This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Senin, 28 November 2011

Sayap Riana

    Di jalan itu Riana sendirian menunggu bis datang menjemput. Untuk membunuh waktu selama menunggu. Riana pun berkencing ria di bawah pohon dekat halte.
      Malam suda larut. Jam pun menunjukan pukul 23 : 61 tengah malam.
"Du... lama amat si bisnya ?"

        Selesai dari hobby tak mengenal waktu itu. Riana lalu kembali duduk di halte. Dalam pikirannya yg melayang. Riana ingat kejadian kakinya di injak May teman sebangkunya itu siang tadi.
       Dari remang2 sudut kota. Sebuah cahaya muncul. Bis yg di tunggu2nya akirnya datang juga. Riana pun naik.

 "Hallo sayang !" sapa si sopir bis.
 "Om, lama amat si datangnya !" keluh cewek yg berbusana serba putih dan berambut kayak kuntilanak itu.
 "Katanya minta di jemput tengah malam !"
 "Iya si. "
 "Ian apa suda dapat kabar dari Dikqi, " tanya Arlan omnya Riana.
 "Uda om. Katanya besok ia akan pulang !"
 "Sukur la !"
      Bis terus melaju pulang ke pangkalan. Rumah Riana tak jau dari pangkalan bis di mana tempat omnya itu bekerja.


      Hari minggu. Hari ini Riana libur sekolah.
      Mentari telah meninggi. Riana pun bangun dari persemayaman nya.
      Selesai merapikan kamar. Seperti biasa. Riana lalu berula di kamar mandi. Riana bermain2 air dan membuat seluru tubuhnya yg mulus itu basa kuyuk.
     Selesai dari situ. Riana kemudian kembali ke kamarnya. Sekarang, ia suda tampil lebih cantik dari sebelumnya. Dengan gaun pink. Dan rambut yg tergerai lurus.
     Riana keluar rumah dengan kamera foto di tangan. Di depan rumah, Riana mendapati motor harleynya Dikqi suda terparkir.
 "Motornya Dikqi itu. Jam berapa pulangnya ?"

        Riana kembali masuk ke dalam dan mencari2 sepupunya itu.
 "Bik mana Dikqi !" tanya Riana pada bik Ane.
 "Anu non. Ia pagi2 sekali baru datang. Mungkin masih tertidur !"
      Riana melihat kunci motor Dikqi ada di atas meja. "Ya uda bik. Bilangin motornya aku pinjam sebentar ".
   Bik Ane mengangguk. "Ia non! "
     Riana pun bergegas keluar dengan helm di tangan dan kamera.
   Di luar, motornya Dikqi itu lalu di tidurinya. Lubang kemerdekaan pun di tusuk. Motor yg tadinya diam sekarang bergaira dengan suara perkasa. Dengan sekali plintiran gas. Motor tersebut langsung ngacir lari dari halaman rumahnya.
     Jalanan yg tenang pagi ini tlah di lindas si cantik Riana. jalanan kota pun di susuri. Riana kemudian berhenti di sebuah taman kota.
    Dari parkiran. Riana lalu masuk ke taman.
"Riana..., " sebuah suara memangilnya.
     Riana pun menoleh ke kanan kirih.
"Kak Riana..., " suara terdengar lagi.
 "Ngganggu aja siapa si " Riana tak peduli. Ia lalu mengarakan kameranya. Ke seorang di depannya.     Seorang petugas kebersihan yg lagi mengorek2 sesuatu di bawah pohon. Riana membidik orang tersebut.
 "Awas... " suara yg sama mengalun lagi.
       Riana hanya cuek aja. Sesosok anak laki2 tiba2 turun dari angkasa. Ia melayang2 di hadapannya. Riana pun seketika terdiam tak bergerak.
 "Kak Riana ! ini, " segelas air lalu di berikan anak itu padanya.
     Tangan Riana tiba2 bergerak sendiri menerima air tersebut dan meminumnya.
setela air itu terminum. Riana seperti tersetrum.
 "kak Riana, kak..., " anak itu berteriak. Riana masih terdiam tak merespon.
     Anak itu pun lalu mencubit lengan Riana. Riana seketika tersadar oleh cubitan tersebut.
 "Kak Riana. Sampai jumpa !" anak itu tiba2 menghilang di depan matanya.
 "Wa... ?" Riana berteriak terkejut kaget.
         Riana pun lari ketakutan. Rasa gatal terasa di punggungnya. Riana pun berhenti. Ia lalu mengerayangi punggungnya tersebut. Saat tangan kanannya menyentuh punggung. Rasa gatal seketika menghilang. Dan Riana mendapati suatu benjolan di punggungnya.
 "Apa ini ?" Riana meraba2. Ada sesuatu agak keras dan ada juga yg lembut.
       Perasaan Riana tak enak. Ia lalu kembali menaiki motor harleynya Dikqi dan pulang kerumah.

        Di rumah. Riana memakir gitu aja motor tersebut. Riana lalu berlari melayang dan dan buru2 masuk ke kamarnya.
     Tak banyak kata. Riana pun mencopot gaunnya itu sambil menghadap ke cermin di kamarnya
     Sebuah sayap putih cantik perlahan2 tumbuh dan mengembang indah di pungungnya. Riana takjub sekaligus apa ini semua. Riana bingung.
 "Kak Riana, " suara anak itu terdengar kembali.
        Riana tak lupa dengan suara tersebut. Air dari anak itu lah yg membuatnya jadi begini ini.
 "Gigitlah pungung telapak tangan kanan kakak. Sayap itu akan hilang. Dan untuk memunculkannya lagi. Gigit saja jari jempol tangan kanan kak Riana ".
 "Siapa pun kau keluarlah " sahut Riana menjawab suara itu.

     Agak sedikit ragu. Riana pun mengigit pungung telapak tangan kanannya dan sayap itu pun menghilang dari punggung Riana yg seksi itu tampa busana
    Riana kegirangan senang, ia pun melonjak2. Riana lalu mengenakan kaos yg ada di dekatnya.
   Tok tok sebuah suara ketukan. Pintu pun terbuka.
 "Lagi kesambet ya. Brisik tau !" tuduh Dikqi.
   Riana meringis. "Sorry !"
 "Bus... Hi setan, pergi kau ?" Dikqi berlagak jadi nggak normal.
 "Hi sana keluar !" Riana pun mendorong Dikqi sepupunya itu keluar kamarnya.
 "Jangan brisik lagi ya !" kata Dikqi dari luar.
 "Suda diam !" Riana tak sadar, ia kemudian menggigit jempolnya.
     Sayap bidadari keluar lagi. Kaos kesukaannya itu langsung terobek oleh tekanan kemunculan sayapnya.

    Waw...! Riana terlihat seksi dengan sayap bidadarinya dan dengan robekan kaos yg mengantung di dadanya.
 "Kaos ku... Ha...? " air mata dara pun tumpa. Ha...

     Dak lucu ya...

Nanto tau

Di dalam ruang kesehatan. Nanto salah seorang siswa yg baru seminggu bersekolah di sini itu pingsan di dekat pos satpam.

Tak beberapa lama Nanto pun tersadar.

"Suda bangun ya " ujar Harton si pak satpam yg kebetulan masih di situ.

"Dimana ini ?".

"Ini minumlah " pak Harton menyugukan segelas air.

Nanto pun menerima dan meminumnya. "Trima kasih pak !".

"E... kau. Kenapa tadi pingsan ?".

"Cuma lagi lemes aja pak. Habis lari2an ".

"Lari2an ?. Apa kau itu ndak punya kerjaan lain apa ?. Pada jam istrahat begini !".

Nanto diam sesaat. "Anu pak. Sebenarnya tadi... " Nanto tak bisa neruskan.

"Oh seperti itu ya " tukas pak Harton paham.

"Apanya pak ?".

"Ini pertama xnya kau lihat ke anehan di sekolah ini ya ".

Nanto menganguk. Walau tak mengerti.

"Di sini ini itu keanean suda hampir biasa. Hampir sebagian besar siswa di sini itu bisa lakukan sesuatu yg mungkin ndak bisa di lakukan kebanyakan orang !".

"Apa maksut bapak ?".

"Emangnya tadi kau lihat apa ?" pak Harton balik tanya.

Agak ragu. "Salah seorang temanku. Tiba2 muncul dan lalu menghilang di depan ku. Dan yg barusan tadi. Seorang lagi, ia bisa beruba jadi batu !" jelasnya.

"O iya ya. E apa kau tau. Seorang siswa yg namanya Mikhail !".

"Iya tau. Emang kenapa pak ?".

"Kurang lebih setahun lalu, ia perna membawah seekor naga raksasa ke sekolah ini. Akibatnya sebagian besar gedung sekolah disini hampir rusak para ".

Nanto terdiam.

"Apa kau perna dengar tentang Jilbap wonder ?".

"Perna pak. Kalau tak salah, ia perna meringkus salah seorang teroris yg coba mengebom gedung peradilan ".

"Dari yg ku tau. Dia itu salah seorang siswa di sini. Tapi aku tak tau siapa dia ?".

"O begitu ya pak ?".

"Apa pun kejadian yg akan kau alami nanti. Jadikan itu sebagai pengalaman saja. Jangan di takuti. Mungkin saja nanti akan jadi giliran mu ".

"Giliran ku ?".

"Seperti Mikhail atau pun seperti jilbap wonder atau bakan seperti teman2 mu itu !".

Nanto pun menganguk.

"Nanto kenapa kau ?" ujar Dikqi yg baru datang.

"Ya suda. Maaf, saya permisi !".

"Trima kasih pak ".

Nanto sekarang bisa lebih tenang.

"Dari mana kau tau aku ada di sini ?" tanyanya.

"Itu dari siswa baru itu. Katanya kau pingsan dan di bawah kesini. Kau suda tidak apa2 kan !".

Nanto menganguk, ia lalu bangkit dari duduknya. "Ayo ".

"He kemana !".

Nanto tak menjawab ia hanya ngeluyur keluar ruang perawatan.

"Nanto, we tunggu ?".

Setela keluar dari situ. Nanto pun pergi ke kantin. Ia coba hidup seperti biasa. Dan sesuatu yg tak biasa, ia akan coba itu jadi pengalamannya.

Yang kemarin itu

  Ini hari senin. Siswa siswi Sma panen jaya suda mulai masuk kembali setelah seharian kemarin libur.
Di depan pintu gerbang sekolah. Dikqi berdiri menunggu sesuatu.
Beberapa saat tak lama kemudian Nanto pun muncul.
Melihat Dikqi di depan pintu. Nanto langsung balik arah.
"Nanto berhenti kau !".

"Setan... " Nanto tersentak dan lari.

