.
 
      Di depan pintu.
  Praaak! Jidat Rado menghantam pintu yg belum di bukanya. "Aw....!" Rado merintih terduduk. "Sial?"
Sesaat kemudian Rado kembali berdiri. Ia suda agak lebih segar setela berolahraga Jidat barusan. Pintu pun di bukanya. Bau itu semakin tajam tercium.
     Di dapur, sarapan pagi suda tersedia. Rado dengan cekatan, langsung menggagai kursi.
  "Hem!" sambil mencium aroma hidangan. "Ini pasti buatan Rani. Mumpung orangnya nggak ada, hajar saja, asyik!" Rado bersiap, nasi goreng spesial gratis itu pun di lahapnya. Rado berdendang mengikuti alunan jam weker dari kamarnya.
  "Nyam!" Setenga piring suda habis. Rado tiba2 lenyap seketika. Sendok yg di pegangnya itupun terjatu ke lantai dan berbunyi.
       Sebuah mobil taksi melaju kencang di jalanan tol. Rado kebingungan menengok kanan kiri.
  "Di mana ini?" Rado melihat tangannya tak bawah sendok dan garpu.
       Rado kemudian memandang ke depan. Seorang cewek cantik sedang menyetir taksi tersebut. Rado pun lalu mendulit si sopir cantik itu. Cewek itu pun menengok ke belakang.
  "Rani? Ngapain kau ini!" Rado heran, pasalnya Rani sepupunya itu orangnya tak suka berdandan. Tapi ini, ia  seperti primadona kuntilanak. Cantiknya nggak ketulungan.
        Rani hanya tersenyum manis memandang Rado. Setela kembali menengok ke depan. Taksi tiba2 berhenti mendadak. Rado pun terlempar ke depan, nyungsep di sela2 jok di samping Rani.
          Kepala benjol. Dengan badan agak meriang. Rado pun tergopo2 keluar dari taksinya Rani itu.
  "Rani! Apa2an si. Sakit tau!"
        Dari dalam taksi itu. Secarik kertas yg di gulung, pun di lempar ke muka Rado. Rado lalu memungutnya dan membacanya.
 
  -'Rasain loh, sebagai ganti yg kau makan'-
 
  "Sial?" Rado masih terus mengelus2 kepalanya. Rado pun terduduk di jalan tol itu.
          Di belakangnya. Tiba2 sebuah bis pariwisata muncul. Rado pun lenyap seketika di saat pas Bis itu akan menyeruduknya.
        Sebuah hutan dengan pepohonan yg terlihat suda mengering. Di ujung hutan itu, Rado memandang ke langit. Cuaca terlihat mendung, angin dingin terasa di sekujur tubuh. Rado bingung. Kenapa sekarang, ia ada di pinggir hutan seperti ini. Sebenarnya apa yg sedang terjadi pada dirinya.
     Baru bangun tidur, lalu sarapan. Kemudian suda di taksi. Di bikin benjol lagi oleh Rani. Dan berikutnya, ia di hutan, nyasar!
    Di ujung hutan itu. Rado memandang di sepenjuru mata angin.
  "Di mana ini, tempat apa ini?" ia kebingungan. Kepala yg tak gatal itu pun di jadikan sasaran. Hutan tanpa daun itu di koyak2nya dengan lima ujung jari tangan kirinya.
        Hujan menetes dari langit. Rado pun menguba posisi jarinya menjadi payung. Mata Rado melirik sebuah rumah gubuk di ujung kanannya, di tepian sungai dekat hutan.
           Dengan seratus satu langka larian. Rado pun sampai di tempat. Bajunya pun di usap2nya sebentar, ia merasa sesuatu keganjilan. Tangan kanan pun di sodorkan di bawah hujan. Hujan yg tertetes itu pun tertangkap tangan. Tersangka itu di tarik dan lalu di sidaknya.
  "Perak? Ini merkuri!" Rado tambah bingung. Pintu gubuk itu pun di ketuknya.
        Seorang nenek tua keluar dari gubuk itu dan menyusunya masuk. Rado terperanjat memandanginya dengan tatapan keganjilan.
      Body nenek itu masih terlihat seksi. Tonjolan dua gunungnya, sebesar gunung himalaya. Terbesar dari yg selama ini perna di lihatnya. Bajunya minim dan semelo hai banget. Sayangnya kulitnya semua uda keriput.    Kecuali! Dua gunungnya yg masih segar seperti baru habis di pompa super viagra.
        Rado pun masuk dengan semangat 45 sekaligus nyengir. Mana kalah lihat senyuman muka si nenek. Hi... banget?
        Langka pertamanya dari pintu pun di mulai. Rado tersihir, badannya membeku. Mata Rado terkunang2, ia pun terjatu pingsan.
         Cahaya langit menyilaukan mata. Rado terguga. Matanya nanar tertimpa silauan matahari. Rado bangun dari pembaringannya, mentari itu suda condong di ujung tombak sore.
  "Lagi, lagi! Apa yg terjadi. Ini dunia apa...." Rado berteriak sekencangnya.
         Lantai yg di tiduri Rado mulai retak. Dan tertarik ke bawah. Rado dengan awang2nya turun melesat.  Gelembung bayangan masa lalunya terlintas semua di depan mata. Kepala berada di bawah. Rado menyaksikan tubuhnya sedang bergumal dengan bantal guling, nyenyak sekali?
   "Itu?"
     Sosok Rani muncul di depannya. Muka Rado pun, tanpa basa basi di tonjok Rani dengan bokam kas cewek.
     Rado seketika terguga bangun dari tidurnya. Pantatnya sendiri pun di cubit. Rasa sakit pun menjalar di kepalanya.
  "Aw, ini nggak mimpi. Tadi itu bertanda apa?" Rado pun mengelus matanya dan terasa sakit. Matanya suda lebam.
  "Aaaaaw!"
        kekeliruan, kebimbangan, ketakutan. Sedih. Hampa dan berasa, susah. Lemas, berdiri dan bisanya mati sendiri. Terakir, ndak lucu???
 

