Jumat, 25 Mei 2012

Istana profesor Cmong

     Tabung energi dari reaksih gerbang siluman suda terisi. Alat ciptaan profesor Cmong itu pun siap di uji coba.
     Profesor kemudian mengajak Beno pergi ke suatu tempat. Untuk uji coba alat yg di beri nama Montrusz itu. Dari markas, Beno bersama profesor pun pergi menghilang ke tempat yg di tuju profesor.
  "Di mana ini?" ujar Beno sesampainya di sebuah kamar dan tak tau di mana.
  "Ini Bali!"
  "Bali? Untuk apa kita ke sini prof, kalau untuk menguji coba. Kan bisa di maskas."
  "Ikut aku."
     Ke duanya pun keluar dari kamar di sebuah penginapan di dekat pantai kuta.
Sambil jalan ke pantai propesor berambut putih acak2kan itu pun menjelaskan maksudnya.
  "Bali! Tempat yg indah dan eksotis. Di sini banyak bule2 berpakaian mini. Dan di sini juga banyak cewek2 cantik dari kota2 di Indonesia, memamerkan kemolekan tubuhnya. Di sini akan ada banyak nafsu bergentayangan. Tempat ini sangat cocok buat uji coba. Nafsu manusia akan mempermuda uji coba kali ini!"
  "Oh begitu! Permisi prof," mata Beno suda melirik tempat lain. Beno tak peduli dengan kata prefesor. Ia pun pergi mau cuci mata.
     Profesor tak peduli dengan urusan Beno. Profesor masih terus melangka. Ia melihat kanan kiri mencari korban.
      Di bawah pohon. Profesor pun berhenti. Profesor melihat sekumpulan remaja sedang pesta santap menu ikan.
  "Bagus! Sasaran empuk. Nafsu remaja pasti lagi tinggi2nya? Saat ini," di bawah pohon itu profesor kemudian mempersiapkan montrusznya.
  "Persiapan suda. Pengendalinya oke!" ceknya. profesor melihat kanan kirih memastikan tak ada yg mengangu. Profesor pun diam2 mendekati para remaja itu. Tiba2 salah seorang dari para remaja itu beranjak dan kemudian duduk di sebuah bangku.
     Profesor pun menghentikan langkannya. Pemuda yg duduk di bangku itu pun. Tiba2 beruba. Profesor pun segera mundur kembali ke bawah pohon.
  "Bagus! Ternyata di tempat ini ada juga orang yg terpapar radiasi. Percobaan ini akan semakin sempurna. Aku harus segera memberi tanda pada monster itu. Dengan begitu aku bisa muncul di dekatnya dan langsung memasang alat ini," bisiknya. profesor pun bersiap, ia kemudian mengeluarkan sebuah alat penanda bentuknya seperti koin 50 perak. Tampa penanda profesor tahkan bisa ke tempat yg di tuju.
     Monster itu semakin liar. Profesor terus memperhatikan keadaan dan coba cari kesempatan menempelkan penanda.
     pemuda yg terpapar radiasi itu pun akhirnya berhasil di lumpukan oleh seorang gadis berambut kuncir kuda. Profesor sama sekali tak dapat kesempatan.
  "Sial! Ternyata mereka sakti juga. Teruta gadis itu. Rupanya ada juga anggota PPKN. Gadis itu, aku harus mendapatkan selnya. Akan ku satukan dengan sabuk Areontrasfor ini. Akan ku culik dia!" bisiknya.  Profesor pun bersiap. Saat semuanya pokus pada monster itu. Profesor pun menyetel tujuanya. Profesor berlari dan gadis itu langsung di pegang tangannya. Profesor pun seketika menghilang bersamannya.

   Sebuah puri jaman belanda di sebuah pulau di tenggah2 danau. Di puri itu profesor sampai bersama gadis tersebut.
  "kalian ikat gadis ini!" printah Profesor Cmong pada anak buanya.
     Gadis itu pun melawan. Para anak buahnya satu demi satu di kalahkannya.
     Profesor Cmong segera masuk laboratoriumnya dan mengambil pistol kejut listrik. Gadis itu pun kemudian di tembaknya. Gadis itu tersengat dan pingsan.
  "Bawah dia masuk! Ikat dia di intrograz lab."
     Di intrograz lab. Gadis itu di ikat kaki tangan dan mulutnya di plester.
     Di kursi intrograz itu. Gadis itu pun sadar. "Ha ha... Sebentar lagi akan ku dapatkan selmu. Dan aku akan memiliki kesaktian mu."
  "Hem..." gadis itu pun meronta. Profesor Cmong lalu kembali ke laboratoriumnya. Profesor pun mencari alat yg sama seperti, ia gunakan untuk mengambil sel dari seorang pemuda bernama Areon.
  "Di mana alat itu?" profesor mengacak2 ruang kerjanya dan alat itu tetap tak di temukan. Satu jam suda masih tak ada hasil.
  "Kalian bantu aku cari Enselosz itu! Sekarang," printanya pada 3orang anak buahnya itu. Yg lain semua berjaga di luar.
  "A sial...! Di mana itu Enselosz."
    Profesor Cmong pun menyetel sabuknya, ia lalu menghilang pergi ke suatu tempat.
 
Continued....

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More