Jumat, 04 Februari 2011

Black coat


Di rumah, ia sendirian. Di dapur. Tak ada yg menemani. Arini kebingungan, harus pakai apa untuk memotong ikan di depannya itu. Pisau yg biasa di gunakannya tlah raib dari rumah ini !.
"Waduh... gawat !. Ikannya suda mulai berontak. Mana2 pemukulnya. Kalau tak di hentikan sekarang. Bisa2 rumah ini rusak oleh ulahnya ?".
"Tak usah membual !" tiba2 berkumandang seorang menjawab. "Ikan itu suda mati !. Tak perlu di hayalkan segala ?".
"So.. sorry... biar tak kesepian di rumah sendiri ?" jawab Arini spotan.
Sesaat suasana jadi hening. Bakan suara bom atom yg meledak di Hiroshima dan Nagasaki pun tak terdengar sama sekalih.
"Tad... tad... tadi itu !. Siapa yg ngomong" Arini tergagap dan tubuhnya agak dingin.
Dari samping pintu dapur. Muncullah seorang berbaju serbah hitam. Dengan tulisan - Jorok - di dadanya.
"Tak usah membual. Di rumah ini kau itu tak sendiri !" orang itu bisa bicara.
"Anda ini siapa ?" Arini semakin menggigil.
"Aku kenal kau !. Orang bisa panggil aku. Apa kau tau aku ?".
Arini menggelengkan kepalanya. Bibirnya yg sexi merona itu berkomat kamit kedinginan.
"Aku Black coat !".
"Black coat... ! wha tolong " Arini teriak sekencangnya.
"E... diam " teriaknya. "Emang kau tau siapa aku ?".
"Enggak !".
"Kenapa teriak ".
"Biar seru aja ?".
"Amatir !. Ini " orang itu menyerakan sebuah pisau made in Empu Gandring pada Arini. "Cepat masaknya. Aku tunggu ".
"Iya !".
Pisau pun kemudian di tancapkan di atas perut ikan tersebut. Ikan itu di sayat2 nya hingga terpotong2 jadi beberapa bagian.
"Orang tadi itu siapa ya ?" Arini nyadar ia kan cuma sendirian di rumah ini.

Wah... setan ???

ending.
Arini kedinginan dan dia minta ada yang memeluknya dan membukakan bajunya sekalian ace di dapurnya di matikan. TOLOng ya

e ada yg kental di lantai ?x

0 komentar:

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More