Raja kepiting



      Kejadian itu terjadi dua tahun lalu. Pada waktu itu Haru yg suda menjadi orang sukses di kota. Datang pulang kampung. Setelah dua puluh tahun, ia hidup di kota. Ini pertama kalinya Haru menginjakkan kakinya kembali di desa kelahirannya itu.
            Haru melihat desanya itu suda maju. Dan terus berbena mengembangkan kawasan. Haru pun terpanggil untuk ikut andil dalam pengembangan desa. Selanjutnya, Haru pun menjadi donatur tetap di desa.
       Pak Marno adalah seorang yg di hormati di desa. Ia yg menggiatkan penduduk hingga menjadi seperti sekarang ini. Haru pun tau, ia adalah sahabat lama almarhum ayahnya. Sebelum meninggal. Ayah Haru perna bercerita mengenai kebaikan2 beliau pada keluarganya dulu. Dan pesan terakir dari ayahnya Haru, untuk tak menolak kebaik beliau, pak Marno!
      Di rumah pak Marno. Haru pun di undang. Jamuan makan malam tela tersedia. Haru pun datang. Masakan yg terkenal di desa pun di hidangkan. Raja kepiting!
      Haru bingung? Bagai mana cara menolak hidangan kepiting tersebut. Pasalnya, Haru alergi pada kepiting. Acara makan pun di mulai. Dengan berat hati! Haru pun akhirnya menolak hidangan spesial, Raja kepiting itu.
      Acara jamuan itu tetap berlanjut. Tanpa hidangan spesial itu. Haru merasa nggak enak hati. Selesai jamuan. Haru berjanji dalam hatinya. Ia akan kembali ke desa bila ia suda bisa makan kepiting seperti orang lain umumnya.
       Dua tahun tela berlalu. Haru di jadwalkan akan datang pada panen raya budidaya kepiting dan bandeng. Dan pada hari H nya. Haru pun datang. Jono asisten Haru memberitaukan untuk di sediakan masakan Raja kepiting! Dan kali ini, beliau tak akan mengecewakan ayahnya.
 
      Di teras itu Jono pun mengobrol dengan pak Marno.
  "Waktu. Dua tahun lalu itu pak. Waktu pak Haru menolak karna alergi. Pak Haru berjanji, beliau akan ke sini lagi. Bila ia suda bisa makan kepiting seperti orang2 pada umumnya," tuturnya.
  "Oh begitu ya Jon! Alergi kan susa di sembukan? Hebat juga yg nak Haru itu. Hanya dua tahun, ia suda sembu. Di mana ceritanya. Penyembuhannya?"
  "Setela dari sini itu. Pak Haru langsung ke restoran kepiting. Pak Haru pun memesan kepiting dan memakannya. Hari itu juga! Pak Haru langsung di larikan ke rumah sakit. Kritis! Butuh sebulan bagi pak Haru untuk sembu."
   Pak Marno menyimak. "Kasihan juga nak Haru!"
  "Setelah keluar dari rumah sakit. Pak Haru melakukan hal yg sama lagi. Makan kepiting sebanyak2nya.  Dan lagi2 pak Haru pun di bawah ke rumah sakit lagi. Dan waktu itu butuh enam bulan untuk sembu. Setela keluar. E pak Haru melakukannya lagi dan lagi. Pak Haru pun menginap lagi. Dokter pun di bikin susa oleh pak Haru!" lanjutnya.
  "Pak Jono! Kenapa kami kok nggak di beri kabar?" tanya Pak Marno.
  "Perintah beliau pak. Katanya, biar ini menjadi rahasia beliau."
  "Oh gitu ya. Maaf ya pak Jon."
  "Setela beberapa kali masuk rumah sakit. Akhirnya pak Haru pun di nyatakan sembuh. Dan setela pernyataan itu. Pak Haru pun datang lemari."
  "Kami akan siap. Demi nak Haru yg suda susa paya berjuang!"
end

