Selasa, 31 Juli 2012

Satria Beneran



     Seminggu suda kejadian itu terjadi. Warta berita kota masih heboh oleh berita selamatnya tujuh anak muda dari sambaran petir di kebun Dunia buah itu. Walau suda seminggu terjadi. Para wartawan masih sering berkunjung kerumah ketujuh korban tersebut. Terutama ke rumahnya Dinda, artis muda yg lagi naik daun saat ini.
    Pemberitaan semakin ramai mana kalah di ketahui. Ternyata ketujuh korban itu adalah tujuh anak yg selamat dari bencana hujan meteor pada perayaan pergantian abad waktu itu. Awak media pun menjuluki ketujuhnya sebagai 'satriah beneran'.

     Dua minggu suda. Sejak kejadian tersambarnya petir itu terjadi. Tono yg suda keluar rumah sakit bersama keenam temannya. Merasa ada sesuatu yg di rasa bergejolak di tubuhnya, Tono tak tau itu apa. Tapi Tono merasa, ini ada hubungannya dengan dirinya tersambar petir waktu itu. Tono pun menghubungi semua teman lamanya itu dan meminta datang berkumpul di panti asuhan 'Anak bangsa'. Di tempat rahasia geng anak beneran ini.
     Jumat malam, ketujuhnya pun bertemu. Di pertemuan itu Tono mengutarakan maksudnya.
  "Iya, aku juga merasakannya. Dan ini! Aku bisa melakukan ini beberapa hari yg lalu," Elita pun mengangkat sofa yg di duduki Rudy dengan pikirannya walau pun tak lama.
  "Kalau aku bisa melakukan ini!" sahut Nurha dan menunjukkan kemampuan terbangnya, ia berputar sebentar sebelum akhirnya Nurha turun lagi karna terbentur langit2 ruangan.
  "Giliran ku!" Hanif pun dengan bangga menunjukkan kemampuan, ia bisa memperbanyak dirinya.
  "Dinda, Ummy, Rudy kalian bagai mana?" ujar Elita.
  "Oke!" Dinda pun melepaskan jangket yg di pakainya. Dinda kemudian berdiri, ia pun mengankat kedua tangannya dan mengubanya menjadi besar, berotot. Begitu juga dengan tubuhnya. Singkat kata, ia seperti Hulk sekarang.
     Tono berkaca2, ia takjup dengan kemapuan teman2nya. Tono bengong memandang tubuh Dinda, terlihat lebih seksi. Ummy pun bertepuk tangan melihat Dinda mengangkat sofa yg sedang di duduki Rudy setela di taruh Elita. Rudy masih diam tak acu, ia duduk tenang di sofa tersebut.  "Ummy! Bagai mana dengan mu," lanjut Nurha yg masih mengelus2 jidatnya.
     Terdengar Tono menelan ludanya. "Sebentar ya..." Ummy pun menghilang seketika.
  "Transformasi ya?" tamba Elita.
  "Hem?" Nurha pun berdiri dan menghampiri Tono.
     Praak, kepala Tono pun di bikin benjol oleh Nurha. "Aw...! Apa2 si. Sakit tau!"
  "Kau sedang lihat apa!"
    Sambil sedikit meringis. "Maaf...! Sumpa."
   Dinda pun menghentikan aksinya. Begitu juga dengan Hanif. Rudy masih duduk tenang di sofa. Dinda pun cemberut.
  "Orang payah! Memang payah," timpal Hanif.
     Rudy pun bediri dan memberi isarat untuk pergi.
    Ummy pun muncul di belakang Tono. "Minumannya suda datang... Silakan! Teh hangat..."
  "Rudy tunggu. Kita suda lama tak bertemu. Setidaknya bicaralah!" ujar Hanif.
     Rudy pun berbalik badan. Ia kemudian mengankat tangannya. Dari tangannya itu keluarlah hawa dingin. Rudy pun mengarakan ke teh yg ada di nampan Ummy. Rudy pun mengubanya jadi es teh.

  "Aku ada urusan!" Rudy pun ngeluyur saja dari ruang pertemuan itu.
   "Dingin seperti sifatnya!" bisik Elita. Walau suaranya kecil, jelas semuanya mendengarkan.
  "Iya, mungkin seperti itu. Kalau Rudy memiliki kemampuan kulkas. Sedangkan aku bisa terbang sesuka aku! Mungkin itu berhubung dengan kemampuan kita," kata Nurha.
  "Sebenarnya aku nggak begitu suka dengan kemampuan ku, tapi sepertinya seru juga kalau ada cewek lebih kuat dari cowok. Dari mana menilainya, entahlah?" tamba Dinda.
  "Tomboy!" sahut Ummy memberi tau, ia pun lalu menuangkan es teh ke dalam cangkir. Dan Hanif pun menyambutnya.
  "Enak juga es tehnya!" Hanif pun menenggak habis es tehnya tersebut.
  "Ummy bagai mana dengan kemampuan mu?" tanya Nurha.
  "Entahlah? Aku tak tau," jawabnya santai.
  "Suda ya! Besok aku ada pemotretan. Aku pulang dulu ya. Ummy numpang?" Dinda pun memakai janketnya kembali. "Ini suda malam, besok aja di lanjutin lagi."
  "Baiklah!" Ummy dan Dinda pun menghilang dari dalam ruangan rahasia mereka itu.
  "Ya suda kita pulang saja. Sampai besok!
  "Nurha numpan ya."
  "Apa maksudnya?"
  "Sama seperti Dinda?"
  "Nggak mau?!"
  "Emm, Nurha!" Elita merengek.
   Nurha pun keluar. Elita mengikutinya dari belakang. Berharap Nurha memberi tumpangan. Hanif pun juga ikut keluar dengan menenteng teko berisikan es teh itu.
  "Woe tunggu! Aku bagai mana?"
   Yg lain tak ada yg mendengarkan. Ke semuanya dengan asyik keluar ruangan tersebut. Dan meninggalkan Tono sendirian.
  "Hoe tunggu...," Tono pun ikut berlari keluar. Hanya Tono seorang yg belum memperlihatkan kemampuannya. Seperti apa ya....

   Dan selanjutnya. Ke tujuhnya pun mengikrarkan persaudaraan. Untuk mempererat pertemanan mereka sejak dari panti dulu. Ketujuhnya pun memberi nama 'THUNDER' yg di ambil dari inisial nama depan mereka.
 
   Dan mengenai kemampuan ketujuhnya, thunder sepakat menjadinya sebagai rahasia pribadi masing2.
Ketujuhnya pun memiliki sebutan masing2.
   Tono. ???x, karna Tono bingung dan memakan waktu lama. Akhirnya di beri tanda tiga kali tanda tanya.
    Hanif. Doubleman.
  Ummy. Trans Umy.
  Nurha. Beautiful Fly.
   Dinda. Strong Girl.
  Elita. Madam Shopi.
  Rudy. Si Kolkas. Nama itu pemberian dari teman karna Rudy tak menyebutkan satu nama!


 

    End

 

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More