Sabtu, 17 Maret 2012

Monster Have



     Dari lembah pedalaman Anai. Sepasang monster tela hijrah kekota.
    Monster tersebut. Di isu kan berada dan tinggal di sekitar komplek perumahan Kali layang. Komplek Kali layang, dulunya sebelum di bangun perumahan. Daerah ini terkenal angker! Hal inilah yg jadi pencetus isu itu cepat merebak.

   17th tela berlalu. Isu itu hanya tinggal isu. Penduduk pun tenang. Dan mengenai isu itu, tetap di yakini kebenarannya oleh sebagian orang.
    Tiga bulan suda Anina pindah ke sma kejuruan ini. Di sekolah, Anina jadi perhatian banyak kalangan. Cewek cantik dan seksi itu. Mampuh menyelasaikan hampir semua mata pelajaran, kecuali pelajara tata boga.
   Anina orangnya riang dan selalu tersenyum manis. Anina memiliki dua orang teman. Silli yg susa di beri tau. Dan Risa yg agak penakut.
   Malam ini. Sebuah isu adanya monster di sekolah. Merebak beberapa hari lalu. Silli yg nggak bisa di bilangin itu. Nekad ingin membuktikan isu tersebut. Ia pun mengajak Risa dan Anina.

"Sill, Silli! Pulang yuk...," Risa merengek meminta
"Sttt! Diam. Sebelum monster itu tertangkap. Akan ku cari terus, sampai dapat!"
"Anina...! Pulang ya...."
    Anina tak bergemin. Matanya jelalatan, ia sepertinya menikmati perburuan malam ini. "Jadi seperti ini! Malam2 di sekolah. Seru!" Anina senang.
"Monster keluar kau!" senter Silli di arahkan ke semua arah.
    Dari bawah rimbunya pohon mangga. Sesosok kunyuk bertengger cekikikan di atas dahan.
Mendapati itu Risa langsung teriak takut. Risa hampir saja pingsan, tapi untung Anina berhasil menyadarkannya dengan cubitan.
"Adu sakit...!" rengeknya.
"Sorry? Itu obat mujarab untuk orang yg mau pinsan!" Anina meringis.
"Hai! cecunguk monster. Turun kau...," Silli menghampiri pohon itu dan berlagak.
    Beberapa buah mangga pun jatu dan di susul seseorang yg mengenakan sarung di kepala juga ikut jatu.
   Dan Silli langsung menyibak sarung tersebut. "Jadi kau monsternya?"
   Raki salah seorang teman sekelasnya pun nyengir. Dari balik pohon, Deno juga ikut muncul.
"Jadi! Kalian berdua biang masalah ini. Ha...."
"Sebenarnya kami sama seperti kalian. Ingin membuktikan adanya monster itu?" kilahnya.
"Lalu mangga itu," Silli mencolot.
"Kalau ini bonus?" tamba Raki.
"Sebaiknya kita pulang?. Kurasa tak ada monster di sini," selah Anina tenang.
"Iya pulang saja yuk," dukung Risa.
   Silli berpikir. Selama ini tidak ada yg ganjil di sekolah. Sepertinya itu cuma isu? "Oke! kalian juga harus ikut, awas! " Silli mengankat kepalan tangannya.

    Kelima pemburu monster nggak beres itu pun keluar dari halaman sekolah. Setelah melewati pintu gerbang. Anina tiba2 menghentikan rombongan.
"Tasku!" Anina terlihat panik mencari.
"Tenang ada akang di sini! Akang akan ambilkan," sloro Deno menawarkan diri.
"Ini enak ada yg mau!" Raki coba menawarkan.
"Makasih! Aku akan ambil sendiri. Mungkin di sana? Kalian tunggu ya," Anina pun masuk kembali.

    Di dalam. Anina mengingat di mana kiranya tasnya itu terjatu?.
    Di bawah pohon mangga di susuri, tasnya tak ketemu. Anina pun lalu menuju ke samping gedung sekolah. Di bawah terangnya lampu. Anina berhenti, ia mendapati sesosok makluk, sepertinya sedang memangsa sesuatu. Makluk itu bentuknya seperti orang jangkung bermata besar, bergigi tajam dengan punggung bungkuk. Dan makluk itu suda pasti adalah monster.
    Anina pun mendekat. Ia ingin tau siapa monster itu sebenarnya. Monster itu sendiri jadi alasan Anina datang kesini. Bukan karna di ajak Silli.
"Tulang segar...!" kata Monster itu lagi.
    Anina terdiam. Ia tak takut! Anina lekam memandang monster tersebut.
"Tulang segar," monster itu teras mendekat ke Anina.
"Kamu monster tive Havskull? kan."
"Ha...! Tulang segar. Siapa kau? Makan...!"
"Aku tive Havmons! Suda lama aku nggak ketemu monster sepertimu. Gimana ya?"
"Havmons..!" monster tau.



     Tiga tanduk Anina pun keluar berjejer kebelakang di atas kepalanya. Rambutnya pun memanjang sepanjang tubuhnya dan membesar. Tubuh Anina beruba jadi besar. Demikian juga kepalanya dan mulutnya. Tangan Anina memanjang sekaki. Bajunya Anina pun melar seperti karet. Bentuk tubuh Anina sekarang jadi seperti Tasmanian devil.
    Setela melihat perubahan Anina. Monster itu balik badan dan coba kabur! Anina yg suda berwujud monster, lalu meloncat dan menerkam monster tersebut. Ia langsung di melumatnya, sekali suap!
    Tak lama kemudian. Anina suda kembali keluar ke teman2nya.
"Nin! Gimana. Suda ketemu?" tanya Silli.
Hue...k! Anina sendawa. "Suda! Ayo."
"Nin. Kau baru ngapain?" Silli merasa heran.
"Nggak. hae...k! Ups."
"Pulang yuk... Uda malam ini...," lagi2 Risa ngerengek.
    Raki tak peduli dengan rengekan Risa. Raki pun kembali ke motornya. Dengan alasan mules Raki langsung ngacir pergi.
"Woe Raki...," Deno menggaruk2 kepalanya. "Sial! Aku di tinggalin. E neng Anina akang numpang ya. Pulang!"
    Anina tersenyum.
"Cepat. Serem ni!"
"Ayo!"
Ha... Silli menghela napas. "Sudalah!"
    keempatnya pun pulang nebeng mobilnya Anina. Selesai mobil itu pergi. Sesosok seperti cebol berbulu seperti domba. Berkeliaran mengendus bau dari dalam sekolah.

"Dara !"

End

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More