Senin, 18 Januari 2010

Mantra setan

Sore itu suasana sangat sepih dan mencekam.
Di pemakaman umum kramat wangel. Seorang pemuda di samping sebuah makam yang terlihat sudah sangat lama dan nggak terawat.
Pemuda itu bernama Rovil. Dengan duduk bersila, ia berkomat kamit dan mengucapkan serangkaian kata berulang2 dan sama.
Di belakang Rovil. Tiba2 sesosok maklup gaib muncul. Tampangnya begitu menyeramkan, mukanya hancur di penui benjolan. Taringnya penuh kotoran dan baunya busuk. Maklup itu berjalan tergopo2 mendekati Rovil.
"Hai Rov. Sedang apa kau ngoce sendirian di situ" timpal Ablin temannya yang di tinggalkannya begitu saja di pintu masuk makam.
Dan selanjutnya Ablin harus berjuang menyelamatkan diri dari para tawon yang sarang tak sengaja di hajarnya.
Rovil tersenyum. Giginya terlihat kuning seperti nggak perna makan sikat gigi.
"Blin kau mau ikutan nyanyi".
"Nyanyi, asyik... ! Boleh. Apa judulnya asyik nggak" Ablin bersemangat.
"Dasar !. Ini mantra bukan nyanyian. Tau ?" sungut Rovil.
"Lah !. Kau sendiri yang mau mulai. Bilangnya nyanyih gimana si ?".
"Bodoh ?. Sudalah. Pergi saja kau sana" sentaknya.
Rovil kembali berkomat kamit. Kali ini nadanya berbeda. Suaranya semakin mengeras dan melencing seperti iblis yang mau beranak.
"Rov apa ini akan berhasil. Mukaku sudah pada gatal semua ini !" kata Ablin yang sebetulnya, ia tak tau apa tujuannya ke tempat ini. "Rov pulang yuk !".
Rovil tak merespon. Mantranya terus di kumandangkannya.
Tiba tiba.
"Hi.... " terdengar suara menyeramkan di telinga Rovil. Tubuhnya merinding, ia pun menghentikan mantranya. Rovil lalu menengok kanan kiri mencari sesosok suara itu. Ia bingung suara itu tak di di ketaui asalnya.
Sedangkan Ablin kelihatannya tak menghiraukan suara itu. Ablin lebih mengaruk'i mukanya yang gatal.
Bercelingak celinguk. Rovil yang sejak dari tadi tadi tak memandang wajah Ablin. Rovil pun akirnya memandang wajah sahabatnya itu.
"Wa... !. Setan !". Rovil pun menjerit dengan keras dan lalu, ia pun lari menjau ketakutan.
"Lah ! Kok kabur. Kenapa itu orang" gumannya, ia pun mengikuti Rovil dengan santai.

"Ya... Pada kabur semua. Pada hal aku baru datang kesini. hi... sebel deh" kata jin genit yang tertarik pada nyanyihan Rovil.
"Hai setan. Ngapai kau masih di sini. Pergi kau sana ?" bentak si penjaga makam kramat wangel.
"Hi pak Disman ada aja de" ujar si jin genit itu. "Da ".
"H... sukurlah. Hari ini beres. Muda mudahan nggak ada lagi yang berkelakuan kayak itu" pak Disman lega.
Selesai


"Permisi. Intruksi pak, pak Disman. Tolong ekor runcingnya bapak di masukin ke dalam sarung dan sekalian itu tanduknya di kopyain. Biar nggak di lihat orang2. Malu pak sebagai setan tobat" pak Disman senang ada yang mengingatkan dan mukanya memang merah.

Realita-exsen.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More