This is default featured post 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured post 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Sabtu, 08 Oktober 2011

jilbap Vita

   Di ujung jalan. Vita sedang asyik memandang sebuah poster konser musik, rock n girl. Vita yg suda memutuskan memakai jilbap seminggu lalu. Merasa bimbang. Dia ingin ikut tampil di konser, tapi. Bolehkah seorang gadis berjilbap memasuki tempat konser dan ikut berjingkrak2 menghayati lagunya.

"Apa boleh seperti itu ya " gumamnya.
"sudalah ".
   Vita kemudian berlalu begitu saja dari tempat tersebut.
                                 @
   Sma penen jaya. Pagi ini suasananya masih tetap asri dan tak beruba seperti kemarin. Tak terasa seminggu tlah berlalu. Para siswa suda kembali masuk. Setelah libur semester.

"Akirnya kembali lagi ke tempat ini " Vita menghela nafasnya.
"Halo cewek, siswa baru ya ?" sapa Ziko dengan nada gombal.
    Vita pun memandang Ziko dan balik tersenyum.
Setelah itu Vita pun berlalu begitu saja dengan ucapan salam.
Untuk sesaat Ziko tertegun. "itu Vitakan ?" Ziko terpesona.

"He... " Rivan datang dan lalu merangkul pundak Ziko.
"Itu ?" Ziko menunjuk ke Vita yg sedang berjalan dengan jilbap cantiknya.
"Oh tante !. Emang kenapa ?".
"Ada yg aneh ! ".
"Apanya ?".
  Ziko lalu berpaling dan memandang muka Rivan.
"Suda la ?" setela berkata seperti itu Ziko pun ngeluyur begitu saja.
"Aneh ?, apanya... We tunggu " Rivan memanggil. Ia pun lalu membuntuti Ziko.

   Bel berdentang. Pelajaran pertama berjalan seperti biasa. Cuma ada sedikit ribut2 dan itu mengenai perubahan penampilan baru Vita. Dan kebiasaan Vita lainnya.

  Waktu istirahat tiba. Biasanya jam segini waktunya Vita nyamil di kantin. Tapi ini, May tak menemukan Vita.

"Adu... Vita kemana ya. Tumben nggak kelihatan batang hidungnya. Apa lagi masuk angin ni orang ?" ujar May.

"Mungkin Paling2. Dia lagi berjemur di atas genteng, seperti biasa ?" lanjutnya.
 May pun akirnya pergi juga dari kantin.

   Di perpus. Vita sedang asyik membaca. Untuk sesaat, ia pun teringat tentang poster konser musik kemarin.
"Ini bukan waktunya " Vita keburu menepis apa yg di ingatnya barusan.
"Vit, ada apa ?" Yuniq datang dan menyapa.
"Biasa. Godaan sedikit !".
"Sabar !. pasti kau bisa ".
"Yun !". Dari pintu perpus Mitha tiba2 muncul dan berteriak.
"Sssst... " bu Ellie si penjaga perpus memberi kode untuk jangan berisik.
  Mendengar teriakan itu. Yuniq langsung terburu2 menghampiri Mitha.

   Halaman belakang sma panen jaya. May melihat sekeliling. Ia pun mendongak ke atas genting. Dan Vita tak nampak di situ.
"Ngak ada !. Kemana si itu kelinci bonbin " May menggaruk2 kepalanya.
Hp di saku pun di buka dan di pencetnya.
"Vita kau di mana ? " sloronya .
"Di perpus !".
Dan tit... Sambungan terputus.
"Ya !" May melihat hpnya. "Hi... Baterai habis lagi !" May pun menutup hpnya.
"Vita im comming !" May pun memburu Vita ke perpus.

  Di lorong ke perpus May bertabrakan dengan Gerin yg tiba2 muncul.
"Sorry... Sorry " katanya seraya menganguk2an tangan dan kepalanya.

"Sorry sorry. Kalau jalan pakai mata... ".
"Maaf bukan itu maksutku !".
"Ha... minggir nganggu aja " May pun melanjutkan larinya ke perpus.

  Di depan perpus May berhenti.
"Itu tadi siapa ya sepertinya bukan siswa dari sini ?" May menunjuk2. "A sudalah.. " May pun masuk.
"Vita " panggilnya.
"Sttt... Jangan berisik, diam. Vita suda keluar " kata bu Ellie.
"Kemana ya bu ".
"itu bukan urusan ku. Kalau tak mau baca. Sebaiknya kau pergi !".
"I iya bu, maaf !".
May pun meninggalkan perpus.

