Rabu, 07 Maret 2012

Kenangan terakir ; Bunga plam

bab 5


     Siang tela memuncak. Anak2 sma suda pulang dari sekolahnya. Vidia setelah berganti seragam. Ia pun datang ke kios. Di kios bunga itu, Vidia menghabiskan kesepiannya dari rumah.

   Kios bunga plam.
"Selamat siang mbak Umi ".
"E... Vidia. Suda siap !".
"Siap mbak ".
"Vidia tolong di rapikan pot2nya itu ya".
"Oke ".
"O iya. Mana ya dia ?" mbak Umi clingak clinguk mencari seseorang.
"Ada apa mbak " tanya Vidia.
"Pegawai baru? ".
"Siapa? " Vidia ikut clingak clinguk.
"Na itu dia. Arvan... " panggil mbak Umi.
   Arvan berlari mendekat.
"Arvan ini Vidia ".
    Arvan manatap diam.
"Ini... ".
"Uda kenal " potongnya cemberut.
"Jadi suda saling kenal ya " mbak Umi senang. "Oke kalau gitu. Selamat bekerja ".
  Mbak Umi pun pergi.
"Awas kalau kau macam ".
"Kenapa? " Arvan membenarkan tata kaca matanya. Pura2 tak paham.
"Apa kau mau ku hajar " ancam Vidia.
"Sorry ".
"Apa kau tau Tono. Kalau kau seperti dia, ikut2an merayu Nurha. Ku hajar kau !. Paham ".
   Arvan benar2 tak paham sekarang. Kepalanya pun di garuk.
"St... kembali kerja " suru Vidia.
"Jadi seperti itu cucunya propesor?. Serem " lirinya.

    Sedetik kemudian.
"Vidia... ".
"I ya mbak ".
"Ada pesanan ni. Tolong antarkan ".
"Siap mbak !".
"Arvan kau ikut bantu Vidia juga ya ".
"Dia ikut? " Vidia menciring.
"Oke, Siap mbak Umi ! " sambut Arvan semangat.
    Mobil flower siap di depan. Alamat suda di tangan Vidia. Mobil itu pun kemudian jalan.

    Naik2 ke puncak gunung. Tinggi2 sekali.
    Di jalan Sudirman. Mobil flower pun berhenti. Grombolan preman datang menghadang.
"Siapa kalian. Minggir !" triak Vidia.
"Kalian tangkap gadis itu " printah si ketua preman.
Beberapa preman langsung menyerbu. Vidia kemudian di tarik ke luar dari mobil.
"He lepas kan dia " triak Arvan sambil keluar mobil.
"Hi... lepas... " Vidia meronta2. Dan ia pun akirnya berhasil melepaskan diri. Vidia lalu ikut mencak2 bergaya mau berantem.

    Arvan tampa komando langsung berantem dengan para preman2 itu. Tendangan kakinya berhasil menjatukan dua preman dari 7 preman yg menghadangnya. Arvan mundur sedikit. Kuda2 bersiap. Arvan kembali melancarkan tendangannya.
    Satu, dua, tiga preman berhasil di jatukan lagi. Perkelahian berlanjut. Salah seorang preman akirnya berhasil menjatu Arvan. Arvan goya. 2 preman lainnya. Langsung nyerang Arvan. Arvan pun terjatu lunglai.
     Sementara itu. Vidia kembali di ringkus oleh preman2 tadi.
"Arvan.... Tolong !".
    Arvan bangkit. Para preman tampa ampun dengan jumlah lebih banyak dari tadi langsung nyerang Arvan. Arvan di injak2nya.
"Kalian cepat bawah gadis itu " printah si ketua.
  Vidia pun di gelandang.

      Sebuah motor trel tiba2 muncul. Motor itu langsung menyeruduk krumunan preman2. Seketikan para preman2 itu kocar kacir.
"lepas kan gadis itu! " ucap si pengendara motor tegas. Setelah turun dari motornya.
"Apa yg kalian tunggu. Serang... !".
   Perkelahian terjadi kembali dan seperti tadi. Para preman2 itu di lumpukan dengan sekali tendangan. Dan beberapa preman lainnya terkapar oleh pukulan pemuda berkacamata hitam dan bercadar itu.
     Melihat anak buahnya di kalakan. Ketua preman mencoba kabur melarikan diri. Pemuda itu langsung meloncat dan menghadang ketua preman tersebut.
"Mau kabur. Lewati aku dulu " tantangnya.
   Ketua preman lalu mengambil pistol dari balik bajunya. Pemuda itu pun di brondong pistol. Pemuda itu sama sekali tak bergeming.
"Suda selesai main2nya ".
     Tampa basa basi ketua preman itu pun langsung kabur lari. Dengan gerak cepat pemuda itu suda berdiri di depan preman tersebut. Dan tanpa basa basi pula. Pemuda itu langsung menjitak ketua preman itu. Preman itu pun seketika pingsan.
"Kalian tidak apa2 kan ".
     Arvan bangkit tergopo. Vidia membantunya berdiri.
"Tidak apa2. Trima kasih. Siapa kau sebenarnya " ujar Arvan.
"Aku. Sebut aja aku Ndas Boyo " jawabnya singkat sambil menaiki motornya. "Sampai jumpa ".
     Motor trel itu tampa ampun. Melaju secepat angin.
"Orang aneh. Seperti Tono? " Vidia pun bernapas lega.

Di kejauan.
Hacis...

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More