Jumat, 18 Mei 2012

Kantin pak Usman


  Jam pertama pelajaran telah usai. Di kantin sekolah Adon duduk lemas di pojokan. Dari samping kanannya, Zerry pun datang.
 "Don, gimana?"
 "Apanya?" ucapnya lemas.
 "Memandangi bangsa ini!"
 "Lemes! Ini semua gara2 itu cewek jadi2an."
 "Cewek, siapa?"
 "Siapa lagi. Itu Wati! Kalau dia tak lapor pada guru bp. Aku kan bisa santai di kelas," Adon cemberut.
 "Salah sendiri? Siapa suruh bawah ular di kelas."
 "Itu kecelakaan," jawab Adon spontan.
 "He....m," Zerry tertawa simpul.
 "Nggak lucu tau?"
     Dari jau cewek yg di bicarakan Adon itu pun muncul. Di depan stans kantin.
 "Pak Usman tehnya pak," Wati memesan.
 "Iya, tunggu bentar neng."
 "Sekalian gado2nya ya pak," lanjut Nima di belakang Wati.
 "Iya, bentar neng."
     Wati dan Nima pun lalu menuju ke kursi kosong di dekat duduknya Adon. Zerry bangkit dari duduknya dan pinda ke hadapan Wati. Adon tak menggubri, ia masih cembekur di tempat duduknya.
 "Hai!" sapanya basa basi.
 "Entar! Buku catatan birunya pasti ku kembalikan. Tenang!" crocos Wati.
 "Bukan itu, aku mau..."
 "Hai Zerry," Rista datang memotong tiba2. Zerry pun melenggo.
 "Ngapain cewek kampung ini di sini!" ucap Rista dengan gaya kasnya. Sok beken!
 "Sepertinya ada kutilanak lewat? Nima kau ngerasa nggak?" sahut Wati sambil tengok kanan kirih. Nima pun cekikikan mendengar ucapan Wati. Rista cemberut.
 "E cewek kampung kau itu tak pantas duduk dengan Zerry. Kau itu siapa."
 "Uda! Langsung saja berantem?" Areon tiba2 muncul dan mengompori keadaan.
 "Kuntilanak apa urusan mu?"
 "E cewek jadi2an. Minggir sana. Ini bukan tempat kalian?" sambut Rista mengejek. Wati pun berdiri.
 "Na gitu dong. Seru! Ayo," tambah Areon.
 "Kakak...," Nima geram dan lalu menginjak kaki kakaknya Areon.
 "Aw sakit tau! E kalau memang mau berantem gara2 cowok tak perlu malu. Hajar saja cinta itu butuh di perjuangkan, he...," Areon memeriksa kakinya.
 "A suda2," Zerry pun membawah Rista pergi dari kantin.
 "Rista tunggu?" teriak Mona teman sebangkunya.
 "Ini semua gara2 kakak. Sebel!"
 "Yg penting perasaan mereka itu suda terbuka sedikit."
 "Kakak!"
Wati pun pergi meninggalkan tempat duduknya. "Neng esnya," ujar pak Usman.
 "Pak biar saya saja." es dan gado2 itu pun di sugukan di depan Nima.
 "Enak ni! minta dong."
 "Minta, beli sendiri."
 "Pelit?"
 "Suda sana pergi."
 "Permisi pak Usman ini," di depan lapak itu Nelly memberi sesuatu pak Usman.
 "Hai sayang!" Areon pun melengok dan lalu menyapa Nelly.
 "Hai!''
 "Kita ke hawai yuk," ajaknya.
 "Oke!"
     Ke duanya pun berjalan keluar kanti.
 "E ipod ku!" Nima ingat. Nima pun berdiri dan mengejar kakaknya itu. "Kak Areon..."
     Di keluar kantin Nima tak menemukan keberadaan kakaknya. "Cepat amat si. Awas pulang nanti?"
     Tak temukan kakaknya, Nima pun lalu kembali ke dalam.
  "Oh begitu!" ujar Sinta salah seorang siswa kelas dua. Sepertinya Sinta tau kemana Areon dan Nelly pergi, dengan cara apa...


T

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More