Rabu, 03 Februari 2010

Bis Akerat



Jam wekker berbunyi. Doni bangun dari tempat tidurnya. Dengan mata masih menggantuk. Doni lalu melihat jam wekkernya itu. Jam tujuh kurang lima belas menit di lihatnya. Mata Doni langsung terbelalak, ia terlambat.
Sadar ia terlambat. Doni langsung memakai seragamnya tampa mandi terlebih dahulu. Selesai pakai baju. Doni langsung berlari keluar.

Ojek datang. Tampa banyak pikir Doni kemudian naik ojek tersebut dan langsung meluncur ke sekolah.
Jam tujuh pas, ia sampai di sekolah. Doni sedikit lega karna pintu pagar sekolah belum terkunci.

Doni lalu berlari menujuh ke kelasnya. Sampai di kelas, ia lalu menuju tempat duduk. Rilek dan Doni pun langsung tidur !.

Bel berbunyi tertanda waktu pulang sekolah. Tampa di komandoi, semua siswa pada keluar dari kelasnya masing2. Doni juga ikut keluar. Doni merasa hari ini terlalu cepat, ia tak bisa menjelaskannya. Tapi Doni merasa memang hari ini terlalu cepat ?.
Di luar sekolah terlihat ada bis barhenti di depan pintu pagar. Melihat ada bis berhenti. Doni langsung berlari ke bis tersebut dan Doni pun naik.
Saat naik, Doni tak merasa kenapa apa ada bis di sini. Padahal di sekolah ini tidak perna ada bis yang lewat di depan sekolah, apa lagi berhenti ?.
Di dalam bis yang berjalan. Doni duduk di tengah. Lalu seorang kondektur cantik dan seksi seperti seorang model menghampiri Doni.
"Maaf, tikenya dan tujuan anda kemana ?" tanya kondektur yang seksi itu.
"Jalan pakis sido rejo sebelah utara jalan. Ini" Doni memberikan tiketnya, sebuah kertas berwarna hijau bertuliskan masih hidup.
"Maaf, bis ini tidak lewat daerah situ" kata kondektur penu sopan.
Sambil tersenyum. "Lalu bis ini akan berhenti di mana ?".
"Di Akerat" jawab kondektur itu singkat.
"Hari gini masih bisa bercanda, nggak lucu mbak ?" Doni nggak percaya.
"Lihatlah mereka !".
Mendengar ucapan kondektur itu. Doni lalu melihat kebelakan. Kaget bercampur terkejut, ternyata penumpangnya. setan !.
Doni berteriak ketakutan, ia langsung memalingkan mukanya kedepan. Dan di dapati penumpang di depannya ternyata. Iblis !.
Wa..... !

Praa... k!. Kepala doni tiba2 sakit.
"Ini bukan tempat untuk tidur, ini tempatnya untuk belajar. Tau !" sentak pak guru Wilaman pada Doni.
Doni mengelus2 kepalanya yang terkena pukul. Dan pak guru lalu menyuru Doni berdiri di depan.
"Rasain luh, pagi2 gini tidur " ledek Karin salah seorang teman Doni.
Doni tak peduli akan hukuman ini. Yang di pikirkan saat ini adalah mimpinya barusan.

Akan ada apa ya..., di hidupnya.

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More