Tak sampai tiga langka. Bruuk.. Nanto terjatu, Ia bertabrakan dengan Mikhail seorang siswa klas 3.
Sepersekian menit kemudian.
"Mau kemana kau " Dikqi suda memegang tangan Nanto.

"Ampun !" rintinya ketakutan.

"Jadi ini yg namanya temen. Orang lagi terperosok malah di tinggalin ".

"Jadi kau bukan setan ".

"Kau itu yg setan !".
Nanto meringis. "Maaf. Habisnya kau ngilang gitu aja ?".

"Kunyok lo !".

"Minggir !" triak Mikhail dan di lanjutkan dengan nguap.

Nanto Dikqi pun menyingkir.

"Ayo !" Dikqi kemudian mengeret Nanto masuk ke dalam.


Bel masuk berkumandang. Upacara pengibaran bendera di laksanakan. Selesai upacara. Seluruh siswa kembali ke kelasnya masing2.

Di kelas 2b.

Pak Bintarno masuk bersama seorang siswi baru.
"Anak2 perkenalkan ini Anisa. Mulai hari ini akan jadi teman baru kalian !".
Cewek berkaca mata lumayan tebel itu pun menganguk.

"Maaf pak !. Bapak baru menemukan dia dari planet mana ?. Tumben ada alien yg mampir di sekolah ini. Cakep lagi...".

Komentar tersebut langsung di sambut tawa dan sorakan oleh para siswa lainnya.
"Deren. Jaga ucapan mu !" printa pak Bintarno.

"Siap pak !" Deren pun diam.

"Anisa sekarang kau silakan duduk di samping Nhiki ".

Anisa mengangguk, ia lalu berjalan ke bangku nya.
Pelajaran pun di mulai seperti biasa.


Bel istirahat akirnya berkumandang. Beberapa siswa suda meninggalkan kelas.
"Permisi !" sapa Anisa pada Nanto yg duduk di depannya.

"Hem !" Nanto menole.

"Kalau tak salah, kau kan yg kemarin itu. Yg duduk di trotoar !".

"Kemarin ?" Nanto mengingat. Ia pun lalu memandang cewek yg ada di hadapannya itu.

"Iya aku yg kemarin itu. Salam kenal ".

"Setan ?" seketika Nanto pun langsung berdiri. ia lari keluar kelas.

"W... Nanto tunggu ?. Kenapa lagi dia " panggil Dikqi.


  Nanto berlari dan belari, ia pun sampai di halaman belakang. Nanto terduduk, ia capek.
Dalam keadaan terengal2 Nhiki tiba2 muncul di depannya. Sontak Nanto terkejut.
"Kemana si Deren itu. Akan ku hajar dia kalau ketemu !" Nihki kemudian menghilang lagi.

Nanto langsung bangkit, ia pun lari lagi tampa tujuan.

Dekat pos satpam. Nanto berhenti, ia pun lalu terduduk di atas batu. Saat batu itu akan di duduki. Tiba2 batu tersebut bersuara. Nanto pun terjungkal kaget takut.

"Kalau duduk kira2 dong !" batu itu pun beruba jadi Deren.

Akirnya Nanto pun pingsan. Deren pergi gitu saja. Anisa yg kebetulan menyaksikan Nanto pingsan langsung menghampirinya. Bersamaan itu seorang satpam pun datang dan membantu mengevakuasi Nanto.

Si cantik yang hidup lagi

   Di trotoar jalan raya. Nanto sedang duduk santai sambil menghitung laba penjualan korannya hari ini yg lumayan laku. Satu demi satu lembaran uang di hitung dan di rapikanya. Saat hitungan terakir itu. Nanto di kejutkan oleh sepasang kaki cantik end mulus end waow berdiri di samping kanannya. Nanto tertegun memandang kaki tersebut.

   Matanya pun di lirikan ke atas. Sesosok wajah cantik mirip bidadari baru turun dari taxsi di pandangnya.

"Waw... Rejeki ni. Ini pasti hari keberuntungan ku !" gumannya.

   Di jalan kendaraan semakin ramai. Cewek itu kemudian turun dan menyebrang. Nanto masih terus memandangi cewek tersebut dengan kekaguman.

  Di tengah jalan. Tiba2 sebuah truk tronton melintas. Cewek itu pun seketika di lindasnya. Nanto tersentak kaget. Truk tronton itu sendiri tak berhenti dan terus berjalan. Sepertinya sang sopir truk tersebut tidak tau kalau ada yg jadi korban.

   Sepersekian detik. Cewek itu kemudian bangkit dan berdiri. Dengan tubuh berlumuran darah. Kepala pesok. Tangan kirih terputus dan beberapa jeroan berseraka di jalan. Cewek itu lalu memungut lengannya dan kemudian berjalan terseok2 ke pinggir.

   Nanto terbengong ketakutan. Sampai di trotoar sebrang. Cewek itu hanya berdiri. Dara yg berserakan di jalan dan beberapa jeroan bergerak sendiri dan melocat kembali menyatuh, menempel ke tubuh cewek tersebut.

  Nanto langsung kabur ketakutan. Hutan taman kota di trobosnya. Nanto terus berlari dan berlari. Di ujung taman, ia pun berhenti. Nanto terduduk di bangku taman.

"Se setan. Cantik2 setan !".

Nanto terengal2 mengatur napasnya.

"Nanto... !" sebuah suara triakan memanggilnya.
Nanto tersentak, ia pun menoleh ke kanan kirih mencari sesosok orang yg memangilnya.

"Dikqi, mau apa dia ".

  Dikqi kemudian berjalan menuju ke tempat Nanto duduk. Nanto tak bisa banyak bicara. Ia masih setenga ngos2an.
Dikqi pun mempercepat langkanya. Nanto agak sedikit lebih tenang adanya teman sekelas itu di sini.
Masih beberapa langka lagi Dikqi akan sampai di hadapan Nanto. Tiba2 Dikqi menghilang seketika di dekat semak2.
Sontak Nanto terperanga ke 2xnya.

"Setan... " Nanto pun lari kalang kabut ketakutan.

"Tulong... " sebuah suara berkumandang terdengar dari semak2.

"Nanto... Tulong... " Dikqi teriak minta tolong. Ia saat ini lagi terperosok selokan taman yg tak tertutup.

"Nanto... "

Hati merah

   Ku tunggu dia di dekat taman pemakaman. Akan ku berikan sebuah hati merah. Asalkan dia mau jadi kekasihku tercinta.
   Nama cewek itu adalah Unti dari keluarga Lana. Aku terpesona saat melihat wajahnya yg cantik end imut2.
2 minggu lalu aku terpesona pertama kali melihatnya bersenandung di atas pohon dekat makam kramat.

   Selama beberapa hari ini aku terus mecoba untuk mendekatinya. Anehnya tulang2ku tiba2 membeku tak bisa ku gerakkan. Apa yg terjadi padaku. Biasanya setiap kali aku berjalan. Orang2 akan lari ketakutan saat menatapku. Tapi ini aku tak berdaya di dekatnya.
  Oh yg ku suka Unti. Lulukan lah tulang2 ku dan biarkan lah aku mendekatimu dan akan ku berikan hati merah ini padamu. Sebagai tanda bukti ku cinta kau...

Sabtu, 08 Oktober 2011

jilbap Vita

   Di ujung jalan. Vita sedang asyik memandang sebuah poster konser musik, rock n girl. Vita yg suda memutuskan memakai jilbap seminggu lalu. Merasa bimbang. Dia ingin ikut tampil di konser, tapi. Bolehkah seorang gadis berjilbap memasuki tempat konser dan ikut berjingkrak2 menghayati lagunya.

"Apa boleh seperti itu ya " gumamnya.
"sudalah ".
   Vita kemudian berlalu begitu saja dari tempat tersebut.
                                 @
   Sma penen jaya. Pagi ini suasananya masih tetap asri dan tak beruba seperti kemarin. Tak terasa seminggu tlah berlalu. Para siswa suda kembali masuk. Setelah libur semester.

"Akirnya kembali lagi ke tempat ini " Vita menghela nafasnya.
"Halo cewek, siswa baru ya ?" sapa Ziko dengan nada gombal.
    Vita pun memandang Ziko dan balik tersenyum.
Setelah itu Vita pun berlalu begitu saja dengan ucapan salam.
Untuk sesaat Ziko tertegun. "itu Vitakan ?" Ziko terpesona.

"He... " Rivan datang dan lalu merangkul pundak Ziko.
"Itu ?" Ziko menunjuk ke Vita yg sedang berjalan dengan jilbap cantiknya.
"Oh tante !. Emang kenapa ?".
"Ada yg aneh ! ".
"Apanya ?".
  Ziko lalu berpaling dan memandang muka Rivan.
"Suda la ?" setela berkata seperti itu Ziko pun ngeluyur begitu saja.
"Aneh ?, apanya... We tunggu " Rivan memanggil. Ia pun lalu membuntuti Ziko.

   Bel berdentang. Pelajaran pertama berjalan seperti biasa. Cuma ada sedikit ribut2 dan itu mengenai perubahan penampilan baru Vita. Dan kebiasaan Vita lainnya.

  Waktu istirahat tiba. Biasanya jam segini waktunya Vita nyamil di kantin. Tapi ini, May tak menemukan Vita.

"Adu... Vita kemana ya. Tumben nggak kelihatan batang hidungnya. Apa lagi masuk angin ni orang ?" ujar May.

"Mungkin Paling2. Dia lagi berjemur di atas genteng, seperti biasa ?" lanjutnya.
 May pun akirnya pergi juga dari kantin.

   Di perpus. Vita sedang asyik membaca. Untuk sesaat, ia pun teringat tentang poster konser musik kemarin.
"Ini bukan waktunya " Vita keburu menepis apa yg di ingatnya barusan.
"Vit, ada apa ?" Yuniq datang dan menyapa.
"Biasa. Godaan sedikit !".
"Sabar !. pasti kau bisa ".
"Yun !". Dari pintu perpus Mitha tiba2 muncul dan berteriak.
"Sssst... " bu Ellie si penjaga perpus memberi kode untuk jangan berisik.
  Mendengar teriakan itu. Yuniq langsung terburu2 menghampiri Mitha.

   Halaman belakang sma panen jaya. May melihat sekeliling. Ia pun mendongak ke atas genting. Dan Vita tak nampak di situ.
"Ngak ada !. Kemana si itu kelinci bonbin " May menggaruk2 kepalanya.
Hp di saku pun di buka dan di pencetnya.
"Vita kau di mana ? " sloronya .
"Di perpus !".
Dan tit... Sambungan terputus.
"Ya !" May melihat hpnya. "Hi... Baterai habis lagi !" May pun menutup hpnya.
"Vita im comming !" May pun memburu Vita ke perpus.

