Jumat, 28 Januari 2011

3 mans 1 car


Siang ini di kota Orizinal. 2 pemuda bernama Grazianto dan temannya Kaymalan. Tela membuat masalah dengan kelompok geng Strikah. Geng ini tela menguasai kota ini suda cukup lama dan di segani.
Geng Strikah di pimpin oleh seorang pemuda bernama Cakalank.

Di jalanan. Di dekat taman Lawang. Graz dan Kay berlari menuju ke parkiran dekat taman. Hari ini mereka berdua baru mencuri sesuatu dari geng Strikah.
"Kay, nyalakan mobilnya. Dan siaga, cepat. Aku akan ambil kristal Galasea nya" teriak Graz setela mereka berpisa di taman.
"Siap...".
"Oke, laksanakan".
Mereka berlari di tempat berbeda. Kay menuju keparkiran. Graz menuju ke kolam air mancur Cape tound di mana kristal itu di sembunyikan.
Di parkiran. Sebuah tanah lapang membentang dan hanya ada sebuah kotak tempat penjual minuman otomatis di pintu gerbang. Kay sampai di depan kotak itu, ia mengambil koin dari saku nya. Dan lalu koin itu di masukan di tempat bertera 'parkiran'. Kay juga memasukan kartu namanya di kotak dibawahnya.
Tanah di lapangan itu terbelah. Sebuah mobil anti grapitasi muncul dari bawah tanah. Kay berlari ke mobilnya. Bersamaan membuka pintu mobil. Graz datang mendekat.
Kay, Graz masuk ke mobil. Mobil akan di jalankan. Tiba2 seorang turis entah dari mana datangnya, masuk ke dalam mobil Kay.
"Hai siapa kau ?" Kay tersentak.
"Pae so, mlakuen".
"Cepat !, jalan saja" teriak Graz.
Mobil langsung di tancap gasnya oleh Kay. Orang ini, begitu senang mobil berjalan.
"Siapa kau" Kay tanya lagi.
"W tenan motore kono banter wae".
"Sepertinya dia itu turis. Lihat saja pakaianya" terkah Graz. "Untung lah di bukan anggota geng Strikah !".
"Gardu ne elok banget" ucap turis itu lancut.
"Berisik, diam !" Kay nyentak.
"Pae so iku ngone sopo" turis itu cuek aja.
Graz tersenyum. Melihat kristal galasea di tangannya.
"W tenan no planet iki ono pae so wakel ".
"Suwon sanjungan" sambul Graz yang paham orang ini.
"Graz. Kau tau apa yang di katakan nya ?".
Graz hanya menganguk aja.
"Woe kampret !. Ngomong dong" sentak Kay.
"I ya...".
"W tenan nggon iki".
"Apa katanya" sela Kay.
"Dia bilang ?. Kau itu seperti orang gila ?. Banyak bicara".
Sarap..... !. Seiring Kay berucap. Mobil pun berhenti mendadak oleh Kay yang nginjak rem mendadak.
Sret. Tangan Graz langsung menghantam kepala Kaymalan.
"Aw !, sakit tau" Kay mengadu.
"Kau itu yang saraf !" bentak Graz.
"Maaf !" Kay melas.
"Lain kali ku hajar kau !" Graz kesakitan kepalanya terbentur kaca mobil.

Ultranium vospor 212 mobil keluaran terbaru itu. Melaju kembali dan membawah ke 3 orang ini menapaki jalanan. Menuju ke kota Sebelah. Di dalam mobil itu Graz masih memegangi kepalanya yang terbentur tadi. Sementara si turis yang duduk di belakang, seperti tak mengalami apa2. aneh?.
"Graz. Beri tau dia. Untuk segara keluar dari mobil ku" Kay mencolok.
"Nanti saja, kalau suda sampai di kota Sebelah".
"A... sial. Keluarkan dia sekarang ?" geramnya.
"H mis, di mo modon en di" Graz tanya.
"Pae so wakel. Karep elu no di wae" jawab turis itu santai.
"Dia mau ikut kita kemana saja pergi" Graz menjelaskan pada Kay.
"Kurang saraf ni orang. Emang nya mobilku di pikir apa !".
"Dia pikir mobil mu ini taksi bebas antar ?" saut Graz tersenyum.
"Sialan... akan ku hajar orang ini nanti".
"Sudalah !. Kita bawah aja sampai di kota Sebelah. Setelah itu, lempar dia keluar !. Oke".
Kay mengganguk.
"W kewan to ne".
"Yo gudel untut four. Emper yu ?" Graz jawab senaknnya.
"Graz dia bicara apa ?".
"Gon bangsa oe kewane ono ndas four. kewan gemesin alelep. Perian oe katon planet iki".
Graz tak jawab. "Nyo wes".
"Pae so wakel. Oe iso gawe genong. Moe asi".
"Owe. Dasar turis amatir !".
"Seredodonete gogo lotonge bese jojorane aperet sakwe das se mu bocol pitu. Gila. Gila. Gila wa mu" turis itu celote sesukanya.
"Diam... !" Graz teriak.
Seperti tak peduli. Turis itu masih tetep ngoce dengan suara lebih pelan dari yang tadi.
Mobil Kay memasuki gerbang jalan tol kota Sebelah. Di dalam mobil turis itu berula lagi. Ia melepas pakaiannya dan ia pun bersemedi nungging. Beberapa kali polusi udara menyeruak di dalam. Kay terlihat bersabar. Graz mulai terlelap.
Setelah 1jam perjalanan. Mobil pun sampai di pingiran hutan kota di dekat sungai My cicipi.
Kay dan Gras turun dan di susul turis itu. sebuah rumah terpampang satu2nya di dekat hutan itu di masuki Kay. Di dalam seluru barang milik Kay dan Graz hilang raip.
Aaaa.... Kay teriak marah.
"W tenan oma resek cling oga no prabote jero" komentar turis itu.
"Dia kau !, keluar " sentak Kay.
"Apian kon metu durong rarap annet kebes" sambung Graz.
"Oh...".
Turis itu langsung terbirip2 kabus gitu aja.

Sementara itu di daerah pasar bazar Terlangka kota Orizinal. Cakalank sedang duduk di sopa merah bibir milik Kay yang di ambil dari kediaman kay.
"Sorry Kay, Graz kau rasakan kemarahanku. Ha... ".
"Maaf mas. Berapa ya harga barang ini ?. Mas jambul" tanya orang yang mau beli botol pas onderdil yang di sampin sopa merah di antara serakan barang2 lainya.
"Diam kau !. E kau yang di belakang. Selesaikan segera" Cakalank sang ketua geng Strikah.

Ok, selesi ?. Da... !

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More