Rabu, 07 Maret 2012

Kenangan terakir ; Spirit

bab 7


  Larut tengah malam. Di sebuah gedung tua yg suda tak terpakai. Di atas gedung itu. Tono bersandar menenangkan diri di suasana malam ini.
   Tono teringat apa yg di alaminya sekitar sebulan lalu. Sewaktu ia habis pulang dari rumah eyangnya di jogja.
   Dengan mengendarai motornya. Tono lewat jalur selatan. Jalur yg cepat untuknya pulang ke kampung Labuh awan. Karna besok ia harus sekolah.
   Sore suda semakin larut. Jalur selatan di kenal sebagai jalur berbahaya. Dan banyak rambu pringatan di sana sini.
   Tadinya Tono nggak mau lewat jalur itu. Tapi apa di kata. Kalau harus memutar jau jaraknya. Lagian waktu berangkat tadi ia juga lewat jalur ini.
     Sore semakin larut. Hujan pun turun. Untuk keselamat. Tono pun memperlambar laju motornya. Dalam keadaan lambat itu. Tiba2 sebuah truk melaju kencang dan langsung menghantam motornya. Tono pun terjun bebas kejurang.

    Mata terasa berat. Tono pun tersadar dari komanya. Dan sebagian besar tubuhnya terluka parah. Beberapa tulangnya juga patah. Dan tangan kirinya pun hilang.
"Dimana ini? ".
"Sukurla kau suda sadar. Tadi ku kira kau suda meninggal !".
"Siapa anda? " Tono kebingungan.
"Aku propesor Majuri. Aku menemukan mu di depan rumah. Kritis !".
"Depan rumah ?".
"Sepertinya ada orang yg membawahmu kemari. Aku tidak tau siapa dia. Dia hanya meninggalkan sepucuk surat ini ".
"Surat... " sekilas Tono ingat ia baru terjun ke jurang.
"Surat ini bertulis. Tolong selamatkan anak ini dengan formula Spirit ciptaan anda. Tertera Nugie ".
Kepala Tono terasa berat. Tono kembali rebahan.
"Tapi sukurlah. Tadi aku ragu untuk menggunakan formula ini. Formula ini baru dalam masa penyempurnaan. Ya secara tidak langsung kau saat ini suda jadi kelinci percobaan ".
"Trima kasih propesor ".
"Istirahatlah. Bila kondisimu suda semakin baik. Besok atau lusa kau bisa pulang. Aku senang karna luka2 mu suda sembu total. Dan tangan mu itu suda tumbuh kembali. Cuma mungkin saat ini kau pasti sedang mengalami kelelahan berat !".
"Berapa lama aku ada di sini ".
"Kurang lebih dua belas jam. Ini suda jam delapan pagi ".
"Sekolah " lirihnya.
"Kau lebih membutukan istirahat saat ini !".
"Nurha.. " Tono kembali tak sadarkan diri.

             Sore hari jam 5.
   Tono kembali bangun. Tubuhnya sekarang jau lebih bugar dari pagi tadi. Dan luka2nya pun sembu total.
   Tono kebingungan. Ia melihat tubuhnya. Sepertinya ada yg aneh.
"Kau suda sadar ".
"Iya ".
"Formula Spirit itu berhasil dengan sempurna. Seluru luka2 mu sembu total " propesor senang.
"Trima kasih prop... ".
"Ini minumlah ".
"Apa ini ?".
"Itu dari orang yg mengantarmu kemari ".
"Nugie !" Tono pun meminum air berwarna orange itu.
    Seketika setela minum. Tono seperti tersetrum listrik sesaat.

    Kembali di atas gedung tua itu. Tono menarik napasnya. Ia pun berdiri.
"Kau di sini !" sapa Nurha.
Tono pun sumringa. "Hai cantik ".
"Itu untuk mu !" sebungkus donat dari Nurha.
"Untuk dinda yg tercinta. Akan ku jaga amanah mu ini. Sampai hayat di kandung badan " Tono sok puitis.

"Sampai berapa lama? " tanya Nurha.
"Sampai aku lapar malam ini ".
"Gombal ".
"Kalau boleh tau. Sebenarnya ada gerangan apa dinda kemari ?".
"Ini. Ini alamat tempat2 penimbunan barang2 terlarang dari genk Broken tosz. Kau bisa uruskan ".
"O dinda sayang. Apa si yg tak bisa kanda lakukan untuk mu ".
"Makasih " ucap Nurha ia pun lalu pergi dari hadapan Tono.
"Tunggulah aku dinda. Akan kanda laksanakan segera ".
Nurha suda jau turun. Dan suara hp pun terdengar. Tono mengankat hp jadulnya itu.
"Tono... awas kau. Masih nganggu Nurha. Awas nanti. Ku tunggu kau di sekolah ".
"Dasar Combrang... Ngganggu kenikmatan aja ".
Tono menyimak2 kertas alamat pemberian Nurha itu. Ia pun jalan turun.
"Oke. Saatnya Ndas Boyo beraksi !".
    Tono turun dengan cepat. Sampai di bawah Tono suda berganti dengan jangket Ndas Boyo.

end

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More