Yang terpilih


        Dunia paranormal meramalkan. Akan ada seorang anak yg terlahir memiliki kesaktian alam. Siapapun paranormal yg bisa menguasai anak tersebut, ia akan menjadi orang tersakti di dunia paranormal. Ramalan itu suda ada sejak bertahun2 lalu dan tak ada sama sekali petunjuk mengenai, tentang anak tersebut. Petunjuk yg ada cuma gerhana cincin dan gempa yg akan muncul bersamaan dengan kelahiran anak tersebut.
       Sejak ramalan itu beredar. Suda tiga kali Gerhana matahari cincin terjadi. Pada saat bersamaan itu. Tidak ada satu pun berpapasan dengan gempa bumi. Gerhana matahari cincin yg terakir terjadi. Terlihat 16 th lalu. Dan sampai sekarang para paranormal kondang di dunia perdukunan. Masih menunggu hari itu tiba.
         Smu Imfrest pagi itu. Di kelas 1b. Kelas itu kedatangan seorang siswi baru. Namanya Yuniky milkina.
Seminggu berlalu. Hari itu, bell pulang sekolah berdendang. Para siswa dari masing2 kelas, semua berhamburan pulang.
        Dari kelas satu itu, Yunik nama panggilannya. Ia memasukkan bukunya sambil berjalan keluar kelas. Di depan kelasnya. Cewek berkacamata itu pun tak sengaja di tabrak oleh seorang siswa cowok.
  "Eh, sorry2. Kau tak apa2kan," tanya pemuda tampan itu.
  "Enggak apa2 kok," Yunik pun berdiri di cowok tadi.
  "Kenalkan! Aku Yuda anak kelas dua. Sepertinya kau anak baru di sini ya."
  "Iya. Aku Yuniky milkina. Panggil aja Yunik," sambutnya sambil tersenyum.
  "Yunik! Namanya keren juga?" pujinya.
  "Makasih...," Yunik pun memperlihatkan kawat giginya.
  "E, suda dulu ya!"
  "Silakan!" Yuda pun berlalu dan Yunik teru memandanginya sampai cowok itu tak terlihat.
  "Yuda!" panggilnya tampa sadar.
  "We..., lagi lihat apaan si?" tanya Cherry teman sebangkunya.
  "Ngak? Ngak ada kok."
  "Yun, mau pulang bareng nggak?"
  "Eh, Oke!" sambutnya langsung.
         Yunik dan Cherry pun berjalan berdampingan melewati pos satpam. Di luar sekolah, tiba2 segerombolan orang keluar dari sebuah mobil. Yunik pun di tangkapnya. Yuda yg melihat kejadian itu segera datang dan mencoba menyelamatkan. Sementara itu Cherry suda di bikin pingsan dan di masukkan ke dalam mobil.
          Saat Yuda mendekat. Yuda pun di todong dengan pistol. Yuda juga di gelandang masuk ke dalam mobil hitam tersebut. Di dalam mobil itu ketiganya di sekap dan matanya di tutupi kain hitam.
  "Siapa kalian. Apa mau kalian. Lepasin," Yunik berteriak2.
  "Ha... Diam..."
  "Lepaskan..." Yunik kembali teriak.
             Mobil terus berjalan. Di sebuah rumah sederhana. Mobil itu pun berhenti. Yuda dan Yunik pun di turunkan dan di bawah masuk dalam rumah itu. Cherry pun sadarkan diri, ia pun menyusul masuk. Ketiganya di sekap di dalam sel yg ada di dalam rumah tersebut.
  "He apa mau kalian."
  "Sudalah tak ada gunanya berteriak."
  "Yun kita di mana. Kita di culik ya," ujar Cherry yg suda sadar sepenunya.
           Beberapa jam pun berlalu. Salah seorang dari penculik itu pun nongol.
  "Kalian bersabar saja di sini. Sekela kami dapatkan uangnya. Kalian pasti akan di bebaskan? Tuan Frenan pasti akan membayar, berapa pun yg kami mau. Ha ha..."