  Di lorong ke perpus May bertabrakan dengan Gerin yg tiba2 muncul.
"Sorry... Sorry " katanya seraya menganguk2an tangan dan kepalanya.

"Sorry sorry. Kalau jalan pakai mata... ".
"Maaf bukan itu maksutku !".
"Ha... minggir nganggu aja " May pun melanjutkan larinya ke perpus.

  Di depan perpus May berhenti.
"Itu tadi siapa ya sepertinya bukan siswa dari sini ?" May menunjuk2. "A sudalah.. " May pun masuk.
"Vita " panggilnya.
"Sttt... Jangan berisik, diam. Vita suda keluar " kata bu Ellie.
"Kemana ya bu ".
"itu bukan urusan ku. Kalau tak mau baca. Sebaiknya kau pergi !".
"I iya bu, maaf !".
May pun meninggalkan perpus.

Di dalam kelas. Vita berada saat ini. Ia terduduk di meja guru. Pikirannya melayang tentang konser tersebut. Di meja itu. Gerin datang dan menghampiri Vita.

"Permisi !".
Vita terkaget.
"Wa alaikum salam " repleknya.
"Maaf !. Anda Vitakan ?".
"Iya. Ada apa ?".
"Ada kiriman untuk mu " Gerin memberikan sebongkan batu berwarna hijau mirip batu akik pada Vita.
 Vita pun menerimanya. Bersamaan dengan itu. Gerin tiba2 lenyap seperti hantu di depannya.
"Astagfirullah ! " Vita terkejut, ia pun keluar dari kelas, ia terjatu dan pingsan di depan pintu.

Di kamar ruang kesehatan siswa. Vita terbaring dan masih pingsan. Sedetik kemudian Vita pun siuman.
"Vit kau kenapa ?" May cemas.
"Tadi... Tadi ?".
"Tadi, tadi apa ?".
Vita terdiam, ia tak bisa melanjutkan ceritanya.
"Tadi apa ?".
"Tidak ?, tidak ada apa2 ".
"Vit, sejak kapan kau pakai jilbap dan kenapa kau tak bilang2 aku ".
Vita pun bangun. "Apa perlu itu di bahas ".
May lalu meletakan tangan nya di jidat Vita. "Tak panas. Apa kau lagi kesambet " tudingnya.
Vita hanya tersenyum.
"Sejak kapan kau pakai jilbap ?" tanyanya lagi.
Vita kembali tersenyum.
"Hi... gila kau ya ".

Bel pun berdentang.
"Sudalah. Ayo suda ada panggilan tu ".
May berdiri. Vita masih terbengong, ia ingat kejadiannya. Dan batu itu.
Vita mengerayangi tubuhnya. Batu itu tak di temukan.
Vita pun berdiri dan ia lalu kembali ke kelasnya.


Pulang sekolah. Tak seperti bisanya, ia pakai mobil. Hari ini Vita pulang naik angkot.
Di perjalanan Vita turun di depan gedung kesenian kota. Di gedung ini rencananya besok malam konser rock n girl akan di adakan.
"Seperti apa si tempatnya " Vita ingin tau.
Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam. Pintu di bukanya. Suasananya masih gelap.
"Lampu satu. Sekarang nyalakan ".
sebuah suara terdengar. Dan lampu di panggung pun menyala.
"Sekarang nyalakan yg satunya lagi ".
Lampu berwarna warni pun menyala. Dan
"Awas... " sebuah teriakan berkumandang keras.
Sebuah kabel beraliran listrik jatu menimpa Vita yg berdiri di dekat panggung. Vita tersengat listrik. Tubuh Vita seketika hangus.

Beberapa menit kemudian. Vita di bawah ambulan ke rumah sakit. Di dalam ambulan itu. Tubuh Vita tiba2 bercahaya hijau.
Di trotoar jalan yg di lalui ambulan tersebut. Gerin berdiri menyaksikan ambulan itu lewat.
"Bagus sesuai rencana !".
"Gerin. Waktu mu hanya tinggal satu menit lagi " sebuah suaran terdengar.
"Ok rencana suda beres saatnya pulang ".
Gerin menyalakan jam di tangannya. Gerin pun menghilang.
"Jilbap wonder selamat datang !".


End

Fosibel hole

   Mata masih mengantuk di saat Dikta sedang mengetuk2 pintu kamar Gerin. Gerin seorang pemuda yg agak krempeng itu pun tergopo2 membuka pintu.

"Mas suda siang itu ?".
"Oh iya " Gerin mendongak dan berpaling ke jendela dengan mata agak rapat.
"Mas di tungguin Sadi itu di luar !".
Sambil menguap. "Iya bentar ?" ucapnya malas.
Agak sedikit cemberut Dikta pun meninggalkan abangnya itu.

30 menit.
Gerin keluar dari kamarnya. Ia pun ingat, Sadi sedang nungguin. Gerin buru2 keluar.
"Mana dia ?".
"Suda pergi. Kelamaan nunggu !" suara Dikta mengema dari dapur.
"Ya uda ?" Gerin mengaruk kepalanya.
"Dik... Abang brangkat dulu ya ".
"Sana pergi !" jawabnya dengan lantang.
Sepeda ontel di keluarkannya dari dalam rumah. Gerin pun mengayunya ke tempat kerja.

Di jalan. Sebuah kecelakaan terjadi. Polisi dan warga setempat mengerubungi Tkp. Gerin yg kebetulan lewat ikut berhenti menyaksikan.
"Apa yg terjadi pak ?" tanya Gerin pada seorang pak tua.
"Anu sebuah mobil tiba2 menabrak kereta !" katanya
"Mobil di tabrak kereta ?".
"Bukan !. Anu keretanya itu berjalan seperti biasa. Lah tiba2 mobilnya itu muncul dan langsung nyelonong begitu. Pada hal suda di triakin banyak orang. Suru berhenti. Mobilnya tetep jalan sendiri ".
"Oh gitu ya pak ?. Trima kasih, permisi ".
"Pareng !".
Gerin melanjutkan jalannya.


Di perempatan lampu merah.
"Koran... Koran2. Seorang bayi perempuan di temukan tergantung di atas menara sutet dalam keadaan hidup !" suara seorang remaja penjual koran.

Gerin heran. Lampu pun beruba jadi hijau. Mobil2 mulai kembali berjalan. Gerin kembali mengayu lagi sepedanya. Di depan sebuah toserba. Gerin berhenti.
"Gerin cepat kesini !" sebuah suara bekumandang di telinga.

Gerin lalu menuntun sepedanya memasuki pintu samping toserba.
Di depan loker pegawai. Gerin kemudian membuka lokernya. Dan Gerin pun menghilang.

Laboratorium Stone G. Sebuah laboratorium yg berada di dunia antah brantah.
"Akirnya kau datang juga. Kemana aja si 3 hari ini " crocos Siva.
Gerin cuek aja. "Sad ada info apa ".
"Serangkaian fosibel hole tlah terbuka. Baru2 ini aja sebuah mobil dan seorang anak berpinda dari tempatnya semula. Lubang ini harus segera di tutup !".
"Caranya !".
Sadi diam, ia nggak tau. Gerin lalu menoleh ke teman2nya yg lain di situ. Semuanya bergeleng tak tau !.
"Ada ponegramer dari Dikta !" ujar Siva.
"Gunakan batu Alius dan gunakan juga mesin waktu Holegr untuk sampai di titik pusat infosibel hole. Dan frekuensi harus di ruba dengan mengunakan frekuensi giga !" ujar Dikta langsung.
"Bagai mana kau bisa tau ?" sambut Gerin.
"Itu tak penting. Harus ada orang yg bisa melakukannya. Orang yg berkemampuan !" tit ponegramer terputus.
Gerin pun berpikir kira2 siapa yg akan dapatkan tugas ini. Mengunakan mesin waktu Holegr sangatlah berbahaya. Dan
"Batu Alius itu, batu apa ?".
Sadi mengelengkan kepalanya.
"Siva hubungi Dikta balik " printa Gerin.
"Siap !. Apa perlu menghubungi Propesor Janoko dan memberitau masala ini juga ".
"Oke ".


"Dikta apa itu batu Alius " tanyanya.
"Tanyakan itu pada pada Propesor Janoko. Dia tau tentang batu Alius ".
"Bagai mana kau bisa tau tentang batu Alius itu ?" ulangnya.
"Nanti saja dan jangan hubungi aku. Nanggung lagi masak ?".
Hubungan suara pun terputus.
Dalam hitungan menit. Propesor Janoko pun datang. Dari pemberitauan Siva. Propesor Janoko tau semua tentang kejadian hari ini.

"Senang bertemu propesor lagi !" basa basinya.
Propesor Janoko tak merespon.
"Propesor masala ini harus segera di atasi. Sebelum semakin meresakan masarakat !" ujar Sadi.
"Aku tau tapi tampa batu Alius. Fosibel hole itu tak akan bisa di hentikan ".
"Prop !, apa itu batu Alius dan di mana kita bisa mendapatkan batu Alius itu !" tamba Gerin.
"Itu adalah batu yg di temukan oleh orang yg membuat awal mesim waktu Holegr. Batu itu adalah energi utama mesin tersebut ".
"Apa kita bisa mengunakan batu di mesin itu Prop !" tanya Sadi.
"Kalau batu itu di gunakan. Mesinnya tak akan berpungsi. Kita harus gunakan batu Alius yg lain !".
"Gimana kita bisa dapatkan batu itu ".
Propesor Janoko berpikir sejenak. "O iya. Aku akan menghubungi temanku. Mungkin dia bisa membantu mendapatkan batu Alius. Dia itu adalah kepala sekolah Sma panen jaya. Gerin ikut aku !".
"Siap !".
Propesor janoko dan Gerin pun menghilang.

Sma panen jaya.
Di kantor kepala sekolah. Propesor Janoko dan Gerin pun tiba di tempat.
"Apa kabar sobat " ucapnya sambil memakai kacamata hitamnya. "Akirnya kau datang juga. Ini mengenai batu Alius itu kan !" sambut Kepsek Panen jayanto.

"Rupanya kau suda mengerti apa maksut kami " Propesor tersenyum.
"Salah seorang siswa ku memiliki batu Alius itu. Tunggulah sebentar aku akan panggilkan dia !".

Kepsek lalu mengangkat telpon di mejanya.
"Otpic kau ke kantor sekarang dan bawah batu Alius juga ".
Telpon kembali di letakan di tempat semula.
Semenit pun berlalu. Otpic datang ke kantor.
"Iya. Ini pak batu Aliusnya " Otpic pun menyerakan batu Alius yg berbentuk seperti berlian putih dan bercahaya tengannya.
"Trima kasih teman. Permisi ".
Propesor Janoko dan Gerin pun kemudian menghilang.
"Pak kepsek. Apa mereka tau cara mengunakan batu itu dan untuk apa ?".
Kepala sekolah hanya tertawa membayangkan. Otpic manyun.

