Selasa, 02 Februari 2010

Rahasia karin

Pagi hari ini. Burung2 berterbangan dan sebagian lagi berkicau di pepohonan. Mobil2 berlalu lalang di atas jalanan kota. Seiring dengan naiknya sang surya, udara pun menjadi hangat.
Di sudut kota. Di jalan raya sarwajala. Di rumah keluarga Darman. Para anggota keluarga semuanya pada suda sibuk dengan urusannya masing2.
Sementara itu di kamar Karin anak perempuan tertua keluarga tersebut. Karin sehabis mandi sibuk mencari2 seragamnya yang entah di mana.
"Mami...! Seragam sekolahku mana ?".
Mendengar teriakan Karin. Teman sekelasnya Karin yang ada di ruang tamu. Langsung menyahut.
"Hai rin !. Mamimu baru ke pasar dan seragam mu di sini ni ".
Mendengar teriakan dari luar. Karin ingat, kemarin seragamnya habis di cuci. Dan saat itu masih di ruang tamu.
Tampa banyak pikir. Karin langsung keluar kamar dan menuju ke ruang tamu. Sesampainya, Karin langsung menyambar seragam itu yang ada di meja tamu.
Lima detik berlalu. Dari samping ruangan. Serly adiknya Karin, usianya baru 5 th. Berteriak !.
"Kak Karin... !. Nggak pakai baju".
Karin sadar, ia pun melihat dirinya sendiri. Ternyata dia nggak pakai baju. Spontan Karin melihat ke depan. Dan !.
Wa... !. Karin berteriak. Yang ada di hadapannya ternyata Doni bukan Nisa. Yang di kiranya waktu di kamar.
Mata Doni terkejet2 melihat tubuh Karin yang seksi dan semolohai itu. Ini pertama kalinya Doni melihat temannya selucu itu.
Sedetik berlalu. Karin langsung kabur dari hadapan Doni. Dari dalam kamar Karin, Karin berteriak.
"Awas, kau !".
Lima menit kemudian. Karin keluar dari kamarnya. Dengan seragam putih abuabu, sebuah tas di punggung dan sebilah pedang samurai. Karin mendatangi Doni.
"Kenapa kau di sini !" tanya Karin sambil mengalung samurai itu di leher Doni.
"Ke... Ke kemarin itu kau menyuru a aku ke rumahmu dulu" jawab Doni gagap. "Aku akan tuvp mulut".
Karin mengerti.
"Kalau hal ini sampai tersebar. Ku bunuh kau !" ancam Karin.
"Maaf... ".
"Sekarang ikut aku".
Karin kemudian menarik pemuda berkaca mata itu keluar.
"rin , apa ancaman itu berlaku juga buat yang baca cerita ini ?".
"Tentu, terutama para cowok".
"Ha... sukur lah".
Keduanya lalu keluar. Samurai masih di tangan Karin. Entah apa yang akan di lakukan setelah ini.

"Tamat...!" teriak Serly.

"Diam !. hus berisik !".

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More