Senin, 28 November 2011

Si cantik yang hidup lagi

   Di trotoar jalan raya. Nanto sedang duduk santai sambil menghitung laba penjualan korannya hari ini yg lumayan laku. Satu demi satu lembaran uang di hitung dan di rapikanya. Saat hitungan terakir itu. Nanto di kejutkan oleh sepasang kaki cantik end mulus end waow berdiri di samping kanannya. Nanto tertegun memandang kaki tersebut.

   Matanya pun di lirikan ke atas. Sesosok wajah cantik mirip bidadari baru turun dari taxsi di pandangnya.

"Waw... Rejeki ni. Ini pasti hari keberuntungan ku !" gumannya.

   Di jalan kendaraan semakin ramai. Cewek itu kemudian turun dan menyebrang. Nanto masih terus memandangi cewek tersebut dengan kekaguman.

  Di tengah jalan. Tiba2 sebuah truk tronton melintas. Cewek itu pun seketika di lindasnya. Nanto tersentak kaget. Truk tronton itu sendiri tak berhenti dan terus berjalan. Sepertinya sang sopir truk tersebut tidak tau kalau ada yg jadi korban.

   Sepersekian detik. Cewek itu kemudian bangkit dan berdiri. Dengan tubuh berlumuran darah. Kepala pesok. Tangan kirih terputus dan beberapa jeroan berseraka di jalan. Cewek itu lalu memungut lengannya dan kemudian berjalan terseok2 ke pinggir.

   Nanto terbengong ketakutan. Sampai di trotoar sebrang. Cewek itu hanya berdiri. Dara yg berserakan di jalan dan beberapa jeroan bergerak sendiri dan melocat kembali menyatuh, menempel ke tubuh cewek tersebut.

  Nanto langsung kabur ketakutan. Hutan taman kota di trobosnya. Nanto terus berlari dan berlari. Di ujung taman, ia pun berhenti. Nanto terduduk di bangku taman.

"Se setan. Cantik2 setan !".

Nanto terengal2 mengatur napasnya.

"Nanto... !" sebuah suara triakan memanggilnya.
Nanto tersentak, ia pun menoleh ke kanan kirih mencari sesosok orang yg memangilnya.

"Dikqi, mau apa dia ".

  Dikqi kemudian berjalan menuju ke tempat Nanto duduk. Nanto tak bisa banyak bicara. Ia masih setenga ngos2an.
Dikqi pun mempercepat langkanya. Nanto agak sedikit lebih tenang adanya teman sekelas itu di sini.
Masih beberapa langka lagi Dikqi akan sampai di hadapan Nanto. Tiba2 Dikqi menghilang seketika di dekat semak2.
Sontak Nanto terperanga ke 2xnya.

"Setan... " Nanto pun lari kalang kabut ketakutan.

"Tulong... " sebuah suara berkumandang terdengar dari semak2.

"Nanto... Tulong... " Dikqi teriak minta tolong. Ia saat ini lagi terperosok selokan taman yg tak tertutup.

"Nanto... "

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More