Di dalam kelas. Vita berada saat ini. Ia terduduk di meja guru. Pikirannya melayang tentang konser tersebut. Di meja itu. Gerin datang dan menghampiri Vita.

"Permisi !".
Vita terkaget.
"Wa alaikum salam " repleknya.
"Maaf !. Anda Vitakan ?".
"Iya. Ada apa ?".
"Ada kiriman untuk mu " Gerin memberikan sebongkan batu berwarna hijau mirip batu akik pada Vita.
 Vita pun menerimanya. Bersamaan dengan itu. Gerin tiba2 lenyap seperti hantu di depannya.
"Astagfirullah ! " Vita terkejut, ia pun keluar dari kelas, ia terjatu dan pingsan di depan pintu.

Di kamar ruang kesehatan siswa. Vita terbaring dan masih pingsan. Sedetik kemudian Vita pun siuman.
"Vit kau kenapa ?" May cemas.
"Tadi... Tadi ?".
"Tadi, tadi apa ?".
Vita terdiam, ia tak bisa melanjutkan ceritanya.
"Tadi apa ?".
"Tidak ?, tidak ada apa2 ".
"Vit, sejak kapan kau pakai jilbap dan kenapa kau tak bilang2 aku ".
Vita pun bangun. "Apa perlu itu di bahas ".
May lalu meletakan tangan nya di jidat Vita. "Tak panas. Apa kau lagi kesambet " tudingnya.
Vita hanya tersenyum.
"Sejak kapan kau pakai jilbap ?" tanyanya lagi.
Vita kembali tersenyum.
"Hi... gila kau ya ".

Bel pun berdentang.
"Sudalah. Ayo suda ada panggilan tu ".
May berdiri. Vita masih terbengong, ia ingat kejadiannya. Dan batu itu.
Vita mengerayangi tubuhnya. Batu itu tak di temukan.
Vita pun berdiri dan ia lalu kembali ke kelasnya.


Pulang sekolah. Tak seperti bisanya, ia pakai mobil. Hari ini Vita pulang naik angkot.
Di perjalanan Vita turun di depan gedung kesenian kota. Di gedung ini rencananya besok malam konser rock n girl akan di adakan.
"Seperti apa si tempatnya " Vita ingin tau.
Ia pun memberanikan diri masuk ke dalam. Pintu di bukanya. Suasananya masih gelap.
"Lampu satu. Sekarang nyalakan ".
sebuah suara terdengar. Dan lampu di panggung pun menyala.
"Sekarang nyalakan yg satunya lagi ".
Lampu berwarna warni pun menyala. Dan
"Awas... " sebuah teriakan berkumandang keras.
Sebuah kabel beraliran listrik jatu menimpa Vita yg berdiri di dekat panggung. Vita tersengat listrik. Tubuh Vita seketika hangus.

Beberapa menit kemudian. Vita di bawah ambulan ke rumah sakit. Di dalam ambulan itu. Tubuh Vita tiba2 bercahaya hijau.
Di trotoar jalan yg di lalui ambulan tersebut. Gerin berdiri menyaksikan ambulan itu lewat.
"Bagus sesuai rencana !".
"Gerin. Waktu mu hanya tinggal satu menit lagi " sebuah suaran terdengar.
"Ok rencana suda beres saatnya pulang ".
Gerin menyalakan jam di tangannya. Gerin pun menghilang.
"Jilbap wonder selamat datang !".


End

Fosibel hole

   Mata masih mengantuk di saat Dikta sedang mengetuk2 pintu kamar Gerin. Gerin seorang pemuda yg agak krempeng itu pun tergopo2 membuka pintu.

"Mas suda siang itu ?".
"Oh iya " Gerin mendongak dan berpaling ke jendela dengan mata agak rapat.
"Mas di tungguin Sadi itu di luar !".
Sambil menguap. "Iya bentar ?" ucapnya malas.
Agak sedikit cemberut Dikta pun meninggalkan abangnya itu.

30 menit.
Gerin keluar dari kamarnya. Ia pun ingat, Sadi sedang nungguin. Gerin buru2 keluar.
"Mana dia ?".
"Suda pergi. Kelamaan nunggu !" suara Dikta mengema dari dapur.
"Ya uda ?" Gerin mengaruk kepalanya.
"Dik... Abang brangkat dulu ya ".
"Sana pergi !" jawabnya dengan lantang.
Sepeda ontel di keluarkannya dari dalam rumah. Gerin pun mengayunya ke tempat kerja.

