Jumat, 02 Maret 2012

Kenangan terakir ; Terror error

 bab 1

   Ds Hanggar lors. Sekitar jam 3 sore.

    Nugie sedang membuat sebuah prakarya di teras di depan rumah. Prakarya yg di buatnya nantinya akan di pamerkan di galeri seni siswa di smanya. Pada acara peringatan pendidikan nasional nanti.
  Masih di teras itu. Nugie dengan teliti merangkai belahan bambu dan merancangnya menjadi bidang bangun lorong waktu.
   Di teras itu juga Nurha adiknya. Duduk menyaksikan kakak sedang mengerjakan prakaryanya.
Nurha kembali membalik balikkan majalah yang di bacanya itu.

"Kak, kapan selesainya? " tanya Nurha yg masih siswi 2 smp itu.
"Acaranya minggu depan jadi masih cukup waktu untuk nyelesaikan bagian seng kurang ".
"Kak boleh nontok nggak ".
"Silakan ae, terbuka untuk umum !".
   Nurha tersenyum senang.
  Pandangannya pun kembali ke majalah. Ia membalik balikan lagi majalahnya. Nurha lalu termenung.
"Kenapa? ngelamun " sahut Nugie.
"Cantik ya kak !" Nurha memperlihatkan gambar model di majalannya.
  Nugie mengangguk dan tersenyum. Ia pun menghampiri adiknya itu.
"Sip !".
"Coba aku bisa seperti dia? pasti di sekolah... " Nurha agak melamun.
  Nugie tak menggubris adiknya. Ia fokus memandang gambar itu cewek di majalah.
  Melihat kakaknya hidungnya merana. Nurha keburuh mengambil kembali majalanya itu. Nugie tersentak.
"Sebel ".
"Mau pengen seperti itu cewek ".
  Nurha menganguk.
"Gampang. Sekolah yang tinggih. Lalu setelae, ikut kesting. Jadi model. Pasti masuk majalah " Nugie tersenyum.
"Sebel ... " Nurha teriak. "Maksutnya bodynya. Bukan modelnya ".
"Oh... Bisa aja. Olah raga yang rajin dan kurusin itu lemak. Dan satu lagi. Diet ".
"Bisa aja si, tapi. Kalau untuk diet. Nggak mau... " rengeknya senang.
"Ya uda. Kalau pengen kayak gitu. Itu saratnya. Da kakak tinggal dulu ya ".
  Nugie kemudian masuk kedalam.

   Berselang 10 menit kemudian. Nugie kembali keluar dengan sebilah golok di tangan. Dan sebuah kranjang di sangkluknya.
  Sedangkan adiknya suda tak di tempat, entah kemana.
  Nugie lalu pergi. Ia pun menyusuri hutan mencari ranting bambu untuk tambahan bahan prakaryanya.
  Di bawah rimbunnya pohon bambu. Satu persatu ranting yg di butuhkan di masukan ke kranjang.
  Di balik semak2 pohon bambu. Nugie tak sengaja mendengar dan menyaksikan tiga orang berbincang.

"Apa anda penghubung dari propesor ".
"I ya ".
"Bagai mana. Apa formulanya suda selesai ?".
"Suda, tapi. Ini belum bisa di pakai. Formula nuklirnya harus di exstrak dulu. Dan itu butuh waktu sekitar kurang lebih sebulan ".
"Kalau gitu. Kapan kami bisa mengambilnya ".
"Sebulan lagi. Dan ini formula fatvirus. Kata propesor. Kalian boleh membayar setengahnya. Setengahnya lagi. Kalau formula nukrilnya suda selesai. Cara pengunaan nya nanti akan di beri taukan sekalian ".
"Lalu untuk apa formula fatvirus ini ?" tanya orang satunya.
"Bukan ka kalian sendiri yang memesan obat ini. Kenapa kalian tanyakan itu ".
"Maaf, Bos kami yang memesan. Kami hanya di perintah mengambilnya ".
"Kalau gitu tanyakan saja pada Bos kalian ".
"Sekali lagi maaf ".
"Ini. Ambilah dan bayar setengah sesuai perjanjian ".
"Oke, ini ".

   Setelah transaksi selesai. Ke 3 orang tersebut itu pun bubar dan berjalan ke arah yg berbeda.
Nugie diam2 mengikuti. Dua orang yang membawah botol berisi formula fatvirus itu.
"Sepertinya mereka itu terroris !" bisiknya.
"Aku harus mengambil formula itu. Itu cara untuk menghentikannya " lanjutnya.

   Nugie pun memberanikan diri. Ia berlari seolah2 sedang di kejar seseorang. Dua orang itu di tabraknya. Dan dengan waktu cepat botol formula itu pun di ambil Nugie tampa sepengetauan dua orang itu.

"Maaf. Maaf ".
"Hai anak kecil. Pergi sana kau ".
"Maaf ".
Nugie kembali berlari.

  Beberapa waktu setela cukup jau dari dua orang itu. Nugie berpapasan dengan adiknya. Botol formula itu pun di berikan padanya.
   Sementara itu. Nugie kembali berlari. Dan dua yang di tabraknya itu. Kemudian mengejarnya.

continue...

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More