Di Laboratorium Stone G. Propesor dengan di bantu anggota yg lain. Mempersiapkan proyek penghentian fosibel hole tersebut. Mesin waktu Holegr pun di siapkan.
Persiapan selesai.
Sesaat kemudian propesor ingat. Ia tak tau bagai mana mengunakan batu itu. Dan siapa yg akan menjalankan tugas ini.

Gerin. Sadi. Siva. Dikta atau anggota yg lain.
Ataukan salah seorang murid Sma panen jaya yg sebagaiannya memiliki kemampuan...

End

May elizabetd victoria caroline zhandradica

  Sebuah rumah mega mirip istana di jalan Aspal raya. Pagi itu May anak pertama dari keluarga tersebut. Sedang lakukan beres2 di kamar mewahnya. Buku2 pelajaran hari ini di masukan ke tas ranselnya. Sebuah gaun cantik nan indah dan mewah juga masuk ke dalam. Dan beberapa barang lainnya juga masuk.
"Semua beres. Tinggal lets go aja, ye... " May mengankat ke atas 2 tanganya dan lalu menurunkan kembali.


  May elizabetd victoria caroline zhandradica adalah nama lengkapnya. Di halaman depan rumah. Seperti biasa. Sepeda kesayangannya suda nongol dan siap di gunakan berangkat sekolah. Sepeda tersebut tlah menemaninya sejak, ia pertama masuk Sma.

"Trima kasih pak Ben ".
"Selamat berjuang non !" sambut salah seorang petugas keamanan rumah.
"Merdeka pak Ben... " sahutnya.
Sepeda kesayangan itu pun di kayuhnya keluar halaman rumah. Di jalan May mengayuhnya dengan santai.

  Kios buah Fruit food di pinggir jalan. May berhenti sejenak di kios itu.
"Lamlekom mbak, mbak Via jeroknya sekilo !".
"Iya walaikum salam " sang pemilik kios yg baru muncul, langsung membungkuskan jerok yg di tunjuk May.
"Ini mbak uangnya. Dengan yg kemarin juga !".
"Iya trima kasih ya ".
"Lamlekom ".
"Nak May hati2 ya di jalan !".
"Iya ".
May suda jadi langganan di kios itu sejak ia klas satu sma. Sepeda May kembali di kayuhnya.

Sekitar 20 menit.
Sepeda May telah memasuki gerbang sekolah. Sepedanya kemudian di taronya di tempat parkir mobil seperti biasa. Turun dari sepeda May langsung ke kantin. Menemui seseorang.
"Bik Ani. Ini untuk bibik " May menyerakan jerok tersebut. "Maaf ya bik tak sempat menjenguk Deon !".
"Tak apa. Doanya saja suda cukup bagi bibik. Trima kasih ya jeruknya ".
"Oya, Vita uda kesini belom bik ?" tanya May.
"Kayaknya belum. Ada perlu apa ya kalau bibik boleh tau ?".
"Ada deh. Trima kasih ya bik !"
May pun meninggalkan kantin.
May lalu berlari ke perpus. Sapa tau Vita ada di situ. Pikir May. Di pintu perpus May berhenti. Ia pun lalu masuk.
"Permisi bu ".
Bu Ellie mengangguk dengan mata yg tajam.
Sejak kecelakaan di tempat konser waktu itu. Vita yg suda kembali masuk 3 hari lalu. Sekarang lebih suka ke perpus dari pada ketempat2 biasanya. Dan benar juga. Vita memang lagi di perpus.



"Hay Vit ".
"Lamlekom !" sahut Vita.
"Iya, Assalam muallaikum. Puas ?".
"Wa allaiku salam. Itu baru wanita muslima !" Vita tersenyum.
May agak cemberut. Ia pun kemudian mengambil napas.
"Ada apa kau mencariku ?" tebaknya.
"Emang kapan ?" Kila May.
"Itu tadi kau tanya sama bik Ani ".
Mata May menciring. "Bagai mana kau tau. Kaukan di sini ?".
"Itu tak penting. Emang ada perlu apa ?".
Tampa basa basi lagi. May pun membuka ranselnya. Sebuah gaun cantik di ambilnya.
"Ini baru di beliin mami kemarin. Aku tak suka. Ini untukmu !".
Vita terdiam. Itu adalah gaun yang sangat indah. Berajut dengan benang emas dan perak. Berbordir cantik, mempesona. Dan bertatakan berlian syafir 5 warna.
"Berapa harganya " tukas Vita.
"Entahlah mungkin sekitar semilyar !" ucapnya kira2.
Vita terbengong sesaat. Vita lalu menoleh ke belakang. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.
"May, sebentar ya " Vita langsung keluar perpus.
Setela Vita lari. May pun langsung menyusul. Di luar perpus.
"Cepat sekali. Kemana perginya itu Vita ?" May menole ke kanan kiri mencari sesosok Vita yg suda menghilang entah kemana.
"Hop... " ucap Ziko.
"Lagi cari tante ya " sahut Rivan yg ada di belakang Ziko.
May tak merhatikan. Ia masih terus melihat kanan kiri.
"May lagi ngapain kau ?" tambah Ziko.
"Tau kemana perginya Vita nggak ?".
"Itu tadi, ia lari kesana ?" sahut Rivan.
"Kapan lewatnya ?" tukas Ziko.
"Tadi barusan ?" kilanya.
Ziko ikut clingak clinguk mencari sesosok Vita.
"Ya suda lah ".
   Bersamaan itu, bel masuk pun berbunyi. May lalu kembali masuk ke dalam. Gaun yg rencananya akan di berikan ke Vita di rapikannya kemudian di masukan kembali ke dalam ransel.

    Di kelasnya. Pelajaran berjalan seperti biasa. Di bankunya May. May kepikiran kemana ya perginya Vita. Kenapa terburu2.
"Hay lesbih, lagi mikir apa ?" ceplos Riana teman sebangku May.
   Tampa kata2. May menggeram dan lansung nginjak kakinya Riana. Riana kesakitan tapi, ia tak berani berteriak. Ini hari pak Jiman yg mengajar, ia adalah guru yg galak dan suka memberi hukuman. Bila ada murit yg berisik, atau tidak memperhatikan pelajaran di saat dia yg mengajar.

"Aw sakit tau !. Dasar preman gadungan ?" bisiknya.
"Rasain ".
"Pastinya lagi mikirin Vita lagi ".
"Apa urusan mu ".
"kemana2 kau selalu nempel Vita. Ada apa si kau dengannya ?".
May pun mengingat kembali kenangannya saat pertama bertemu Vita.

   Waktu itu awal saat penerimaan siswa baru. Di jalan May datang dengan sepedanya. Saat akan menyebrang. Tiba2 Sebuah motor mengarah ke dirinya. Di situ Vita datang dan menarik sepedanya May ke belakang. May pun selamat dari di hajar motor tersebut. Tak sampai di situ motor yg tadi akan menabrak May. Membuat truk yg ada di kiri jalan membanting setir dan mengarah ke May. Vita sekali lagi mendorong sepeda May sehingga May pun luput dari tabrak ke 2xnya. Tak sampai di situ. May yg suda bisa menguasai diri dan suda turun dari sepedanya itu. Sekali lagi sebuah mobil tiba2 nyelonong ke arah May berdiri. Vita dengan tampa abah2 langsung mendorong May. Vita pun tertabrak mobil tersebut. Vita langsung di larikan ke rumah sakit. Beruntung Vita tidak tewas.

  Sejak saat itu kemana pun Vita bersekolah May akan ikut.

                                              End

Minggu, 31 Juli 2011

The Lost Herbal city : hologramer

 
   Setiap manusia yang terlahir di kota Herbal. Semuanya terlahir dengan makhluk hologram di dalam diri mereka.
   Pagi itu dan agak sedikit siang. Di sebuah rumah dekat area kantor wali kota. Di rumah itu.
 
"Ryu. Cepat bangun suda hampir di mulai acaranya " teriak Sint pada adiknya itu. "Ryu !".
   Setela beberapa kali teriakan, akirnya pintu kamar pun terbuka. Ryu muncul dengan mata masih mengantuk.
Ha... Ryu menguap. "Apa si kak ?".
"Hologramer !".
"Sekarang !" Ryu sadar.
Ryu kembali masuk kedalam. Tak seberapa lama. Ryu muncul dengan dandanan sedikit agak rapi. Ia pun langsung nyelong keluar dan meninggalkan kakaknya di depan pintu kamarnya.
"Kak Sint. Ayo !".
Sint menghela napas. "Dasar !".

   Di luar rumah. Motor harley kesayangan Sint di nyalakan. Ryu yang suda di luar, langsung naik tampa menunggu. Sint pun meluncur ke bukit Dewandaru. Di mana upacara membangkitkan hologramer di laksanakan.

"Kak Sint cepatla... ".
"Uda diam !".
"Cepat !" rengeknya.
"Suda. Tenang aja ".
"Cepat... ".
  Sint pun mempercepat laju motornya.

   Beberapa saat kemudian.
  Motor harley yang di kendarai Sint sampai juga di tempat.
  Setelah motor Sint berhenti di parkiran. Ryu langsung melompat dan lari menujuh ketempat upacara.
"Berhenti !" teriak si penjaga Gar'on yang di lewati Ryu tampa permisi.
Ryu berhenti. Gar'on itu pun mendekati Ryu.
 Tampa basa basi. "Ini " Ryu lalu menyerakan surat kuasa keteragan pada Gar'on si penjaga pintu tersebut.
"Nama Ryu Hardens. Usia 10 th. Keterangan single. Oke. Jadi kau peserta. masuk la !" katanya saat memeriksa.
  Tempat upacara ritual hanya boleh di masuki peserta dan para Gar'on.

"Terima kasih pak tua " ucap Ryu sambil lari.
"Anak nakal !" sahutnya.

  Di ruang upacara. 3 orang Gar'on telah siap duduk di singgasananya. Di tempat peserta suda ada 10 orang yang duduk.
  Ryu berjalan ke depan. Ia lalu menyerakan surat keterang yang tadi pada ketua Gar'on.
Setela di serakan. Ryu lalu kembali ke meja duduk.
"Bersiap2 la " printah ketua Gar'on.
  Seluru peserta yang mengikuti ritual tersebut berdiri dari tempat duduknya termasuk Ryu.
Peserta yang jumlahnya 11 orang itu. Lalu membuat lingkaran dan mengitari Futurolog. Sebuah batu bulat besar hitam untuk upacara hologramer.
"Bismillah !" ketua Gar'on berlanjut mengucapkan serangkaian kata yang tak terdengar.
Batu hitam yang ada di tengah2 peserta kemudian bercahaya terang.

