Sabtu, 08 Oktober 2011

May elizabetd victoria caroline zhandradica

  Sebuah rumah mega mirip istana di jalan Aspal raya. Pagi itu May anak pertama dari keluarga tersebut. Sedang lakukan beres2 di kamar mewahnya. Buku2 pelajaran hari ini di masukan ke tas ranselnya. Sebuah gaun cantik nan indah dan mewah juga masuk ke dalam. Dan beberapa barang lainnya juga masuk.
"Semua beres. Tinggal lets go aja, ye... " May mengankat ke atas 2 tanganya dan lalu menurunkan kembali.


  May elizabetd victoria caroline zhandradica adalah nama lengkapnya. Di halaman depan rumah. Seperti biasa. Sepeda kesayangannya suda nongol dan siap di gunakan berangkat sekolah. Sepeda tersebut tlah menemaninya sejak, ia pertama masuk Sma.

"Trima kasih pak Ben ".
"Selamat berjuang non !" sambut salah seorang petugas keamanan rumah.
"Merdeka pak Ben... " sahutnya.
Sepeda kesayangan itu pun di kayuhnya keluar halaman rumah. Di jalan May mengayuhnya dengan santai.

  Kios buah Fruit food di pinggir jalan. May berhenti sejenak di kios itu.
"Lamlekom mbak, mbak Via jeroknya sekilo !".
"Iya walaikum salam " sang pemilik kios yg baru muncul, langsung membungkuskan jerok yg di tunjuk May.
"Ini mbak uangnya. Dengan yg kemarin juga !".
"Iya trima kasih ya ".
"Lamlekom ".
"Nak May hati2 ya di jalan !".
"Iya ".
May suda jadi langganan di kios itu sejak ia klas satu sma. Sepeda May kembali di kayuhnya.

Sekitar 20 menit.
Sepeda May telah memasuki gerbang sekolah. Sepedanya kemudian di taronya di tempat parkir mobil seperti biasa. Turun dari sepeda May langsung ke kantin. Menemui seseorang.
"Bik Ani. Ini untuk bibik " May menyerakan jerok tersebut. "Maaf ya bik tak sempat menjenguk Deon !".
"Tak apa. Doanya saja suda cukup bagi bibik. Trima kasih ya jeruknya ".
"Oya, Vita uda kesini belom bik ?" tanya May.
"Kayaknya belum. Ada perlu apa ya kalau bibik boleh tau ?".
"Ada deh. Trima kasih ya bik !"
May pun meninggalkan kantin.
May lalu berlari ke perpus. Sapa tau Vita ada di situ. Pikir May. Di pintu perpus May berhenti. Ia pun lalu masuk.
"Permisi bu ".
Bu Ellie mengangguk dengan mata yg tajam.
Sejak kecelakaan di tempat konser waktu itu. Vita yg suda kembali masuk 3 hari lalu. Sekarang lebih suka ke perpus dari pada ketempat2 biasanya. Dan benar juga. Vita memang lagi di perpus.



"Hay Vit ".
"Lamlekom !" sahut Vita.
"Iya, Assalam muallaikum. Puas ?".
"Wa allaiku salam. Itu baru wanita muslima !" Vita tersenyum.
May agak cemberut. Ia pun kemudian mengambil napas.
"Ada apa kau mencariku ?" tebaknya.
"Emang kapan ?" Kila May.
"Itu tadi kau tanya sama bik Ani ".
Mata May menciring. "Bagai mana kau tau. Kaukan di sini ?".
"Itu tak penting. Emang ada perlu apa ?".
Tampa basa basi lagi. May pun membuka ranselnya. Sebuah gaun cantik di ambilnya.
"Ini baru di beliin mami kemarin. Aku tak suka. Ini untukmu !".
Vita terdiam. Itu adalah gaun yang sangat indah. Berajut dengan benang emas dan perak. Berbordir cantik, mempesona. Dan bertatakan berlian syafir 5 warna.
"Berapa harganya " tukas Vita.
"Entahlah mungkin sekitar semilyar !" ucapnya kira2.
Vita terbengong sesaat. Vita lalu menoleh ke belakang. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.
"May, sebentar ya " Vita langsung keluar perpus.
Setela Vita lari. May pun langsung menyusul. Di luar perpus.
"Cepat sekali. Kemana perginya itu Vita ?" May menole ke kanan kiri mencari sesosok Vita yg suda menghilang entah kemana.
"Hop... " ucap Ziko.
"Lagi cari tante ya " sahut Rivan yg ada di belakang Ziko.
May tak merhatikan. Ia masih terus melihat kanan kiri.
"May lagi ngapain kau ?" tambah Ziko.
"Tau kemana perginya Vita nggak ?".
"Itu tadi, ia lari kesana ?" sahut Rivan.
"Kapan lewatnya ?" tukas Ziko.
"Tadi barusan ?" kilanya.
Ziko ikut clingak clinguk mencari sesosok Vita.
"Ya suda lah ".
   Bersamaan itu, bel masuk pun berbunyi. May lalu kembali masuk ke dalam. Gaun yg rencananya akan di berikan ke Vita di rapikannya kemudian di masukan kembali ke dalam ransel.

    Di kelasnya. Pelajaran berjalan seperti biasa. Di bankunya May. May kepikiran kemana ya perginya Vita. Kenapa terburu2.
"Hay lesbih, lagi mikir apa ?" ceplos Riana teman sebangku May.
   Tampa kata2. May menggeram dan lansung nginjak kakinya Riana. Riana kesakitan tapi, ia tak berani berteriak. Ini hari pak Jiman yg mengajar, ia adalah guru yg galak dan suka memberi hukuman. Bila ada murit yg berisik, atau tidak memperhatikan pelajaran di saat dia yg mengajar.

"Aw sakit tau !. Dasar preman gadungan ?" bisiknya.
"Rasain ".
"Pastinya lagi mikirin Vita lagi ".
"Apa urusan mu ".
"kemana2 kau selalu nempel Vita. Ada apa si kau dengannya ?".
May pun mengingat kembali kenangannya saat pertama bertemu Vita.

   Waktu itu awal saat penerimaan siswa baru. Di jalan May datang dengan sepedanya. Saat akan menyebrang. Tiba2 Sebuah motor mengarah ke dirinya. Di situ Vita datang dan menarik sepedanya May ke belakang. May pun selamat dari di hajar motor tersebut. Tak sampai di situ motor yg tadi akan menabrak May. Membuat truk yg ada di kiri jalan membanting setir dan mengarah ke May. Vita sekali lagi mendorong sepeda May sehingga May pun luput dari tabrak ke 2xnya. Tak sampai di situ. May yg suda bisa menguasai diri dan suda turun dari sepedanya itu. Sekali lagi sebuah mobil tiba2 nyelonong ke arah May berdiri. Vita dengan tampa abah2 langsung mendorong May. Vita pun tertabrak mobil tersebut. Vita langsung di larikan ke rumah sakit. Beruntung Vita tidak tewas.

  Sejak saat itu kemana pun Vita bersekolah May akan ikut.

                                              End

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More