Rabu, 07 Maret 2012

Kenangan terakir ; Tugas besar

 bab 4


   Bell masuk suda berbunyi. Seluru siswa kelas 2 kejuruan biologi. Suda siap di kelasnya. Pak Pandi masuk bersama seorang siswa.

    Di kelas.
"Anak2. Perkenal ini Arvan. Mulai hari ini akan jadi teman baru kalian. Oke Arvan perkenalkan di mu !".
  Arvan pun maju.

  Siluet ingatan Arvan.

    Sebuah gedung perkantoran. Gedung ini sebenarnya adalah markas besar agensi khusus PAT (penjaga anti terror).
   Di ruangan komandan Rastangi.
"Komandan. Lapor. Arvan sanderd siap menghadap ".
"Duduklah ".
"Siap ".
"Aku memanggilmu kesini untuk suatu tugas !".
"Siap !".
"Tugas mu kali ini. Kau harus melindungi seorang gadis. Gadis itu bernama Vidia ayunda. Ia bersekolah di sma kejuruan. Ia adalah cucu satu2nya Propesor Majuri. Saat ini banyak penjahat yang menginginkan temuan beliau. Untuk itu kau harus bisa menjaganya. Temuan propesor sangat bermanfaat bagi kemajuan manusia !".
"Siap. Laksanakan ".
"Dan satu tugas baru. Cari formula Nukril itu. Jangan sampai para penjahat mendapatkannya. Dari imformasi. Formula tersebut ada di sma itu. Mengenai sekolahmu. Kau akan di pindakan agar lebih dekat dengan Vidia !" jelasnya.
"Siap komandan !".

    Kembali ke kelas.
"Aku Arvan sanderd. Salam kenal semua. Aku pindahan dari sma surabaya " jelas cowok berkaca mata itu.
"Arvan sekarang silakan duduk. Di. Sebelanya Tono ".
"Siap pak ".
"Anak2 sekarang buka halaman 7 tentang revolusi katak ".
   Di bangku pojok dekat jendela. Tono mempersilkan teman sebangkunya itu duduk.
"Yo my friend. Silakan !".
"Suwon !".
"Perkenalkan aku Tono tarjo asli anak kampung Labuh awan. Salam kenal you men... " sambut Tono dengan gaya noraknya.
"Aku. Kau suda taukan ".
"Sip !" Tono mengacungkan jempolnya. "Hai sayang !" Tono melambai pada Nurha.
Vidia pun mengankat kepalan tangannya. Dan menunjuk Tono. "Awas !".
   Tono sumringa. Saat Nurha tersenyum melihat gayanya.
"Tono. Jawab ini " printah pak Pandi.
"Siap pak. Halaman berapa pak ".
Serentak sebagian siswa menyoraki Tono. "Hu... ".
   Arvan lalu mengacungkan tangan dan ia yg maju ke depan.

   Waktu istirahat. Seperti biasa di kantin. Nurha suda nonkrong di kursi kesukaannya. Tono dan Arvan muncul kemudian. Dan Tono langsung duduk di depan Nurha sambil cengengesan.
"Mau apa kau " muka galaknya Vidia kambu.
"Combrang. Nganggu aja. sana2 ".
"Mau macam2. Rumah sakit !" Vidia mengancam dengan kepalan tangan kirihnya.
"Vidia, suda lah. Jangan ribut ".
"Awas kau ?".
"Vidia. Vidia ayunda. Cucu propesor Majuri " ujar Arvan.
"Bagai mana kau tau ?" Vidia menciringi Arvan.
Arvan hanya tersenyum.

   Sebuah getar terasa. Sebuah benda tiba2 melayang ke arah Vidia. Arvan yang menyadari itu. Langsung berpaling ke benda itu. Di waktu itu juga. Tono berdiri di depan Vidia. Benda yang berbentuk batu itu pun tak pelak menghantam kepala Tono. Tono tersungkur. Kepalanya benjol.
Arvan sekilas melihat seorang berbaju hitam pergi menjau. Arvan yakin dia pelakunya.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More