  Seratus daptar hologram dengan bahasa yang tak bisa di pahami, muncul di depan para peserta.
"Bismillah " ketua Gar'on berteriak berulang2.
Batu hitam itu lalu mengeluarkan sebelas tentakel bercahaya putih bersi. Masing2 dari tentakel itu kemudian menyentu kepala para peserta.
Dan dari dada para peserta kemudian keluar sebuah tentakel bercahaya biru. Tentakel biru itu lalu menyentu salah satu daptar tersebut. Setelah daptar tersentuh. Sebuah telur hologram pun muncul dari punggung para peserta.
"Berbaliklah. Dan sentulah telur2 itu ".

  Para peserta kemudian menyentuh telur2 hologram itu satu persatu. Setelah tersentuh. Telur2 itu pun menetas.
   Sesosok kambing keluar paling pertama. Di susul yang keluar berikutnya adalah kelinci, seorang pangeran, badut, lalat hijau, ikan hiu, kucing, satria berpedang, monster lendir, terano rex dan yang terakir berbentuk kubus.
"Selamat untuk kalian !. Atas kelahiran hologramer baru kalian !" ucap ketua Gar'on.
"Pak tua Gar'on " tiba2 Ryu menyela.
Ketua Gar'on melihat kembali surat keterangan Ryu.
"Ryu !. Apa yang kau inginkan ?".
"Pak tua. Kenapa hologramerku bentuknya kubus ?".
  Ketua Gar'on pun mendekat. Ketua Gar'on ingat. Beberapa tahun lalu hal seperti ini juga perna terjadi. Waktu itu seorang peserta perempuan yang bernama Aisyah Havhis. juga mengalami hal serupa. hologramernya berbentuk bola.
"Penjaga. Panggil Knowkel sekarang !".
"Siap... ".
  Seorang penjaga Gar'on yang ada di situ kemudian masuk ke pintu yang ada di samping singgasana.
Tak beberapa lama kemudian. Seorang berjangut putih dan sepertinya yang paling tua di antara Gar'on muncul. Knowkel pun mendekat.
"Ada urusan sepenting apa kalian memanggil ku ?" tanyanya.
"Maaf kan saya !. Ini mengenahi hologramer anak ini yang berbeda dari yang lain ?".
  Knowkel lalu mengamati hologramer Ryu. "Tak salah lagi !. Ini adalah Hologramer modern. Sama seperti Hologramer klasik tapi cuma berbeda intisarinya saja ".
"He... Pak tua !. Bisa di perjelas ?" Ryu memotong.
"Hologramer klasik berbentuk bulat. Hologramer ini memiliki status tingkat dua yang bisa beruba bentuk dalam wujud nyata. Sedangkan hologramer modern berbentuk kubus. Hologramer ini juga memiliki perubahan level. Berbeda dengan klasik yang bisa berwujud nyata. Modern bisa beruba wujud berbentuk hologramer lain, sebebas mungkin !".
"O gitu !" Ryu masih belum paham.
"Ini juga pelajaran untuk kalian. Kalau ada masalah seperti ini lagi. Kalian tak perlu memanggil aku !" Knowkel pun pergi begitu saja.
Hologramer klasik dan modern adalah hologramer langka dan tak semua orang memilikinya dalam kurun waktu seratus tahun. Dan hanya orang2 tertentu yang bisa memilikinya. Dan yang jelas hologramer tidak berhubungan dengan sifat.
"Penjelasan suda selesai. Sekarang ritual ke 2. Pemberian nama dan kode pemanggil " jelas ketua Gar'on.
"Siap !" serentak peserta kecuali Ryu yang masih kepikiran penjelasan tadi.
"Sekarang kembali ke tempat duduk kalian ".
  Para peserta pun kembali ke tempat duduknya.

  "Bismillah2... ".
Para hologramer bergerak menghadap para pemilik. Para hologramer itu kemudian mengeluarkan cahaya hijau di tubuh mereka. Para pemilik juga bercahaya serupa.
"Sekarang berdirilah. Sebutkan nama hologramer kalian dan beritahukan kode pemangilnya. Ucapkan dengan suara lantang !".
Para peserta pun melakukan perintah sang ketua Gar'on.

"Karbol !. Kode pemanggil lubang hidung " Ryu dengan suara lantangnya.
Setelah upacara ritual kedua selesai. Cahaya hijau berangsur2 menghilang dari pemilik dan hologramernya.
"Sekarang gosok kode pemanggil kalian " lanjut ketua.
  Para peserta pun serentak melaksanakan. Dan para hologramer pun menghilang dari hadapan para peserta.
"Bismillah2... !" ketua Gar'on mengangkat tangan kanannya.
"Sekarang munculkanlah kembali. Hologramer kalian. Gosoklah kode pemanggil kalian !".
Hologramer pun muncul kembali.

   Oek oek oek. Sesosok bayi hologram muncul di hadapan Ryu.
"Apa tidak ada penampilan yang lebih menarik ?" Ryu cemberut.
Karbol tiba2 tertawa riang mendengar ucapan patnernya Ryu Hardens.

 "Bismillah hirokmanirrohim !" ketua Gar'on membasu muka dengan kedua tangannya.
"Upacara telah selesai. Sekarang bubarlah kalian !".
Ketua Gar'on meninggalkan ruang ini bersama para peserta.
Ryu kembali mengelus lubang hidungnya dan karbol pun menghilang.

  Ryu berjalan keluar dengan senang dan cemberut. Di parkiran Sint suda menunggu. Ryu datang.
"Gimana ?" Sint bertanya.
"Nanti aja !" Ryu tersenyum.
"Dasar " Sint manyun. "Naik lah kita pulang ".
"Oke !" Ryu pun naik.
Sepeda motor harley Sint Hardens. Melaju pulang ke rumah meninggalkan bukit Dewandaru ini.

Angin bersepoe2 hati sejuk tak terhingga. Dunia sunggu indah. Andai kata aku di dalamnya ?.

                                                              End

Rabu, 20 Juli 2011

The Lort Herbal City : Surat kaleng

    'Zelimed kios' adalah kios buah2an dan satu2nya yang ada di jalan Lamongan. Kios ini melayani berbagai macam penjualan. Dari pembelian perbiji sampai pembelian partai kerdos.

   "Balon !. Ada pesanan buah Durian akar pandan. Tolong hantarkan !" kata bos Rojin Roberow sang pemilik kios.
  "Bos ! bukankah hari ini yang bertugas menghantar adalah Arvat dan Salka ?".
  "Mereka berdua belum kembali dari menghantar ke hotel Madt srazy ".
  "o ?, Siap bos !" Balon paham.
  "Bos !. Buah Durian akar pandan suda siap !" selah Rivi Arasar, pegawai bagian pengemasan.
  Bos Rojin mengangguk.
  "ini !" secarik kertas alamat di berikan ke Balon Hidroz pegawai yang tubuhnya jangkung itu.
  "Oke bos !".
  Setela menerima alamat dari sang bos. Balon lalu menuju ke mobil hantar.


   Hih hihi hih hihi. Suara kuntilanak terdengar. Balon lalu mengelus2 tengkuknya. Sesosok wanita berbaju putih hologram muncul di hadapan Balon.
  "Ada pesan masuk. Voice now !".
 "Dari siapa ?".
 "Sint !".
 "Buka !".
 "Lon. Ada surat kaleng yang masuk. Surat ini meminta kamu untuk ke Bpoin. jam 6 petang ini !".
  "Gerly. Conneck live Ke Sint !".
  "Siap !" suaranya pelan.

  Tit tit tit...
  Hologram dari Sint Hardens kemudian muncul.
  "Sint gimana critanya ?" tanya Balon.
 "Aku tak tau. Saat aku masuk ke rumah. Surat kaleng itu suda ada di meja " jawab Sint.
 "Kira2 menurutmu siapa yang memasukan surat kaleng itu ".
 "Apa kau punya musuh ?".
  "Sepertinya, entahlah ? " Balon mengingat2.
  "Sebaiknya kau datang saja kesana ?".
  Balon memikir2. Siapa kiranya orang yang berani masuk kerumahnya dan menaruh tong drem besar dengan suara rekaman di dalamnya itu alias surat kaleng.
  "Ya suda. Sint trima kasih ya ".
  "Ya !". Hologram Sint kemudian menghilang.
  "Gerly !".
  "Siap ".
  "Trima kasih !".
  Kuntilanak hologram tersenyum. Balon kemudian mengelus2 tengkuknya lagi. Gerly pun menghilang.

  Balon lalu naik ke mobil dinasnya.
  Mobil grapitasi itu melaju di jalanan kota. Sampainya di alamat yang di tujuh. Mobil Balon pun berhenti.
  "Bener ini alamatnya ?" Balon menerka2. Karna biasanya hanya orang2 kaya saja yang beli Durian akar pandan ini. Durian spesial dari bukit Legendaris.
  Balon masih tetap memandang rumah sangat sederhana sekali dan asri itu.
Seperti di alamat.
  Bel yang tertampel di pagar rumah sederhana itu. Kemudian di pencet2 oleh Balon.
  Pintu rumah itu terbuka. Seseorang kemudian keluar.
  "Iya ada perlu apa !" tanya orang tersebut.
  Balon terbengong. Seorang bidadari tercantik di dunia berdiri di depannya. kecantikannya menurutnya. Melebih Chewi teman sekelasnya atau pun Sint sepupunya.
  "Mas !".
  "I ya " Balon tergagap.
  Wanita itu tersenyum.
  "Saya mau menghantar pesanan !".
  "Mbak Aisyah... Tolong di terima. Nanggung ni !" triak seorang lelaki muda di atap rumah.
Dengan gemetar. Balon menyerakan surat tanda terima. Aisyah pun menandatangani. Balon kemudian mengankat tiga kotak durian akar pandan dan menaronya dekat pintu.

  Dalam perjalanan kembali. Balon terbayang2 wajah Aisyah. Cewek tercantik yang perna di lihatnya dalam usianya sekarang.

  Di perjalanan. Dari rimbunya hutan. Sebuah benda terlihat jatu dari atas. Balon langsung menginjak rem mobilnya. Rem udara super berhenti.
Benda itu jatu pas di depan mobil. Balon keluar dari mobil dan mendekati benda tersebut tersebut.
"Surat kaleng !".
Tong drum besar itu lalu di tendangnya. Sebuah suara keluar.
"Hai Naga Bumi. datang la ke Bpoin. Ku tunggu !. ha ha..." suara surat kaleng.
"Lihat aja nanti ?" Balon geram.
  Balon kembali naik mobil. Ia pun meningalkan begitu saja surat kaleng itu.
Sepeningalannya, petugas kebersihan alam datang dan langsung membereskan surat kaleng tersebut.