Di jalan. Sebuah kecelakaan terjadi. Polisi dan warga setempat mengerubungi Tkp. Gerin yg kebetulan lewat ikut berhenti menyaksikan.
"Apa yg terjadi pak ?" tanya Gerin pada seorang pak tua.
"Anu sebuah mobil tiba2 menabrak kereta !" katanya
"Mobil di tabrak kereta ?".
"Bukan !. Anu keretanya itu berjalan seperti biasa. Lah tiba2 mobilnya itu muncul dan langsung nyelonong begitu. Pada hal suda di triakin banyak orang. Suru berhenti. Mobilnya tetep jalan sendiri ".
"Oh gitu ya pak ?. Trima kasih, permisi ".
"Pareng !".
Gerin melanjutkan jalannya.


Di perempatan lampu merah.
"Koran... Koran2. Seorang bayi perempuan di temukan tergantung di atas menara sutet dalam keadaan hidup !" suara seorang remaja penjual koran.

Gerin heran. Lampu pun beruba jadi hijau. Mobil2 mulai kembali berjalan. Gerin kembali mengayu lagi sepedanya. Di depan sebuah toserba. Gerin berhenti.
"Gerin cepat kesini !" sebuah suara bekumandang di telinga.

Gerin lalu menuntun sepedanya memasuki pintu samping toserba.
Di depan loker pegawai. Gerin kemudian membuka lokernya. Dan Gerin pun menghilang.

Laboratorium Stone G. Sebuah laboratorium yg berada di dunia antah brantah.
"Akirnya kau datang juga. Kemana aja si 3 hari ini " crocos Siva.
Gerin cuek aja. "Sad ada info apa ".
"Serangkaian fosibel hole tlah terbuka. Baru2 ini aja sebuah mobil dan seorang anak berpinda dari tempatnya semula. Lubang ini harus segera di tutup !".
"Caranya !".
Sadi diam, ia nggak tau. Gerin lalu menoleh ke teman2nya yg lain di situ. Semuanya bergeleng tak tau !.
"Ada ponegramer dari Dikta !" ujar Siva.
"Gunakan batu Alius dan gunakan juga mesin waktu Holegr untuk sampai di titik pusat infosibel hole. Dan frekuensi harus di ruba dengan mengunakan frekuensi giga !" ujar Dikta langsung.
"Bagai mana kau bisa tau ?" sambut Gerin.
"Itu tak penting. Harus ada orang yg bisa melakukannya. Orang yg berkemampuan !" tit ponegramer terputus.
Gerin pun berpikir kira2 siapa yg akan dapatkan tugas ini. Mengunakan mesin waktu Holegr sangatlah berbahaya. Dan
"Batu Alius itu, batu apa ?".
Sadi mengelengkan kepalanya.
"Siva hubungi Dikta balik " printa Gerin.
"Siap !. Apa perlu menghubungi Propesor Janoko dan memberitau masala ini juga ".
"Oke ".


"Dikta apa itu batu Alius " tanyanya.
"Tanyakan itu pada pada Propesor Janoko. Dia tau tentang batu Alius ".
"Bagai mana kau bisa tau tentang batu Alius itu ?" ulangnya.
"Nanti saja dan jangan hubungi aku. Nanggung lagi masak ?".
Hubungan suara pun terputus.
Dalam hitungan menit. Propesor Janoko pun datang. Dari pemberitauan Siva. Propesor Janoko tau semua tentang kejadian hari ini.

"Senang bertemu propesor lagi !" basa basinya.
Propesor Janoko tak merespon.
"Propesor masala ini harus segera di atasi. Sebelum semakin meresakan masarakat !" ujar Sadi.
"Aku tau tapi tampa batu Alius. Fosibel hole itu tak akan bisa di hentikan ".
"Prop !, apa itu batu Alius dan di mana kita bisa mendapatkan batu Alius itu !" tamba Gerin.
"Itu adalah batu yg di temukan oleh orang yg membuat awal mesim waktu Holegr. Batu itu adalah energi utama mesin tersebut ".
"Apa kita bisa mengunakan batu di mesin itu Prop !" tanya Sadi.
"Kalau batu itu di gunakan. Mesinnya tak akan berpungsi. Kita harus gunakan batu Alius yg lain !".
"Gimana kita bisa dapatkan batu itu ".
Propesor Janoko berpikir sejenak. "O iya. Aku akan menghubungi temanku. Mungkin dia bisa membantu mendapatkan batu Alius. Dia itu adalah kepala sekolah Sma panen jaya. Gerin ikut aku !".
"Siap !".
Propesor janoko dan Gerin pun menghilang.

