Senin, 13 Agustus 2012

Surprise



       Lantunan musik ringstone samar2 terdengar oleh Yumi yg sedang duduk di halte bis malam ini. Yumi baru pulang dari kampusnya. Di halte itu Yumi duduk seorang diri. Ia melihat kanan kiri mencoba memastikan, apakah ada orang lain selain dirinya di sekitar halte bis.
         Suasana malam ini sepi sekali. Hp Yumi ketinggalan di rumah siang tadi. Jam segini biasanya bis suda datang. Dan malam ini, sepertinya bis yg di tunggunya itu, Telat? Ngga biasanya!
         Suara ringstone itu kembali terdengar. Kali ini suaranya semakin keras. Yumi kembali menengok kanan kiri. Tetap sama, tak ada sosok orang berseliweran. Bahkan angin sekali pun tidak terendus sama sekali.  Yumi mulai merasakan takut. Bulu kuduknya pun berdiri. Yumi tak berani beranjak, ia harus menunggu bis datang dan segera pulang kerumah.
         Suara ringstone itu pun berhenti. Sesosok orang terlihat berjalan ke halte ini. Perasaan Yumi bergejolak campur aduk. Antara takut dan harus menunggu bis.
        Orang itu pun semakin mendekat. Sesampainya di halte, ia hanya lewat dan berhenti di tempat yg tak jau dari Yumi duduk. Lelaki berjangket hitam itu, sepertinya juga sedang menunggu bis datang.
         Tak lama setelanya. Seorang anak penjual asongan datang dan duduk di samping Yumi. Dengan adanya anak tersebut, Yumi bisa sedikit tenang. Sepasang siswa siswi smu juga hadir dan menunggu bis di halte ini. Seorang kakek tua pun muncul dari samping kiri Yumi. Yumi berdiri dan mempersilakan kakek tua itu duduk.
  "Silahkan, kek!" Yumi pun berdiri dan kakek tua itu duduk.
  "Terima kasih dek. Permisi." Yumi tak curiga.
         Di halte itu semakin banyak yg datang. Terlihat, ada ibu2 gemuk dan tante2 seksi baynol. Dua orang preman pun ada. Dan seorang cowok yg terlihat keren juga hadir.
       Malam ini, di halte ini. Tak biasanya ada orang sebanyak ini. Yumi mulai merasa sesuatu gelagat yg nggak beres? Dari pandangan Yumi. Wajah orang2 tersebut terlihat pucat semua.
  "Hai cewek! Kenalan dong," cowok yg barusan datang itu pun menyapa.
        Bulu kuduk Yumi mulai berdiri lagi. "Hai juga!"
  "Aku Doni!"
  "Yumi!"
  "Baru pulang dari kampus ya."
  "I i... iya!" groginya.
  "Selamat malam semua. Selamat datang pada penjemputan terakhir. Sebentar lagi bisnya akan datang. Apa suda berkumpul semua?" ujar seorang yg terlihat paling akhir itu datangnya.
  "Apa maksudnya?" suara Yumi mengeras. Yumi tak mengerti.
  "Sebentar lagi kita akan ke sana. Di sana tempatnya sangat menyenangkan. Apa kau belum di beri tau?"
  "Ha? Di beritau. Siapa?" bulu kuduk Yumi semakin menjerit, Perasaan Yumi semakin tak karuan.
  "Itu petugas penjemputan? Aku akan menjagamu tenang saja ya," bisik Doni.
         Yumi mulai panik. Bis pun datang. Orang2 ini lalu mengerubungi, mengelilingi Yumi. Yumi terduduk ketakutan. Entah perasaan dari mana. Yumi menyadari satu hal. Tak mungkin, kapan kejadiannya? Yumi merasa, apakah, ia juga suda almarhum?

    Bis pun berhenti. Yumi tertunduk ketakutan.
  "Yumi...! Ayo suda saatnya kita berangkat...," orang2 itu memanggil namanya dan terus mengajaknya.  "Yumi...."
    Suara cekikikan menggelayut terdengar. Suara cekikikan yg lain juga menyusul dan saling sahut menyahut. Dalam keadaan terduduk ketakutan itu. Tiba2 kepala Yumi tersiram air.
  "Surprise...," teriak bareng2 orang tersebut.
       Dalam keadaan ketakutan dan berlinangan air mata itu. Yumi mendongak dan siraman air semakin deras mengguyurnya.
  "Surprise...," teriakan berlanjut.
  "Happy berday to you... Happy berday, happy berday, happy berday to you... Selamat ulang tahun Yumi!" kue cake dengan lilin angka itu pun di sodorkan ke Yumi.
  "Dasar orang gila!" Yumi mencak2. Teriaknya.
       Lilin ulang tahunnya pun di tiup. Teriakan selamat pun mengiringi Yumi yg setengah bahagia karna ulah keluarga dan teman2 kuliannya itu.
      Tanpa heboh lagi. Yumi pun langsung mengoleskan kue tersebut ke semua teman2nya yg bisa di jangkaunya. Anita sahabat karibnya itu, yg membawah kue tersebut. Di kejarnya sampai ke tengah jalan dengan kue yg tersisa.
  "Rasakan ini. Anita...!" Yumi berteriak bahagia.
      Anita yg kabur itu pun berlari sampai ke tengah2 jalan, ia coba berkelit dari kejaran Yumi. Di tengah2 jalan itu. Tiba2, sebuah sepeda motor berjalan dengan kencangnya langsung menghantam Yumi. Yumi pun tewas seketika dengan tubuh berlumuran dara, mengenaskan.
    Teriakan, kesedian, cemas dan panik membahana seketika. Semua orang pun berlari ke tengah2 jalan.  Duka seketika menyelimuti malam itu di antara kebahagian Yumi sesaat. Isak tangis pun tumpa ruah. Sepeda motor yg menabrak Yumi. Suda hilang tak di ketahui jejaknya. Jerit tangis bersahut2an, memilukan!
     Di halte bis itu. Doni masih tetap berdiri di tempat, tak meresfon pada kecelakaan Yumi. Doni pun lalu mendekat.
  "Yumi! Apa kau suda siap?" tanyanya.
        Yumi tak bisa berkata apa2. Ia pilu memandang jasadnya sendiri. Yumi sedih melihat keluarga dan teman2nya.
  "Dunia kita suda berbeda. Ikhlaskan saja! Dan tenangkanlah jiwa mu. Aku akan mendampingi mu."
      Yumi pun menganguk. "Iya!"
  "Kau suda siap!" ujar Doni lanjut.
      Yumi mengangguk lagi. "Siap?"
  "Sebenarnya aku lah petugas penjemput mu itu. Dan ngomong2 tadi akting mereka keren juga ya?"
  "Enggak juga. Mala bikin sewot?" wajah Yumi sumringa.
  "He... Lucu!"
         Tubuh Yumi pun di selimuti cahaya putih. Tangan Yumi kemudian di pegang Doni. Ke duanya lalu menghilang...
      Kejadian barusan sekelebat itu di saksikan oleh Anita! Di antara isak tangis kerabat dan teman2 Yumi.

 
YUMI....

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More