  Jam 6 : 00 waktu setempat.
  Balon tak pergi ke Bpoin, tapi ke Plantarium Goza. Balon ingin tau apa yang akan terjadi.
 Plantarium Goza sebuah Kafe di dalam danau Hulk. Danau terbesar di kota Herbal ini. Jalan masuknya berbentuk seperti tebing goa dekat danau. Di dekat pintu masuk tersedia juga parkir dan wahana menarik di sekitar danau.
  "Balon !" triak Raco sesaat setela dia turun dari trex peliharaan ayahnya dari tempat parkir kusus binatang.
Balon yang akan masuk ke kafe datang menghampiri sobatnya Raco Roberow.
  "Baru bikin ulah lagi " tuduhnya.
"Kau pikir aku ini apa ha " Raco mencak sendiri.
"Sukurla kau tak bikin ulah lagi " Balon meringis.
"Suda lah !. Bal ! Menurutmu. Apa Aska itu punya... ".
"o critanya sperti Ton jerry ya. Berantem melulu tapi nggak mau pisah. Mau nembak silakan ?".
Raco menciring memandang Balon.
"Soal punya pacar aku tak tau. Kau tanyakan aja ke dia !" Balon terasa terimintidasi.

   Hp hp hp hp hp. Suara pangilan terdengar. Raco lalu mengelus2 telinga kirinya. Sesosok gadis sma hologram muncul di hadapan Raco.
"Save. Ada apa ?".
"Voice now dari papi !".
"Buka !".
"Raco... Bawah pulang Trexnya segera !. Atau celengan manekin mu papi sita !".
"A sial mengganggu saja pak tua itu " Raco mengerutu.
"sana !. sebaiknya kau pulang. Sebelum Bos Rojin... ".
"Apa ?" Raco menyalak tiba2.
Balon mengaruk2 kepalanya. Nyengir !.
"Kalau Aska ke sini. Bilangin aku ada urusan sebentar. Oke !".
Balon mengangguk2.
Setela berkata seperti itu Raco kembali menaiki trexnya dan pergi tampa pamit.

  Balon mengambil napas. Ia pun akan kembali masuk ke Plantarium Goza.
Di langka ketiga. Sebuah siluet di rasa. Balon melihat keatas.
  Sebuah benda jatu mengara ke padanya. Balon langsung mengelak menghindari jatunya benda itu.
Benda serupa yang dua kembali jatu dan mengara ke Balon. Lagi2 Balon mengelak menghindar.
  Benda2 seperti gentong yang lain semakin banyak menyerangnya.
Balon pasang kuda2 kepang.
   Jurus ilmu beladiri.
  "Jurus hembusan udara pantat !".
Balon melontarkan ke dua tangannya ke atas. Energi hembusan udara melesat dari tangannya.
  Gentong2 itu terlontar kembali balik keudara.
  Dari arah kirih Balon. Sebuah benda sebesar tangan terlempar kearahnya. Balon dengan cekatan menangkap itu benda.
  "Surat kaleng mini !".
  Balon lalu meremas benda tersebut. Sebuah suara keluar.
 "Hebat juga kau. Berani menolak undanganku. Hebat2 !. Lain kali, aku akan menyerang mu secara langsung. Tunggu saja ha ha... ".
 "Jangan lama2 !" tantang Balon dengan teriak.
 Balon kemudian berlalu begitu saja. Ia tak jadi masuk ke kafe plantarium Goza. Pesan dari Raco telah di lupakan.
 Petugas kebersihan alam kemudian datang dan membereskan serpian gentong yang berserakan di depan pintu masuk kafe.

Hari ini Balon lagi libur kerja. Di halaman rumahnya. Balon sedang berjemur mentari pagi.
Dari belakang Sint datang.
"Lon ".
Balon menoleh. "Apa ?".
"Apa yang terjadi kemarin ?".
"Sint !" tiba2 sebuah triakan berkumandang.
Balon menoleh kekanan kirih. Sint mendongak.
Dari atas. ptenodon terbang menukik tajam menghampiri Balon dan Sint. Ptenodon yang di kendarai Aisyah berhenti di dekat mereka berdua. Dari punggung ptenodon, Aisyah lalu melompat turun dengan anggun.
"Syah ada apa ?".
"Kita pergi yuk ".
"Kemana ?".
"Pokoknya ada deh !. Ikut ya. Ya ya ".
"Oke lah ".
"Asyik ".
"Lon ku tinggal ya ".
Balon terdiam memandan Aisyah.
"Rayberoz !. Perubahan level. Jadi Trex " printanya pada hologramnya.
"Beres !".
  Cahaya biru berbentuk diagram muncul di atas petenodon. Diagram itu pun bergerak melewatih ptenodon dan merubanya jadi Trex.
Aisyah kemudian menaiki Trex tersebut.
  "Aisyah ayo ".
Sint datang mengendarai motor gedenya. Ia pun pergi. Aisyah mengikuti kemudian.

  "Aisyah... " Balon bergumam sendiri.
Siluet. Balon merasa sesuatu. Ia lalu mendongak ke atas. Sebuah surat kaleng jatu mengara padanya.
Dengan sigap. Balon langsung menghindar dari hantaman surat kaleng tersebut.
"Ha ha ha... sorry cuma iseng ha ha... ".
"Sialan !!? ghanggu aja !".

                                             end

Sabtu, 16 Juli 2011

ukuran 80 B

    sore itu di jalan Pantura.
  Di sebuah rumah kecil berukuran 8 x 6 meter persegi. Dengan papan nama bertuliskan 'Servis serba bisa. belum buka' yang terpampang di depan bengkel.
   Seorang pemuda bersama ke dua temannya. Sedang duduk santai di depan bengkel tersebut. sambil menyeruput teh botol dan di selingih obrolan suka2.

   "Kiamat emang suda dekat ?" kata Rafil sembari menghelah napasnya dalam2.
"Ikut dong ?. Nonton filmnya " sahut Dani spontan.
"Hai begok !. Yang di maksut Rafil itu kejadian akir2 ini. Bodoh kali si kau ini " timpal Qian sok nyambung.
"O !. emangnya apa bedanya ya ?".
"Dasar begok ?".
"Suda !. Jangan ribut " Rafil melerai. "E kalian. Kenal nggak sama itu cewek !" lanjutnya sambil menunjuk keseorang wanita yang ada di sebrang. Yang lagi menunggu angkot.
Qian mengelengkan kepalanya. Ia tak tau. Tak ada bayang sama sekali.
Suasana hening sejenak. Sebuah angkot datang. Cewek itu masuk dan pergi dari pandangan ketiga pemuda ini.
"O iya !. Aku ingat. Namanya Sarafi. Anaknya pak Nanto. Ia baru pulang dari Amerika tiga hari lalu !" serunya.
"Pak Nanto ?" Rafil barpikir sejenak. "Pak Nanto si pemilik kios onderdil antik 'tengah Sadar' itu ".
"Betul " jempolnya di angkat tinggih2.
"Tak di sangka pak Nanto yang jelek dan galaknya seperti macan kelaparan itu. Punya anak cantik banget ".
"Betul !" sahut Dani lagi.
"Bodinya seksi, kulitnya putih en onderdilnya itu. Maut men !" tamba Qian menghayal dengan mata berbinar2.
"Sarafi itu memang cantik dan aku perna lihat, ia lagi memegangi onderdilnya saat mandi. Ku kira2 ukuranya 80 B begitu ?" ujar Dani dengan gaya meyakinkan.
Ha... Rafil dan Qian serentak. Ke duanya berpikir macam dan tak percaya dengan apa kata Dani.
"Ya suda kalau tak percaya " soknya.
   Dani menyeruput habis teh botolnya. Dani lalu memencet hpnya diam2.
"Hallo mbak Sarafi. Ada yang bisa saya bantu ?".
Dani diam sesaat.
"Oke mbak. Saya siap. Nanti ketemuannya ".
"Dia bilang apa ?" Qian penasaran.
"Mau ikut. Priksa onderdil !".
    Qian mengangguk. Rafil nyengir tak bisa mengakiri bayangan Sarafi muncul di otaknya. Dani terkekeh, senang sendiri. Ternyata kedua temannya ini. Bisa percaya.

                                                3orang aneh satu paket.

"Dasal pemboong... " teriak seorang anak kecil yang lagi berdiri di bawah pohon dekat tongkrongan mereka.
Ketiganya berpalik ke anak tersebut.
"Awas kalian !. Akan ku laporkan pada kak Sarafi " anak itu kemudian lari kabur.
"Waduh " Dani langsung bangun dan mengejar anak itu.
"Tunggu !" Qian ikut2an.
   Masih di tempat. "Kalau besar nanti. Kira2 anak kecil itu. Onderdilnya akan seukuran apa ya. Mungkin seratus ?. Mungkin ".

  Rafil merebakan dirinya. Dan
"Ya..... Sarafi..... Ukuran ?. Sudalah ".

                 end

kaplet faktor X

  10 th lalu. Seorang propesor bernama Hangsen tlah berhasil menciptakan sebuah alat micro energi kosmik.
Alat itu mampu mengumpulkan serpihan energi atom dari berbagai perwujutan elemen di alam. Elemen alam yg terkumpul akan di ruba menjadi padat dan membentuk seperti kaplet berwarna sebesar biji jagung.
   Propesor Hangsen memberi nama temuannya tersebut dengan nama kaplet Factor x. Dari pengumpulan yg di temukan itu. Propesor tlah banyak membut kaplet factor x dari berbagai elemen. Di antarannya atom api, air, angin, tanah, logam, udara, bayangan, cahaya dan banyak yg lainnya.
   Propesor Hangsen sendiri belum perna mencoba temuannya itu. Tapi ia yakin temuanya itu akan seperti yg di harapkannya.
    Orang yg memakan kaplet factor x tubuhnya akan teradiasi elemen atom. Dan orang tersebut akan bisa mengeluarkan elemen2 tersebut tampa terkendali.

    10th tlah berlalu sejak kaplet factor x di ciptakan. Propesor Hangsen tlah meninggal beberapa th lalu. Dia saat ia mencoba menebarkan temuannya itu di sebuah festival kota. Propesor meninggal di tengah2 perayaan, ia terkaget oleh letusan balon yg di bawah anak kecil.
    Kaplet factor x tersimpan di sebuah botol kecil yg kini keberadaannya tak di ketahui.


   Tahun pelajaran baru tlah di mulai.
    Semua siswa sma panen jaya tlah berdatangan. Para siswa klas 1 yg baru semua tlah selesai menerima orientasi. Hari ini hari berkumpul pembagian jatah kelas.
   Jumlah siswa yg mendaptar berjumlah 103 siswa. Klas 1a mendapat jatah 28 siswa. Klas 1b mendapat 26 siswa dan sisanya masuk klas 1c dan 1d.