 "Kalian salah menculik orang. Aku tidak kenal siapa itu, Tuan Frenan," lanjut Yunik.
  "Jangan gr?" Penculik itu pun keluar dari kamar penyekapan.
  "Gr? Hai! Tunggu..., Kalau bukan aku, siapa...?"
  "Yg di maksudnya itu! Aku," sahut Cherry tiba2. Ia pun menunduk. "Yunik, maaf ya. Kalian jadi terlibat."
         Yunik dan Yuda pun diam. Ke duanya mengerti dengan kesedihan Cherry.
  "Ada satu cara. Mungkin? Itu bisa menyelamatkan kita dari tempat ini, dari para penjahat2 itu juga!" ujar Yuda serius.
  "Caranya? Gimana!" sahut Yunik.
  "Pada dasarnya, semua manusia itu memiliki kekuatan, kesaktian! Dengan membangkitkan kesaktian kalian. Kita akan bisa keluar dari tempat ini!" lanjut Yuda.
  "Apa maksut mu?"
  "Iya? Apa artinya?" tamba Cherry.
  "Sudalah, kalian pejamkan mata saja sekarang!"
  "Emangnya. Apa yg akan kau lakukan!" cecar Yunik.
  "Suda lakukan segera, cepat sebelum para penjahat itu datang lagi!"
  "Oke! Tapi awas! Kalau mau berani macam2!" Yunik pun melakukan yg di pinta Yuda. Cherry juga ikut memejamkan mata.
       Sebuah ritul doa pun di lakukan Yuda. Yuda lalu memasukan kedua telapak tangannya ke dalam ketiak. Setela itu. Yuda kemudian memegang kepala Yunik dengan ke dua tangannya. Sebuah lingkaran formasi cahaya pun muncul di bawah kaki Yunik.
       Yuda kemudian melakukan hal yg sama pada Cherry. Sesaat setela formasi itu menghilang. Tubuh dua cewek itu pun bercahaya.
  "Sekarang buka mata kalian?"
        Secara bersamaan. Yunik dan Cherry pun membuka mata.
  "Yuda! Ini apa?" Yunik agak takut.
  "Tenang saja sebentar lagi kalian akan tau?" jawab Yuda.
        Cahaya yg menyelimut keduanya itu pun lenyap. Yunik dan Cherry merasakan tubuhnya sangat nyaman dan ringan.
  "Jenis kesaktian seperti apa kalian aku pun tidak tau. Yg jelas sekarang kalian tela menjadi supermans!  Dengan itu kita akan bisa selamat?" tutur Yuda.
"Aku sekarang terasa ringan," Cherry senang.
      Tak peduli penjelasan dari Yuda. Yunik pun menarik jeruji besi yg mengurung ke tiganya itu. Pintu tersebut pun patah dan bengkok. Yunik lalu keluar dan di ikuti Cherry dan Yuda.
       Di ruangan depan. Tanpa sungkan, empat penculik yg tersisa itu pun di buat babak belur oleh Yunik. Ke tiganya pun lalu keluar dari rumah tersebut.
         Seorang yg baru tumbang itu pun berdiri dan mengarakan pistolnya ke Yunik. Cherry yg melihat kejadian itu, mencoba jadi perisae Yunik. Tembakan itu pun meletus. Cherry pun tumbang! Begitu juga dengan penjahat itu, yg juga ikut tumbang sendiri.
  "Cherry. Cherr...!" Yunik panik.
      Cherry pun menarik napasnya. "Aku tidak apa2," Cherry pun berdiri. "Sepertinya penjahat tadi itu nggak mahir nembak?"
 
  "Cherr! Kau bener tak apa2 kan!"
  "Iya."
  "Saatnya kita pergi dari tempat ini ayo. Dan satu lagi! Aku bisa mencabut kembali kesaktian kalian bila kalian mau."
  "Nanti saja! Sebaiknya kita segera pergi dari tempat ini," lanjut Yunik.
  "Iya benar. Ayo! Cherry pun berlari dengan kencang meninggalkan keduanya.
  "Cherry..., tunggu...," teriak Yunik.
         Yuda pun bersantai. Dan agak bingung! Ini di daerah mana ini...



end
 

 

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More