Rabu, 07 Maret 2012

Kenangan terakir ; Fatvirus

 bab 2


    Kantin di sebuah sma. Nurha sedang duduk memikirkan sesuatu. Di depannya. Para cowok2 datang mengerubutin.
"Nurha. Kita kencan yuk " sloro salah seorang cowok di antaranya. "Di jamin tak akan nyesel de ".

  Nurha tak merespon. Ia pun teringat kakaknya yg hilang 4th lalu.
"Kak Nugie kau di mana " lirihnya.
"Nurha ".
"Nurha... ".

  Nurha masih diam.
"Minggir. Minggir, minggir.... " Vidia datang nyebak2.
"Apa si lu !. Hu... ".
"Apa lo !" Vidia menciring.
"Hu... " beberapa cowok mencibirnya.
"Suda sana pergi. Pergi, pergi... ".

   Dengan tampang galak Vidia sukses mengusir itu para cowok playboy.
Nurha pun tersenyum simpul.
"Apa. Lihat2 !".
"Ieh galak amat " Nurha menggoda.
"Apa yang kau pikirkan ?".
"Nggak. Tak ada kok ?".
"Permisi non ini pesanannya " selah buSumi penjual di kantin.
"Nggak salah ni ?" Vidia heran.
"Apanya ?".
"Emang nggak takut gemuk apa !".
"Nggak !".
"Hampir setiap hari seperti ini. Perutmu itu isinya apa si ?".
  Nurha asyik menyantap. Tak peduli pandangan sahabatnya itu.
  Dalam waktu tak terlalu lama. Ia suda habiskan semangkuk bakso. Di mejanya itu masih ada 5 menu spesial dari kantin.
   Vidia bengong memandang menu temannya itu. Nurha itu cewek seksi, langsing, cantik dan parasnya mempesona. Tapi yg aneh dari dirinya adalah porsi makannya. Porsi makan Nurha terbilang besar dan berlemak. Uniknya ia tak mengalami kegemukan sampai saat ini.

  Bell sekolah telah berdentang. Seluru siswa suda pergi meninggalkan kelasnya.
  Di parkiran. Nurha menghampiri motor thunder yg terparkir. Setela jangket di kenakan dan helmnya. Nurha pun menyetater motornya itu.

  Di dekat pos satpam. Vidia berdiri menunggu angkot datang. Nurha pun menghampiri.
"Vid. Vidia, ayo !" tanyanya.
"Nurha. Kau ?" Vidia heran lagi.
"Suda naiklah. Aku antar ".
"Oke. Kerumah mu ya ".
"Mau ngapain ".
"Suda lama nggak mampir ?".
"Oh !".
Motor pun berjalan.
"Nurha ini motor siapa ?".
"Kenapa ".
"Motor ".
"Baru beli. Baru ku pakai ".
"Dasar cewek aneh ?".
"Apa ".
"Jalan saja ".

   Perumahan green permai. Motor yang di kendarai Nurha itu memasuki gerbang perumahan. Di rumah nomer 3 itu. Nurha berhenti. Vidia pun turun. Keduanya lalu masuk.

  Kamar Nurha cantik nan indah.
"Wao. Nurha. Beda banget sejak terakir aku kesini. Kapan ini di renovasi ?".
"Biasa aja kali ".
  Vidia kemudian rebahan. Nurha mengganti seragamnya.
"Oya Nur. Kemana semua. Kok sepi ".
"Ayah, ibu lagi keluar kota. Besok lupa baru pulang. katanya ".
"Itu foto siapa. Cakep juga !" Vidia senyum sendiri.
"Itu foto kak Nugie ".
"Kak Nugie ?".
"Dia kakakku. Dia hilang 4th lalu. Sampai saat ini aku tak tau. Dia masih hidup atau... ".
"Sorry ya Nur, bukan itu maksut ku ".
"Sudalah ".
"Oya Nur. Ini apa ?" Vidia mengambil kotak yang ada di atas rak dan membukanya. "Botol ".
"Itu pemberian terakir kakak. Sebelum, ia menghilang di hari itu ".
"Untuk apa botol ini ?".

"Dulu isinya limon. Suda ku minum ".
"Oh " Vidia menganguk saja. Ia tak ingin meneruskan.
"Bagai mana dengan mu ?".
"Apanya ".
"Apa kau nggak ke kios ?".
"Aku suda ambil cuti. Rehat sedikit. Santai !".
"Terseralah ".
   Vidia cengingisan. "Nurha. Aku nginep di rumahmu ya. Kebetulan kaukan lagi sendiri ?".
"Kau nggak pulang ?".
"Di rumah sepi. Kakek. Entalah. Nurha, boleh ya ".
Nurha mengangguk. "Oke ".
"Nur. Pinjam bajumu sekalian ya. Aku tak bawah ganti ni ".
"Itu. Ambil aja sendiri ".
"Makasih !".
   Vidia pun mencopot seluru yang di kenakan sekarang. Ia kemudian menggantinya dengan kaosnya Nurha.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More