         Di klas 1b.
"Anak2 selamat datang di klas kalian yang baru dan salam kenal " ujar bu Gina, ia juga guru baru dan menjadi wali kelas 1b mulai hari ini.
"Selamat pagi bu " serentak siswa.
"Selamat pagi juga !" sambutnya rama. "pelajaran kita akan mulai dengan perkenalan. Apsen !".
    Di luar klas kributan kecil terjadi. Saparudin mendengar hari ini bu Gina wali kelas 1b berulang tahun. orang tua bu Gina datang membawah kue ulta dan minuman jus strowberry untuk para murit2nya.
    Tampa sepengetauan orang2 Saparudin berhasil menyusup. Di setiap jus strawberry. Saparudin memasukan kaplet obat cuci perut dari botol yg di temukan kakeknya di festival kota beberapa tahun lalu.
   Orang tua bu Gina masuk ke klas dengan jinggel ulang tahun. Para siswa juga menyambut.
"Trima kasih ma pa !" ucap bu Gina haru.
"Selamat ulta bo " lantang Apsen siswa pertama yg di sebut.
Bu guru tersenyum. Lilin ulta pun di tiupnya.
Ye sorak sorai satu kelas bergembira.
"Udin. Bawah masuk " suruhnya mamanya bu Gina. Minuman jus strowberry pun di bagikan ke 26 siswa.
"Silakan !" suru papanya bu Gina.
Seluru siswa serentak meminum bersama.
"Cis !" sambut Dian salah satu siswi.
Selesai meminum mereka gembira bersama2. Dan di lanjutkan perkenalan para siswa.

   Di luar jendela saparudin trus memperhatikan klas 1b. Bel istirahat berkumandan. Tak terjadi apa2 di kelas.
"Ah sial obat palsu ?" saparudin cemberut. Rencana keusilannya.

waktu istirahat tiba.
Saparudin kembali ke habitatnya, klas 3d. Dan sepertinya dia akan dapat sesuatu di kelasnya.
Pasalnya jam pelajaran hari pertama, ia tak di tempat tampa alasan.

   Di kantin.
Seperti pada umumnya siswa. Murid klas 1b sebagian berhamburan di tempat itu mencari tambahan menu.
Saat Apsen memasuki kantin kributan terjadi. Seorang siswa terbakar di kantin pada saat siswa itu akan memesan. Beberapa siswa senior dengan sigap mengambil tabung pemadam dan memadamkan api yg mengulung Foki siswa tersebut.

  "E ada apa ini " tanya Apsen pada Tama yg kebetulan jadi saksi.
"Foki terbakar !".
"Gimana ceritanya ?".
"Entalah, tiba2 ada api di kepalanya dan lalu langsung menjalar keseluru tubuh".
"Aneh ?. Tam kau kotor amat. Baru berenang di mana ?".
"Apa ?".
"Tu... ".
  Tama lalu melihat tangannya. "Emangnya baru ngapain aku " Tama bingung, ia pun mengibas2 tangannya.
Foki langsung di larikan ke RS. Keributan terdengar lagi di klas 1d yg dekat dengan kantin. Di kelas 1d beberapa siswi pingsan setelah mereka bersentuhan dengan Wati siswi klas 1b. Kepanikan berlanjut. Dian siswi klas 1b tiba2 menghilang di tengah kerumunan siswa dan hanya bajunya yg tertinggal di tkp.
   Guru2 panik. Dian adalan anak kepala yayasan sma ini.
Keadaan darurat. Pihak sekolah memutuskan memulankan semua siswanya.

    Apsen dengan tidak semangat pulang kerumah. Ia kepikiran. Ini hari pertamanya yg di tunggu2. Kenapa jadi seperti ini. Dan kenapa kejadian ini hanya di alami teman2 sekelasnya.
    Di luar sekolah Apsen berjalan tak semangat. Entah pikiran apa yg di pikirkannya. Ia tiba tersungkur sendiri di tengah jalan. Sebuah mobil tronton langsung menyambar Apsen. Tak sampai di situ. Apsen yg tubuhnya terpental di sambar lanjut oleh bis kota.
   Apsen terguling masih sadar. Tubuhnya terasa sakit di saat, ia bangkit di dekat trotoar. Apsen memeriksa badannya, ia tak apa2 dan tak terluka sedikit pun.
    Apsen berlari ketakutan. Sekilas ia berpikir. Ia pasti di rasuki alien. Karna tak mungkin, ia bisa selamat oleh 2x tabrakan.
   Apsen berlari ketakutan sampai di sebuah tanah lapang.

  (_lalu sebuah piring terbang muncul di atas kepala Apsen. Piring terbang itu pun menghisap Apsen. Dengan hisapan angin raksasa. Selesai di hisap. Sebuah lidah menjulur keluar dari bawah piring terbang itu. "Azip... " sebuah suara berkumandang.
   Di dalam pesawat. Apsen di taru di atas sebuah piring. Sepasang tangan dengan garpu dan pisau muncul dan lalu menyerang Apsen.
  Lari kekanan. Garpu itu siap menusuk. Balik ke kirih. Pisau bersiap menguliti.
Di atas keputusasaan Apsen. Tiba2 Dian muncul dengan tak berbusana. Beberapa cairan tiba2 menetes dari langit. Dian lalu langsung memegang tangan Apsen dan detik itu pun mereka berdua menghilang.
Apsen sampai di rumah. Sedangkan Dian entah dia kemana ?_)

   sorry endingnya nggak nyambung. Habisnya ceritanya agak kurang enak.


                                                                end

The lost Herbal city : Atas tiang

   kota Herbal adalah kota megapolis masa kini yang luar bisa meganya. Kota Herbal ini menggabungkan antara hutan rimba yang tertata rapi dan gedung2 berseni fantasi.
  Di jalan Prasejara. Di jalan itu Aska Windkel seorang gadis yang lumayan cantik, tomboy dan berpenampilan selayaknya seorang rocker itu. Sedang berjalan santai sambil mendengarkan musik dari Ekomus. Sebuah alat masa kini yang mengunakan listrik tubuh manusia sebagai energi pengerak dan di tempatkan di telinga. Mirip earphone tampa kabel.
   Masih di jalan itu. Aska sedang berjalan santai di siang ini. Tiba2 Raco Roberow muncul dan menabraknya dari belakang.
Aska tergopo2, hampir tersungkur.
"Sorry... maaf !" triak Raco Roberow, ia pun lari kembali. Seperti sedang lagi di kejar sesuatu.
"Raco. sialan kau !" triaknya. "Akan ku hajar dia nanti. Awas saja ?hu ".
Aska kemudian minggir ke tepi jalan, ia mengibas2 bajunya.

   Tet tretet the tet dut. sebuah suara terdengar.
Aska tau itu suara apa. Aska pun kemudian mengelus2 pinggulnya yang besar en sexi itu. Sesosok makhluk hologram berbentuk monster lendir hijau muncul di hadapannya.
   "Colenax. Buka !" printahnya pada makhluk hologram yang telah menemaninya sejak kecil itu.
"Siap bos !. Bos ada panggilan dari Chewi Monbal. Bos di tunggu segera di restoran 'Atas tiang'. Segera !".
"Ada yang lain ".
"Ada !. pesan yang kedua. Voice now ".
"Buka !".
"Mak lampir ke siangan cepat kesini... !".
"iya, dasar perut karet !. Sampaikan itu padanya. Aku segera kesana !. Send to ".
"Siap bos ".
  Colenax kemudian menghilang sesaat setelah Aska Windkel kembali mengelus2 pinggulnya.
Aska bersiap, ia pun berpose gaya ninja sedang berdiri. Sebuah cahaya biru muncul dari kakinya. Cahaya itu lalu menyelubung ke seluru kaki.
  Aska pun melompat tinggi ke udara. 2, 3 gedung di laluinya. Ia pun sampai di gedung Radio kota yang jaraknya cukup dekat dengan restoran 'Atas tiang'.
   Di atas gedung itu. Aska memandang restoran tersebut. Sebuah jendela terbuka.
"Em... bagus !. Sepertinya lebarnya pas untuk masuk sekali loncat !".
Aska bersiap. Dan ia pun langsung meloncat ke arah jendela restoran. Bersamaan Aska akan masuk lewat jendela itu. Jendela tersebut tiba2 tertutup sendiri. Tak pelak Aska langsung menghantam itu jendela dengan keras.
   para pengunjung restoran seketika berpaling ke jendela kaca yang di tabrak Aska.
"A sial !" triaknya.
  Dalam keadaan menempel di jendela, ia sempat diri mengelus2 kepalanya yang terbentur itu.
  Jendela yang di tabrak Aska kembali terbuka. Dua orang pelayan restoran kemudian menarik Aska masuk.
Chewi hanya duduk diam di tempat tampa peduli pada keadaan sahabatnya.
   Setela di tarik ke dalam. Aska berjalan tergopo sendiri ke tempat Chewi duduk. Bersamaan itu pesanan Chewi datang. Sapi panggang guling spesial napas naga.

"A sial aku hari ini. Barusan di tabrak Raco !. Sekarang ke jedot jendela. Sebeeel !" grutunya sambil duduk.
Chewi tak peduli, ia lebih asyik menyantap pesananya.
"Bagai mana. Apa kau suda menyusunnya ?" tanya Chewi.
"Tanyain kek. Keadaan ku ini. Kenapa si " Aska mengelu2 tangannya dan sedikit merapikan bajunya.
"iya !. Gimana dengan makalanya ".
"Uda selesai. Puas !".
Chewi cemberut. "Gitu ajah ngambek ?".
"Sebeeel ?".
  Dengan tangan cantiknya. Chewi mencabut itu kepala sapi guling. Ia lalu mengambil urat sapi punggunnya. Chewi menikmati makan siangnya.
"Lalu kau sendiri apa suda dapat bahan berita minggu ini !".
"Belum !".
"Besok suda deatline. Lusa suda harus di kumpulkan. Kenapa belum ?".
"Santai aja kali !" Chewi sangat menikmati urat tersebut. Chewi menjilat2 jarinya.
Hu... Aska mengambil napas.
"Aku suda tau. Apa yang aku harus lakukan. Sore ini akan ada pembukaan Liga ".
persilatan dan ada beberapa peserta dari sekolah kita. Aku akan liput liga itu ?".
"Tersera kaulah ".
"Oke!. Begitu aja " Chewi senang.
"Wi kita ke tempat kerjanya Balon ya ?" ajak Aska.
"Mau ketemu sama Raco " tebaknya mengoda.
"Salah satunya !" Aska mengepal2 tangannya.
"Oke !. Sekalian mewancarai Balon, iakan ikut turnamen itu. Ayo berangkat !".
Aska mengerutkan dahinya. "Siapa yang mau menghabiskan sisa makananmu ini ha ?" Aska menyeringae.
"Aku !".
   Chewi tersenyum manis. Ia kemudian menghirup napas dalam2 dengan tangan di taruh di kedua pinggang. Chewi lalu membuka mulutnya lebar2 melar. Dengan cara seperti penghisap debu. Sapi guling seberat 2ton itu di lahapnya tampa menyisakan kuanya sedikit pun.
  Seketika itu juga perut Chewi langsung menggembong. Chewi lalu beraksi menggoyang2kan perutnya sebentar.
   Ia lalu kembali membuka mulut kembali. Dari mulutnya itu Chewi mengeluarkan kembali bongkahan tulang belulang sapi yang baru di makannya. Chewi melepekan tulang itu ke piring saji.