Sma panen jaya.
Di kantor kepala sekolah. Propesor Janoko dan Gerin pun tiba di tempat.
"Apa kabar sobat " ucapnya sambil memakai kacamata hitamnya. "Akirnya kau datang juga. Ini mengenai batu Alius itu kan !" sambut Kepsek Panen jayanto.

"Rupanya kau suda mengerti apa maksut kami " Propesor tersenyum.
"Salah seorang siswa ku memiliki batu Alius itu. Tunggulah sebentar aku akan panggilkan dia !".

Kepsek lalu mengangkat telpon di mejanya.
"Otpic kau ke kantor sekarang dan bawah batu Alius juga ".
Telpon kembali di letakan di tempat semula.
Semenit pun berlalu. Otpic datang ke kantor.
"Iya. Ini pak batu Aliusnya " Otpic pun menyerakan batu Alius yg berbentuk seperti berlian putih dan bercahaya tengannya.
"Trima kasih teman. Permisi ".
Propesor Janoko dan Gerin pun kemudian menghilang.
"Pak kepsek. Apa mereka tau cara mengunakan batu itu dan untuk apa ?".
Kepala sekolah hanya tertawa membayangkan. Otpic manyun.

Di Laboratorium Stone G. Propesor dengan di bantu anggota yg lain. Mempersiapkan proyek penghentian fosibel hole tersebut. Mesin waktu Holegr pun di siapkan.
Persiapan selesai.
Sesaat kemudian propesor ingat. Ia tak tau bagai mana mengunakan batu itu. Dan siapa yg akan menjalankan tugas ini.

Gerin. Sadi. Siva. Dikta atau anggota yg lain.
Ataukan salah seorang murid Sma panen jaya yg sebagaiannya memiliki kemampuan...

End

May elizabetd victoria caroline zhandradica

  Sebuah rumah mega mirip istana di jalan Aspal raya. Pagi itu May anak pertama dari keluarga tersebut. Sedang lakukan beres2 di kamar mewahnya. Buku2 pelajaran hari ini di masukan ke tas ranselnya. Sebuah gaun cantik nan indah dan mewah juga masuk ke dalam. Dan beberapa barang lainnya juga masuk.
"Semua beres. Tinggal lets go aja, ye... " May mengankat ke atas 2 tanganya dan lalu menurunkan kembali.


  May elizabetd victoria caroline zhandradica adalah nama lengkapnya. Di halaman depan rumah. Seperti biasa. Sepeda kesayangannya suda nongol dan siap di gunakan berangkat sekolah. Sepeda tersebut tlah menemaninya sejak, ia pertama masuk Sma.

"Trima kasih pak Ben ".
"Selamat berjuang non !" sambut salah seorang petugas keamanan rumah.
"Merdeka pak Ben... " sahutnya.
Sepeda kesayangan itu pun di kayuhnya keluar halaman rumah. Di jalan May mengayuhnya dengan santai.

  Kios buah Fruit food di pinggir jalan. May berhenti sejenak di kios itu.
"Lamlekom mbak, mbak Via jeroknya sekilo !".
"Iya walaikum salam " sang pemilik kios yg baru muncul, langsung membungkuskan jerok yg di tunjuk May.
"Ini mbak uangnya. Dengan yg kemarin juga !".
"Iya trima kasih ya ".
"Lamlekom ".
"Nak May hati2 ya di jalan !".
"Iya ".
May suda jadi langganan di kios itu sejak ia klas satu sma. Sepeda May kembali di kayuhnya.

Sekitar 20 menit.
Sepeda May telah memasuki gerbang sekolah. Sepedanya kemudian di taronya di tempat parkir mobil seperti biasa. Turun dari sepeda May langsung ke kantin. Menemui seseorang.
"Bik Ani. Ini untuk bibik " May menyerakan jerok tersebut. "Maaf ya bik tak sempat menjenguk Deon !".
"Tak apa. Doanya saja suda cukup bagi bibik. Trima kasih ya jeruknya ".
"Oya, Vita uda kesini belom bik ?" tanya May.
"Kayaknya belum. Ada perlu apa ya kalau bibik boleh tau ?".
"Ada deh. Trima kasih ya bik !"
May pun meninggalkan kantin.
May lalu berlari ke perpus. Sapa tau Vita ada di situ. Pikir May. Di pintu perpus May berhenti. Ia pun lalu masuk.
"Permisi bu ".
Bu Ellie mengangguk dengan mata yg tajam.
Sejak kecelakaan di tempat konser waktu itu. Vita yg suda kembali masuk 3 hari lalu. Sekarang lebih suka ke perpus dari pada ketempat2 biasanya. Dan benar juga. Vita memang lagi di perpus.



