Sabtu, 16 Juli 2011

ukuran 80 B

    sore itu di jalan Pantura.
  Di sebuah rumah kecil berukuran 8 x 6 meter persegi. Dengan papan nama bertuliskan 'Servis serba bisa. belum buka' yang terpampang di depan bengkel.
   Seorang pemuda bersama ke dua temannya. Sedang duduk santai di depan bengkel tersebut. sambil menyeruput teh botol dan di selingih obrolan suka2.


   "Kiamat emang suda dekat ?" kata Rafil sembari menghelah napasnya dalam2.
"Ikut dong ?. Nonton filmnya " sahut Dani spontan.
"Hai begok !. Yang di maksut Rafil itu kejadian akir2 ini. Bodoh kali si kau ini " timpal Qian sok nyambung.
"O !. emangnya apa bedanya ya ?".
"Dasar begok ?".
"Suda !. Jangan ribut " Rafil melerai. "E kalian. Kenal nggak sama itu cewek !" lanjutnya sambil menunjuk keseorang wanita yang ada di sebrang. Yang lagi menunggu angkot.
Qian mengelengkan kepalanya. Ia tak tau. Tak ada bayang sama sekali.
Suasana hening sejenak. Sebuah angkot datang. Cewek itu masuk dan pergi dari pandangan ketiga pemuda ini.
"O iya !. Aku ingat. Namanya Sarafi. Anaknya pak Nanto. Ia baru pulang dari Amerika tiga hari lalu !" serunya.
"Pak Nanto ?" Rafil barpikir sejenak. "Pak Nanto si pemilik kios onderdil antik 'tengah Sadar' itu ".
"Betul " jempolnya di angkat tinggih2.
"Tak di sangka pak Nanto yang jelek dan galaknya seperti macan kelaparan itu. Punya anak cantik banget ".
"Betul !" sahut Dani lagi.
"Bodinya seksi, kulitnya putih en onderdilnya itu. Maut men !" tamba Qian menghayal dengan mata berbinar2.
"Sarafi itu memang cantik dan aku perna lihat, ia lagi memegangi onderdilnya saat mandi. Ku kira2 ukuranya 80 B begitu ?" ujar Dani dengan gaya meyakinkan.
Ha... Rafil dan Qian serentak. Ke duanya berpikir macam dan tak percaya dengan apa kata Dani.
"Ya suda kalau tak percaya " soknya.
   Dani menyeruput habis teh botolnya. Dani lalu memencet hpnya diam2.
"Hallo mbak Sarafi. Ada yang bisa saya bantu ?".
Dani diam sesaat.
"Oke mbak. Saya siap. Nanti ketemuannya ".
"Dia bilang apa ?" Qian penasaran.
"Mau ikut. Priksa onderdil !".
    Qian mengangguk. Rafil nyengir tak bisa mengakiri bayangan Sarafi muncul di otaknya. Dani terkekeh, senang sendiri. Ternyata kedua temannya ini. Bisa percaya.

                                                3orang aneh satu paket.

"Dasal pemboong... " teriak seorang anak kecil yang lagi berdiri di bawah pohon dekat tongkrongan mereka.
Ketiganya berpalik ke anak tersebut.
"Awas kalian !. Akan ku laporkan pada kak Sarafi " anak itu kemudian lari kabur.
"Waduh " Dani langsung bangun dan mengejar anak itu.
"Tunggu !" Qian ikut2an.
   Masih di tempat. "Kalau besar nanti. Kira2 anak kecil itu. Onderdilnya akan seukuran apa ya. Mungkin seratus ?. Mungkin ".

  Rafil merebakan dirinya. Dan
"Ya..... Sarafi..... Ukuran ?. Sudalah ".

                 end

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More