Rabu, 07 Maret 2012

Kenangan terakir ; Injak bumi .B3

 bab 6
 B3


           Kemarin itu libur.
    Senin hari ini. Siswa2 berdatang seperti biasa ke sekolah.
Tentang berita perampokan di bank Dunia kemarin itu. Telah membuat sekolah jadi heboh. Pasalnya. Dua orang siswa di sekolah ini terlibat langsung dalam penghentian kejahatan tersebut.
    Nurha yg sebelumnya suda populer. Tamba populer sejak kejadian kemarin. Sementara itu Arvan juga ikut populer.
    Arvan sejak datang tadi pagi. Sibuk lari kesana kemari dari kejaran beberapa cewek.
Bell belum berbunyi. Di kantin Nurha jadi perhatian para cowok2. Dari kantin Nurha kembali ke kelas. Ia mencari seseorang. Orang yg di carinya itu juga tak nampak.
    Nurha pantang mundur. Ia pun mengobok2 sekolah mencari orang itu.
Bell tela berbunyi. Para siswa kembali masuk kelas. Di kelas, orang yg di carinya Nurha itu tak tampak batang lehernya.
"Selamat pagi anak2 ".
"Selamat pagi pak... ".
"Kita patut berbangga. Di kelas ini ada dua siswa yg jadi palawan. Kita... ".
"Nurha, Nurha... " seru siswa memotong pembicaraan pak Pandi.
"Tenang2. Kita mulai saja pelajarannya. Ulangan dadakan. Oke ".
"Ya... " para siswa semakin gadu. Pak Pandi hanya tersenyum.
"Tidak. Bapak cuma bercanda ?".
Siswa pun seketika tenang.
"Pak. Tono belum masuk !" selah Nurha berdiri.
    Mendengar hal itu Vidia pun clingak clinguk.
"Tono... ".
Bruk. "Maaf pak. Jalanan macet ?".
"Alasan saja. Cepat duduk. Suda lengkap semua. Pelajaran kita mulai !".
    Di persimpangan bangku Nurha mendekat. "Ini barangmu ketinggalan. Jadi kemarin itu... Kau !".
"Itu untuk dinda "Tono sumringa. "Dan tolong jaga formulanya baik2 " bisiknya.
"Jadi... ".
"Jadi apa ?" potong Vidia.
"Nggak. Nggak ada apa2 ".
"Tarjo awas kau " Vidia mengangkat kepalan tangan kanannya.
    Pelajaran berlanjut dari pak Pandi.

Injak bumi 3x...

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More