"Hay Vit ".
"Lamlekom !" sahut Vita.
"Iya, Assalam muallaikum. Puas ?".
"Wa allaiku salam. Itu baru wanita muslima !" Vita tersenyum.
May agak cemberut. Ia pun kemudian mengambil napas.
"Ada apa kau mencariku ?" tebaknya.
"Emang kapan ?" Kila May.
"Itu tadi kau tanya sama bik Ani ".
Mata May menciring. "Bagai mana kau tau. Kaukan di sini ?".
"Itu tak penting. Emang ada perlu apa ?".
Tampa basa basi lagi. May pun membuka ranselnya. Sebuah gaun cantik di ambilnya.
"Ini baru di beliin mami kemarin. Aku tak suka. Ini untukmu !".
Vita terdiam. Itu adalah gaun yang sangat indah. Berajut dengan benang emas dan perak. Berbordir cantik, mempesona. Dan bertatakan berlian syafir 5 warna.
"Berapa harganya " tukas Vita.
"Entahlah mungkin sekitar semilyar !" ucapnya kira2.
Vita terbengong sesaat. Vita lalu menoleh ke belakang. Sepertinya ia sedang memikirkan sesuatu.
"May, sebentar ya " Vita langsung keluar perpus.
Setela Vita lari. May pun langsung menyusul. Di luar perpus.
"Cepat sekali. Kemana perginya itu Vita ?" May menole ke kanan kiri mencari sesosok Vita yg suda menghilang entah kemana.
"Hop... " ucap Ziko.
"Lagi cari tante ya " sahut Rivan yg ada di belakang Ziko.
May tak merhatikan. Ia masih terus melihat kanan kiri.
"May lagi ngapain kau ?" tambah Ziko.
"Tau kemana perginya Vita nggak ?".
"Itu tadi, ia lari kesana ?" sahut Rivan.
"Kapan lewatnya ?" tukas Ziko.
"Tadi barusan ?" kilanya.
Ziko ikut clingak clinguk mencari sesosok Vita.
"Ya suda lah ".
   Bersamaan itu, bel masuk pun berbunyi. May lalu kembali masuk ke dalam. Gaun yg rencananya akan di berikan ke Vita di rapikannya kemudian di masukan kembali ke dalam ransel.

    Di kelasnya. Pelajaran berjalan seperti biasa. Di bankunya May. May kepikiran kemana ya perginya Vita. Kenapa terburu2.
"Hay lesbih, lagi mikir apa ?" ceplos Riana teman sebangku May.
   Tampa kata2. May menggeram dan lansung nginjak kakinya Riana. Riana kesakitan tapi, ia tak berani berteriak. Ini hari pak Jiman yg mengajar, ia adalah guru yg galak dan suka memberi hukuman. Bila ada murit yg berisik, atau tidak memperhatikan pelajaran di saat dia yg mengajar.

"Aw sakit tau !. Dasar preman gadungan ?" bisiknya.
"Rasain ".
"Pastinya lagi mikirin Vita lagi ".
"Apa urusan mu ".
"kemana2 kau selalu nempel Vita. Ada apa si kau dengannya ?".
May pun mengingat kembali kenangannya saat pertama bertemu Vita.

   Waktu itu awal saat penerimaan siswa baru. Di jalan May datang dengan sepedanya. Saat akan menyebrang. Tiba2 Sebuah motor mengarah ke dirinya. Di situ Vita datang dan menarik sepedanya May ke belakang. May pun selamat dari di hajar motor tersebut. Tak sampai di situ motor yg tadi akan menabrak May. Membuat truk yg ada di kiri jalan membanting setir dan mengarah ke May. Vita sekali lagi mendorong sepeda May sehingga May pun luput dari tabrak ke 2xnya. Tak sampai di situ. May yg suda bisa menguasai diri dan suda turun dari sepedanya itu. Sekali lagi sebuah mobil tiba2 nyelonong ke arah May berdiri. Vita dengan tampa abah2 langsung mendorong May. Vita pun tertabrak mobil tersebut. Vita langsung di larikan ke rumah sakit. Beruntung Vita tidak tewas.

  Sejak saat itu kemana pun Vita bersekolah May akan ikut.

                                              End

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More