  "Hi... !" Aska agak sedikit zizae. Walau ia suda cukup sering melihat porsi makanan sahabatnya itu. Tapi ini pertama kalinya porsinya sebesar ini. Dan cara makannya juga ini pertama x ia melihatnya.
    Chewi kembali mengoyang2kan perutnya. Secara perlahan perutnya yang super buncit itu kembali langsing seperti semula. Sexi.

"Hi dasar perut karet !" cecar Aska.
Chewi kemudian merapikan gaun putihnya yang seperti gaun bidadari itu. "Ayo brankat !".
Aska ia saja.
"Tunggu sebentar ".
Chewi berhenti, ia lalu mengelus2 jari klingking kanannya. Sesosok kupu2 hologram muncul di depannya.
"Iya sayang !".
"Nariel. Kirim voice now ke mama. Ma... hari ini aku telat. Tak perlu menunggu. Brangkat aja dulu. Nanti aku menyusul !. Send to. sekarang !".
"Oke sayang ".
Chewi kembali mengelus2 jari klingkingnya dan kupu2 hologram itu pun menghilang.
Chewi dan Aska lalu berjalan menujuh ke lip udara. Dari lip itu mereka berdua turun ke bawah. Mobil kayu flingstonenya Chewi pun suda siap di bawah. Keduanya lalu masuk ke mobil. Mereka berdua kemudian pergi dari restoran 'Atas tiang' ini.

  Setela mereka pergi dari tempat ini. Raco Roberow  muncul, ia lagi bertempur dengan Areva Nivian. Seorang cewek yang baru di jailinya.
"Robot Diel level tiga. Persiapan selesai!. Serang ".
Robot Avatar Angg dan robot Dany pantom lansung menyerang Raco.
"Areva sorry..." triaknya. Ia capek suda menghadapi terlalu banyak robot2 milik Areva.
"Tak ada ampun. Serang " ketusnya.
  Raco kabur lagi. Dari bawah restroran 'Atas tiang' ini.
"Jangan kabur kau !".
  Areva kembali mengejar Raco dengan scouter jezz. Sebuah alat kursi grapitasi untuk kenyamanan menikmati pemandangan.
  Scouter jezz yang suda di modifikasi Areva mampu berjalan cepat secepat mobil grapitasi terbaru.
"Tunggu... Berhenti kau... " suaranya masih terdengar. Dari bawah restoran 'Atas tiang' ini.

"Suda biasa. Pasti Raco bikin ulah lagi " ujar Balon.
   Balon lalu membawah masuk dua kardus buah Zelimed ke gudang restoran 'Atas tiang' dari kios buah di tempat kerjanya.
   Buah Zelimed adalah buah langka asli dari kota Herbal yang telah berhasil di kembangkan di kiosnya. Buah Zelimed. Buah yang berlapis tujuh buah. Masing2 dari lapisan memiliki warna sendiri dan rasa yang berbeda2. Dan besar buah Zelimed itu sebesar buah semangka.
  Keluar dari gudang restoran 'Atas tiang' sebuah suara terdengar di telinga Balon.
"Sang legenda. satria Naga bumi dari gunung keponakan iblis. Ternyata kau ada di sini. Ini mengasikan. Ku tunggu kau di turnamen ! Ha... ".
"Itu tadi ?. Siapa yang ngomong ya !. Hi ".
  Balon lalu pergi dari situ dengan mobil dinasnya. Balon tersenyum.

                                  end

Jumat, 01 Juli 2011

dunia nggak boleh berakir

    Ceritanya di dekat pasar kota. Seorang pemuda bernama Anto. Pemuda itu adalah seorang pencuri kambuan. Di dunia hitam, ia di kenal sebagai pencuri lucky lock ?. Sejak kejadian waktu itu.


     Pencurian terbesar yang perna di lakukannya adalah, ia perna terang2an mencuri pisang di markas gengster terbesar di negeri ini. Dalam pelarian membawah pisang itu, ia tak kurang di hadang oleh lima ratus anggota gengster bersenjata lengkap.
Dewi fortuna hinggap padanya, ia bisa meloloskan diri dari kepungan para gengster tersebut.
  Dan selama tiga tahun ini para gengster itu masih terus memburunya hanya karna sebuah pisang.

   Hari ini hari yang sama seperti tiga tahun lalu.
Sebuah toko kelontong penuh dengan pembeli. Mata Anto mengincar sebuah kotak amal di toko itu.
Orang2 berseliweran keluar masuk pasar tepat di samping toko klontong tersebut.
   Detik2 berlalu. Waktu tak bisa berhenti. Anto mendekat dengan gaya seorang pelanggan. Ia masuk kedalam toko tersebut. Dan tak banyak pikir, ia langsung menyikat itu kotak.
   Ketrampilan yang di pragakan Anto terdekteksi oleh sang pemilik toko. Si pemilik itu pun berteriak. Seribu mata langsung terbelalak memandang Anto.
Kaki masih di kenakan, Anto langsung kabur, kaki seribu. Orang2 yang jadi saksi tak pelak langsung memburu Anto.
   Di suasana mencekat itu Anto menerobos sebuah rumah mewah dan bersembunyi di bagasinya. Dan rumah itu ternyata tak berpenghuni.
   Para pengejar yang jumlahnya ratusan orang itu tau di mana Anto bersembunyi. Massa pun lalu mempersiapkan batu, besi, pedang, kayu, peralatan mesim, bom molotop, trek, bis, pesawat, kapal, ufo sampai bikini seperti di film Bay watch untuk memburu Anto.
   Penyergapan di mulai. Massa langsung menyerang rumah tersebut.
Rumah itu pun di buat lulu lantak oleh massa.
Selesai dari penghancuran itu. Semua massa pergi meninggal kan rumah itu begitu saja dalam keadaan pora poranda.
    Lalu salah seorang dari massa itu berteriak. "hai pencuri kotak amal terima kasih ya... ".
Anto muncul dari bagasi, ia bengong heran. Sepertinya orang2 tersebut tau di mana Anto bersembunyi. Tapi kenapa malah rumahnya yang di hancurkan. Bukan Anto yang ada di bagasi. Anto bingung sendiri ?
Keesokan harinya.

   Anto mengulangi lagi keterampilannya. Kali ini, ia beraksi di daerah komplek pertokoan yang jaraknya tak begitu jau dari TKP kemarin.
    Seorang yang berjas hitam sedang melihat2 di sebuah toko. Orang itu membawah tas koper yang di perkirakan berisikan uang milyaran oleh Anto. Dan saat ini tas koper tersebut sedang di incar Anto.
  Berikutnya. Suasana begitu kondusip, mendukung untuk beraksi. Orang yang membawah koper tersebut terus di ikuti Anto kemana dia bergerak.

   Beberapa saat.
   Kesempatan pun tiba. Anto lansung menyambar koper tersebut.
Seketika terikan mengema dari si pemilik koper. Seperti kemarin Anto langsung kalang kabut. Massa pun bergemuru memburu Anto.
   Anto terus berlari, Ia pun lalu bersembunyi di belakang sebuah mobil mercedes bent. Dan tampa pikir lagi, massa yang tau di mana Anto bersembunyi. Massa pun lansung melulu lantakan mobil tersebut.

  Anto berdiri ia seperti tidak ingin pergi dari tkp. Mobil telah rusak berat. Anto bengong.
  "Terima kasih ya atas bantuannya lagi. O ya jangan sungkan buat ulah lagi ".
Anto bener tak habis pikir kenapa ini terjadi lagi. Anto terpaku di tempat.

   Sesaat kemudian sang pemilik mobil datang. Ia marah2 dan mengumpat serapa. Massa yg suda bubar itu berkumpul lagi.
  "Dia itu malingnya, hajar !" teriak salah seorang.
Anto tergagap, ia ketakutan. Tangganya di kalung kan di atas kepala. Anto terduduk.
    "Hajar... ! ".
  Di tunggu beberapa saat. Anto sama sekali tak terjama, ia tak di apa2in. Saat mata Anto terbuka. Anto menyaksikan si pemilik mobil itu di kerubutin massa dan di hajar babak belur.
Pemilik mobil terkapar di jalan. Seseorang lalu menghampiri Anto.
   "Terima kasih ya. Terima kasih banget bantuannya sekali lagi. kami puas ?".
  "Apa maksut kalian " akirnya Anto bicara.
  "Orang ini adalah seorang koruptor dan suda sepatutnya di hajar massa. Rumah kemarin itu adalah salah satunya dari hasil koruptor. Mobil ini juga hasil koruptor ".
  "Lalu kenapa kalian tidak langsung saja hancurkan seperti ini dari dulu !".
  "Itu semua ada alasannya " kata orang tersebut.
   "Alasanya ".
   "Kalau langsung di hajar. Kan bisa dapat masalah besar karna memukul orang. Terutamah orang2 seperti mereka. Dan itu berbeda kalau jadi korban salah pukul ".
   "Bukannya itu sama " sahut Anto.
  "Sama tapi beda. Para penjahat negeri ini walau suda terbukti di mata rakyat sebagai seorang koruptor. Mereka ini masih belum terjama hukum. Jadi kalau memukul secara langsung hukumannya berat, tapi untuk yang kami lakukan saat ini itu hukumanya ringan / bakan tidak di hukum. Kan kami punya anda ".
   "Aku kenapa ".
  "Kami bisa jadikan hal ini sebagai kejadian salah sasaran. Dan kemukinan selama lebih besar gitu " kata si  koordinator aksi tersebut. "Oya kami pamit dan terima kasih bantuannya ".

   Anto tak habis pikir, ia merinding terhadap semua ini. "Ya Tuhan. Tobat... ?".

    Anto kabur. Uang sekoper di hamburkan di jalan begitu saja.

Anto Anto Anto

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More